Pembibitan

A.     PENDAHULUAN

I.    Tahapan Pembibitan
  • Pre Nursery (pembibitan awal) selama 3 bulan pertama dengan polibag  kecil
  • Main Nursery (pembibitan utama) bibit dipindahkan ke dalam polibag besar, dipelihara selama 9 – 12 bulan sampai siap untuk
Umur bibit yang dapat ditanam di areal pertanaman :

No
Uraian
Usia/bln
Keterangan
1
Paling Muda
8
-
2
Ideal
12
-
3
Paling Tua
24
Untuk daerah yang rawan hama gajah, babi, tikus dan  Landak

II. Lokasi Pembibitan
Pemilihan Lokasi pembibitan harus mempertimbangkan :
  • Tanah/arealnya rata/datar. Jika areal datar tidak diperoleh dapat juga digunakan areal bergelombang atau berbukit namun perlu dibuat teras-teras yang disesuaikan dengan kemiringannya asal saja jaringan penyiramannya mampu mencapai tempat tertinggi atau terjauh.
  • Dekat dengan sumber air dan airnya tersedia sepanjang tahun. Bibit perlu disiram 2 kali sehari jika tidak turun hujan yaitu dari pagi sampai pukul 11.00 wib siang dan sore mulai pukul 16.00 wib. Bibit memerlukan banyak air yaitu 0,25 – 2 liter tergantung dari umur dan kondisi bibit. Air harus bersih dan tidak beracun.
  • Dekat dengan areal yang akan ditanami jika mungkin ditengah lokasi untuk mengurangi biaya angkutan bibit.
  • Drainasenya baik/arealnya tidak tergenang
  • Aman dari gangguan hama berupa binatang besar maupun serangga, dekat dari pengawasan dan mudah dikunjungi
  • Dekat dari sumber tanah untuk pengisi kantong plastik (top soil) karena tiap kantong besar membutuhkan 20-25 kg tanah
III. Kebutuhan dan Pengadaan Bibit
·         Kebutuhan bibit/kecambah sebanyak 140% dari jumlah yang akan ditanam.
·         Perhitungannya adalah :

No
Uraian
% Tase
1
Seleksi kecambah                  
2,5%
2
Seleksi di pembibitan awal      
10%
3
Seleksi di pembibitan utama   
15%
4
Cadangan penyisipan 
5%

Kebutuhan Kecambah
  • Kebutuhan kecambah   = 100/97,5 x 100/90 x 100/85 x 100/95 = 1,40 x jumlah pohon/ha
  • Kerapatan 130 ph/ha (9,4 m) diperlukan kecambah 180/ha
  • Kerapatan 143 ph/ha (9,0 m) diperlukan kecambah 200/ha
  • Sistem tanam segitiga sama sisi
  • Kecambah dibeli 12 bulan sebelum rencana penanaman. Bila rencana penanaman dalam jumlah banyak, pemesanan sebaiknya bertahap sesuai dengan fasilitas dan tenaga yang ada.
  • Untuk tempat yang agak jauh dari sumber benih, pengangkutan agar diusahakan dengan cargo (angkutan) udara
  • Benih yang sudah diterima agar ditempatkan di tempat yang teduh kemudian segera ditanam karena paling lama hanya dapat bertahan 3-5 hari dari tempat penghasil benih
  • Standard kebutuhan per ha pembibitan tenaga kerja    : 5 – 6 hk per hari
  • Kebutuhan benih dan luas pembibitan :
Luas areal yang akan Ditanami (ha)
Kebutuhan Benih
Luas Pembibitan awal (ha)
Bibit ke Pembibitan utama
Luas Pembibitan utama (ha)
Bibit Yang Akan Ditanam ke Lapangan
500
90.000
0.2
81.000
6
68.850
1000
180.000
0.4
162.000
12
137.700
1500
270.000
0.5
243.000
17
206.650
2000
360.000
0.7
324.000
23
275.400
2500
450.000
0.9
405.000
29
344.250
3000
540.000
1.0
486.000
35
413.100
         Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
  Keterangan :
  • Perhitungan tersebut menggunakan standar seleksi di pembibitan awal 10% dan pembibitan utama 15%
  • Untuk areal seluas 1 ha dapat digunakan untuk pembibitan awal sebanyak 500.000 polibag dan pembibitan utama ± 14.000 polibag
IV. Penyiraman Bibit
Sistem penyiraman yang harus digunakan perlu dipertimbangkan :
  • Berapa luas pembibitan yang akan dibangun dan berapa lama atau berapa tahun akan digunakan. Jika penggunaannya cukup lama atau akan digunakan lebih dari 5 tahun mungkin pemakaian sprinkler akan lebih menguntungkan karena akan memperkecil biaya penyusutan dari instalasinya. Demikian pula dengan luasnya, luas hendaknya sesuai dengan kapasitas pompa yang akan digunakan.
  • Bagaimana dengan keadaan areal pembibitan tersebut apakah rata atau bergelombang. Rata dengan sprinkler lebih baik, bergelombang dengan semi mekanis akan lebih murah dimana dapat memanfaatkan tenaga gravitasi. Cara ini dilakukan dengan membangun bak penampung ditempat yang tertinggi dan baru dialirkan ke tempat yang lebih rendah
  • Berapa jauh sumber air (sungai atau kolam air) dari pembibitan. Jika cukup dekat penggunaan sprinkler mungkin cukup baik. Jika terlalu jauh maka perlu pertimbangan lain apakah pompa yang digunakan mampu.
  • Bagaimana dengan persediaan tenaga yang ada. Penggunaan sprinkler memerlukan tenaga kerja yang lebih sedikit 4.000 bibit/hk sedangkan secara manual 2.500 bibit/hk
  • Berapakah debit air yang ada terutama pada musim kemarau. Untuk 1 ha dibutuhkan lebih dari 77 m3/hari (bibit saja 2,5 liter/hari, sisanya untuk peresapan dan pengaliran di permukaan)
B.     TAHAPAN PEMBIBITAN
I.       Pre Nursery
(pembibitan awal) selama 3 bulan pertama dengan polibag  kecil

            1.    Persiapan Areal
a.        Areal yang sudah di buka (LC) dibersihkan dan diratakan
b.     Kebutuhan bahan/tenaga : Manual 20 HK/Ha dan mekanis 6 JKT (Jam Kerja Traktor) per ha
c.         Kebutuhan areal 1 m2 untuk 70 bibit pada pembibitan awal

2.    Membuat Bedengan
a.        Ukuran bedengan : lebar bedengan 1,2 m ; jarak antar bedengan 0,8 m
b.        Jumlah bibit dalam satu bedengan : 840 bibit
c.         Kebutuhan tenaga untuk membuat bedengan : 1,5 HK/bed
d.        Tepi bedengan diberi batas dengan bambu atau papan
e.        Jumlah bahan digunakan : 4 bambu @ 6 m dan 5 papan/bed

3.    Menabur Pasir
a.        Bedengan ditaburi pasir secara merata sampai setebal 2 cm
b.        Jumlah kebutuhan pasir : 0,3 m3/bed
c.         Jumlah kebutuhan tenaga kerja : 0,2 HK/bed

4.    Meracun Serangga
a.        Dua hari sebelum digunakan bedengan disemprot dengan insektisida, contoh Sevin atau Thiodan
b.        Jumlah dan jenis bahan digunakan : Sevin 85 EC dosis : 5 cc/l air/bed
c.         Jumlah kebutuhan tenaga kerja : 1 HK/30 bed

5.    Naungan
Untuk naungan di perlukan perlakuan :
  • Pada tahap awal bibit harus diletakkan di bawah naungan, setelah dua daun keluar (1,5 bulan) naungan dapat dikurangi sebesar 50% dan setelah daun ketiga keluar (2,5 bulan) naungan harus sudah dihilangkan.
  • Luas naungan minimal sebesar bedengan dengan tinggi ± 2 m
  • Bentuk naungan : tiang dibuat dari bambu atau besi siku setinggi 2 m, dan jarak antar tiang 3 m. Atap dari pelepah kelapa sawit atau dari shadownet.
  • Jumlah bahan yang digunakan : 7 bambu/bed @ 6 m dan 10 pelepah/bed
  • Jumlah kebutuhan tenaga kerja membuat naungan : 1 HK/bed 
6.    Mengumpulkan Tanah/Media Tanam
  • Media tanam menggunakan top soil (kedalaman 20-30 cm) tanah mineral dengan tekstur lempung, kecuali di areal gambut dapat menggunakan tanah gambut
  • Tanah diayak dengan saringan kawat 2 cm agar bersih dari akar, rumputan, batuan dan sampah lainnya.
  • Hasil pengayakan ± 60% (dari 1m3 diperoleh ± 1.000 kg tanah)
  • Bila tanah terlalu padat/liat dicampur dengan pasir perbandingan 3:1
  • Media tanam harus dicampur dengan 50 kg pupuk RP per ± 2 m3 tanah (± 1.000 polybag kecil)
  • Jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk mengumpulkan tanah secara manual 1,5 m3/HK sedangkan secara mekanis 8 JKT/Ha
  • Jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk mengayak 3 m3/HK
7.    Ukuran Polybag
  • Ukuran polybag kecil 0,075 mm x 15 cm x 23 cm lay flat, warna hitam
  • Setelah diisi berukuran : diameter ± 10 cm dan tinggi ± 17,5 cm
  • Lubang polybag berjumlah 12-24 dengan diameter 0,5 cm
  • 1 kg Plb ± 200 lembar polybag kecil
8.   Mengisi Polybag
  • Empat minggu sebelum penanaman kecambah, polybag harus sudah diisi tanah dalam jumlah cukup
  • Guncang polybag pada saat pengisian untuk memadatkan tanah dan diisi sampai mencapai ketinggian 1 cm dari bibir polybag
  • Polybag disiram air setiap hari sampai tampak jenuh sebelum dilakukan penanaman dan diisi kembali dengan tanah bila diperlukan
  • Jumlah tanah adalah 1 kg per polybag
  • Jumlah kebutuhan tenaga kerja pengisian polybag 400 unit/HK
9.    Menyusun di Bedengan
  • Polybag harus disusun secara tegak dan rapat di bedengan.
  • Tiap 1 m2 dapat memuat 70 polibag atau 840 polybag/bedengan
  • Diusahakan air tidak akan menggenangi di bedengan dengan mengikis permukaan tanah yang tidak datar
  • Jumlah tenaga kerja untuk menyusun polybag adalah 1.000 unit/HK
BIBIT KECAMBAH UNGGUL PPKS



10. Seleksi Kecambah

a.    Kecambah normal : calon akar (radicula) dan calon batang (plumula) terlihat jelas, panjangnya 8-25 mm.
b.    Radicula berujung tumpul seperti bertudung, agak kasar
c.    Plumula ujungnya tajam seperti tombak
d.    Kriteria kecambah yang abnormal :
·         Calon akar/batang patah
·         Calon akar/batang tidak tumbuh
·         Calon akar/batang membengkok
·         Calon akar/batang tumbuh satu arah
·         Calon akar/batang busuk terserang cendawan
·         Calon akar/batang layu karena terlalu kering
e.    Jumlah kebutuhan untuk seleksi kecambah 5.000 kecambah/HK
f.     Pada saat diterima peti harus diletakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari
g.  Setiap kantong kecambah harus dibiarkan terbuka selama beberapa menit untuk pergantian udara

11. Menanam Kecambah
  • Siram tanah di polybag sampai jenuh sebelum kecambah ditanam
  • Kantong plastik kecambah dibuka dengan hati-hati dan letakkan kecambah di baki yang beralaskan goni basah yang telah direndam dalam larutan fungisida Thiram dengan konsentrasi 0,2%
  • Kecambah diseleksi dan dihitung (% seleksi)
  • Penanaman kecambah harus memperhatikan posisi radikula yang akan diposisikan arah ke bawah dan plumula yang akan diposisikan ke atas
  • Kecambah ditanam dengan kedalaman sekitar 2-3 cm di bawah permukaan tanah polybag (dilobang dengan ibu jari)
  • Polybag disiram sampai jenuh setelah kecambah ditanam
  • Diberi naungan sesuai iklim setempat
  • Sebaiknya penanaman dilakukan secara beregu.
  • Kecambah yang memiliki persilangan yang sama ditanam pada bedengan yang sama.
  • Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menanam kecambah 1.000 bbt/HK
12.  Penyiraman
  • Bibit disiram 2 x sehari
  • Jam penyiraman : 07.00 wib – selesai paling lambat jam 11.00 wib; sore hari jam 15.00 wib – selesai
  • Bila malam sebelumnya turun hujan (> 8 mm) dan tanah di polybag masih basah maka penyiraman hanya dilakukan sore hari saja.
  • Bila pagi harinya hujan turun (> 10 mm) maka tidak perlu penyiraman pagi dan sore.
  • Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 13.500 bbt/HK (16 bed/HK)
13. Pengendalian Gulma
  • Dilakukan 1 x tiap 2 minggu
  • Cara pelaksanaan adalah manual tidak boleh dengan herbisida
  • Pengendalian dengan mencabut rumput dan gulma lain di dalam polibag dan yang berada di antara polibag
  • Sekaligus melakukan konsolidasi dengan menambah tanah pada polibag apabila kekurangan.
  • Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 13.500 bibit/HK atau 16 bed/HK
14. Pemeliharaan Drainase
  • Mengalirkan air yang tergenang di areal pembibitan
  • Diperiksa agar air jangan tergenang di polybag
  • Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 6-8 ha/HK
  • Rotasi yang diperlukan 1 x /minggu
15. Pemupukan
  • Minggu genap (minggu ke 4, 6, 8, 10, 12) dengan pupuk majemuk (contohnya Rustika) 15.15.6.4 konsentrasi 0,2% (2gr/l air)
  • Minggu ganjil (minggu ke 5, 7, 9, 11) dengan urea 0,2%
  • Cara dilarutkan pupuk dalam gembor : 10 gr Urea atau 10 gr pupuk majemuk dalam 5 liter air untuk 500 bibit
  • Pemupukan dilakukan pagi hari setelah selesai penyiraman pertama/pagi
  • Jumlah kebutuhan tenaga kerja 8.400 bibit/HK atau 10 bed/HK
16. Konsolidasi Bibit
a.        Dilakukan 1 kali/minggu meliputi :
o    Menambah tanah yang kurang
o    Menegakkan polibag yang miring
o    Menukar bibit yang mati dengan bibit  pada bedengan terakhir
b.        Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 4.000 bibit/HK atau 5 bed/HK
;
17. Pengendalian Hama dan penyakit
  • Pengamatan hama ataupun penyakit dilakukan setiap hari
  • Pengendalian dilakukan dengan cara manual
  • Apabila gangguan hama/penyakit sudah pada tingkat yang lebih berat maka dilakukan dengan penyemprotan insektisida, fungisida dengan rotasi 1 kali/minggu
  • Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 8.400 bibit/HK atau 10 bed/HK
  • Pengamatan hama ataupun penyakit dilakukan setiap hari
18. Tata cara seleksi Bibit di pre-nursery
  • Angkat dan singkirkan semua bibit afkir dari bedengan sebelum dilakukan pemindahan bibit sehat ke polybag besar
  • Musnahkan semua bibit afkir
  • Catat dan laporkan bibit yang diafkir
  • Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 5.000 bibit/HK
19. Standar Pertumbuhan Bibit kelapa sawit

Tabel Standard Pertumbuhan Bibit

Umur (bulan)
Tinggi (cm)
Diameter (cm)
Banyak daun
4,5
6
7
8
9
10
11
12
26,0 + 1,3
39,9 + 1,1
52,2 + 1,4
64,3 + 0,6
88,3 + 2,5
101,9 + 5,1
114,1 + 3,9
126,9 + 7,0
1,30 + 0,02
1,84 + 0,02
2,70 + 0,12
3,56 + 0,04
4,50 + 0,15
5,96 + 0,33
5,84 + 0,14
6,02 + 0,24
5,0 + 0,2
8,6 + 0,2
10,8 + 0,3
11,0 + 0,0
13,3 + 0,3
15,8 + 0,1
15,6 + 0,3
15,8 + 0,4

Sumber data :Pusat Penelitian Perkebunan Marihat – Bandar Kuala (1992)

20. Beberapa ciri Fisik bibit yang di-afkir
  • Pucuk bengkok atau daun berputar : akibat penanaman kecambah yang terbalik atau faktor genetik
  • Daun lalang atau daun sempit (narrow grass leaf) : akibat faktor genetik
  • Daun kerdil dan sempit (stump/little leaf)
  • Daun menyempit dan tegak (acute/erect leaf)
  • Daun yang menggulung (rolled leaf) : akibat factor genetic
  • Daun berkerut/keriput (crinkle leaf) : akibat factor genetic
  • Daun melipat (collante) : akibat kekurangan air
  • Bibit kerdil (stunted) : akibat factor genetic
  • Chimaera : sebagian atau seluruh daun secara seragam berubah pucat atau bergaris kuning terang yang sangat kontras dengan warna hijau gelap dan jaringan yang normal
  • Bibit dengan serangan penyakit berat



II.                 Main Nursery (pembibitan utama)
Bibit dipindahkan ke dalam polibag besar, dipelihara selama 9 – 12 bulan sampai siap untuk dapat ditanam
Umur bibit yang dapat ditanam di areal pertanaman :

No
Uraian
Usia/bln
Keterangan
1
Paling Muda
8
-
2
Ideal
12
-
3
Paling Tua
24
Untuk daerah yang rawan hama gajah, babi, tikus dan  Landak

1.  Persiapan Areal
  • Areal Pembibitan dekat dengan sumber air atau sungai
  • Areal datar dengan penggunaan areal 1 ha untuk 14.000 bibit
  • Dibuat parit drainase mengikuti pipa sekunder dari jaringan pipa penyiraman
  • Ukuran parit lebar dasar 30 cm, lebar atas 70 cm, dalam 40 cm
  • Bila penyiraman dengan sprinkler hendaknya dibuat dulu desainnya dan penempatan pipa-pipanya
  • Bila diperlukan buat pagar keliling 150 m dengan kawat. Jarak antara tiang 3 m, tinggi pagar 1,5 m
  • Jumlah tenaga kerja untuk membuat pagar 100 m/HK
  • Transplanting ke main nursery dilakukan pada bibit berumur 3-4 bulan atau memiliki 4-5 helai daun
2. Memancang
  • Umur bibit 8-10 bulan : jarak pancang 70 x 70 x 70 cm (23.000 bibit/ha)
  • Umur bibit 10 bulan : jarak pancang 90 x 90 x 90 cm (14.000 bibit/ha)
  • Kebutuhan tenaga kerja memancang 1.000 pancang/HK
3.  Mengumpulkan Tanah
  • Metode sama dengan pembibitan Pre-Nursery
  • Tanah di polybag besar harus dilubangi dan selanjutnya dimasukkan 100 g pupuk RP ke lubang polybag besar sebelum bibit ditanam
4.  Ukuran Polybag
  • Ukuran polybag besar adalah 0,15 mm x 35 cm x 50 cm lay flat
  • Setelah diisi tanah diameter ± 23 cm dan tinggi ± 39 cm ; warna hitam
  • Lubang empat baris perforasi berjarak 5 cm x 5 cm
  • Tebal polibag harus merata tidak ada tebal tipis
5.  Mengisi Polybag
  • Polybag harus sudah siap diisi tanah minimal 4 minggu sebelum transplanting dari PN untuk mendapatkan tingkat kepadatan tanah yang stabil.
  • Polybag harus dibalik sebelum diisi tanah agar polybag dapat berdiri tegak dan silindris
  • Persiapan media tanam dan isikan ke dalam polybag. Hindarkan pemadatan tanah dalam polybag dengan cara menekan kuat ke arah bawah
  • Guncang polybag pada waktu pengisian untuk memadatkan tanah dan mencegah agar tidak ada bagian yang mengkerut atau terlipat sehingga ketinggian tanah dapat mencapai 2,5 cm dari bibir polybag.
  • Jumlah polybag 1 kg = 18 lembar; 1 plb ± 20 kg
  • Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 100 unit/HK
6.  Menyusun Polybag
  • Polybag disusun di areal bibitan yang sudah dipancang
  • Menyeragamkan cara peletakan (contoh di selatan pancang). Pancang tidak boleh dicabut
  • Setiap 5 baris dikosongkan 1 baris untuk jalan pemeliharaan bibit
  • Kedua tangan pekerja harus berada pada dasar polybag dan tidak dibenarkan 1 tangan menyengkeram bibit polybag bagian atas
  • Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 100 – 150 unit/HK
7. Menanam/Transplanting di Polybag Besar
  • Tanah di polybag dilubangi sebesar ukuran polybag kecil dengan alat berupa bor tanah atau yang dibuat dari pipa 4 inch
  • Jumlah tenaga kerja untuk melubangi 250 unit/HK
  • Bibit yang telah memenuhi syarat (umur 3 bulan, daun 3-4, bentuk sempurna) diangkut dengan kotak papan, diecer ke tempat polybag
  • Jumlah tenaga kerja untuk mengecer 700 bibit/HK
  • Penanaman dilakukan : bibit di polybag kecil dipegang miring, dasarnya disayat keliling kemudian dilepas. Dimasukkan ke dalam lubang polybag besar. Sambil menahan bibit polybagnya ditarik/dilepas. Tanah diratakan dan dipadatkan
  • Jumlah tenaga kerja untuk menanam 100 bibit/HK
8. Penyiraman Bibit
  • Bibit disiram 2 kali/sehari : pagi; jam 7.00 – selesai selambat lambatnya jam 11.00, sore jam 15.00 – selesai
  • Jumlah tenaga kerja 2.500 bibit/HK
  • Apabila malam sebelumnya turun hujan dan tanah di polibag masih basah maka penyiraman hanya dilaksanakan sore hari. Bila hujan pagi hari cukup lebat (> 10 mm) maka sampai sore bibit tidak perlu disiram.
  • Kebutuhan air bibit : 1-3 bl = 1.0 ltr; 3-6 bl = 1.5 ltr; > 6 bl = 2 ltr
9. Pengendalian Gulma
  • Dilakukan 2 minggu sekali
  • Penyiangan dilakukan dalam polibag dan di luar polibag
  • Dalam polibag penyiangan dilakukan secara manual
  • Di antara polibag rumput-rumput disemprot dengan 2 kg karmex + 2,2 ltr gramoxone/450 ltr air/ha bibitan
  • Tenaga kerja diperlukan untuk penyiangan 0,7 ha/HK atau 8.000 bibit/HK
10. Pemberian Mulsa
  • Pada daerah yang terlalu kering/panas, bibit dalam polybag harus diberi mulsa
  • Mulsa diberikan secara merata di atas permukaan tanah dalam polybag segera setelah bibit ditanam
  • Mulsa yang dianjurkan adalah cangkang, jerami ataupun lalang kering
  • Jumlah cangkang sawit yang diperlukan 0,5 kg/polibag
  • Jumlah tenaga kerja diperlukan adalah 2.500 bibit/HK
11.  Konsolidasi Bibit
  • Konsolidasi bibit dilakukan 1x/bulan
  • Menegakkan polibag-polibag yang miring
  • Mengganti/membalut polibag yang pecah
  • Menambah tanah di polybag (hanya sampai umur 6 bulan)
  • Jumlah tenaga kerja diperlukan 2.000 bibit/HK
12.  Pemeliharaan Parit drainase
  • Mengalirkan air yang tergenang 1 kali/minggu
  • Mendalamkan parit pada ukuran semula
  • Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 6-8 ha/HK
13.  Pemupukan
  • Dimulai pada minggu ke 2 setelah bibit di transplanting
  • Jenis pupuk : pupuk majemuk (contoh Rustika) R 15.15.6.4 dan R 12.12.17.2 serta pupuk Kieserite atau Dolomit
  • Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 3.000 bibit/HK atau 5 HK/ha bibit
Cara pemupukan :
  • Buat takaran pupuk sesuai dengan dosis
  • Pupuk ditaburkan merata pada permukaan tanah di polybag melingkar/keliling sejauh 10 cm dari bibit
  • Pupuk tidak boleh menyentuh bibit
  • Pelaksanaan setelah penyiraman pertama.
Tabel 8.3. Dosis Pemupukan Pembibitan Utama


Umur Bibit
Dosis Pupuk (gram/pohon)
(Minggu)
R I
R II
K atau D
2
3
4
5
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
32
34
36
38
40
2.5
2.5
5.0
5.0
7.5
7.5
10.0
10.0
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10.0
10.0
10.0
10.0
15.0
15.0
15.0
15.0
20.0
20.0
20.0
20.0
25.0
25.0
-
-
-
-
-
-
-
-
7.5
-
7.5
-
10.0
-
10.0
-
15.0
-
15.0
-
15.0
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10.0
-
10.0
-
15.0
-
15.0
-
22.5
-
22.5
-
22.5
-
Jumlah
50
230
80
117.5
Keterangan :  
R I                                              =       Rustika 15.15.6.4
R II                                             =       Rustika 12.12.17.2
K                                                =       Kieserite
D                                                =       Dolomit

Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
14.  Pengendalian Hama Penyakit
  • Pengamatan dilakukan secara rutin 1 x/minggu untuk mengetahui ada tidaknya serangan hama/penyakit
  • Cara pengendalian pada saat serangan awal/ringan secara manual, hama dikutip kemudian dimusnahkan
  • Jumlah kebutuhan tenaga kerja 2.000 bibit/HK
  • Bila dari hasil pengamatan menunjukkan adanya peningkatan gejala serangan maka dapat dikendalikan dengan penyemprotan pestisida.
  • Penyemprotan dilakukan setelah penyiraman pagi dan ditambahkan dengan perekat.
  • Khusus bibit yang terkena penyakit dan mudah menular harus dipisahkan dari bibit sehat
  • Jumlah kebutuhan tenaga kerja 3.000 bibit/HK
Tabel 8.4. Kebutuhan Larutan Semprot

Umur (bulan)
Vol. Semprot (cc/pk)
Tenaga (bibit/HK)
4 – 6
25
5.000
7 – 9
50
3.000
10 - 12
100
1.000
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)

15     Gejala Serangan hama/penyakit & Pengendalian

Tabel Gejala Serangan Hama dan Penyakit

Serangan
Uraian
Pestisida
Bahan
Aktif
K %
J/M
C
HAMA
Kutu Aphids
Mealybug


Menyerang jaringan perakaran dan daun. Daun yang terserang memucat seperti kekurangan N. Biasanya bersama dengan semut

Perfection
25 EC

Dimethoate

0,1
2

S
Tungau/
Spider/
Mites
Menyerang daun sebelah bawah terutama daun tua menyebabkan daun berbintik-bintik kemudian mengering

Rogor
40 EC

Carbaryl

0,1

2
S
Kumbang Apogonia dan Adoretus
Lapisan epidermis dikikis atau dimakan seluruhnya sehingga berlubang

Sevin 85 EC

Carbaryl

0,05

2
S
Belalang
Terutama memakan tepi daun

Sevin 85 EC
Decis 2,5 EC

Carbaryl
Deltametrin

0,1
0,05

2
2
S
S
Jangkrik
Menyerang pangkal batang dekat permukaan tanah

Sevidol
4/4 G

Hexakloro c. Hexane

5
gr/ph

3
T
Keong
Mengisap jaringan daun yang lunak sehingga bekasnya seperti serat-serat

Metadex

Metamidofos

5
gr/ph

3
T
Ulat Api
Memakan daun/epidermis

Sevin 85 SP

Carbaryl

0,05
2
S
Ulat Kantong
Memakan daun/epidermis

Bayrusil

Kuinalfos

0,1
2
S
PENYAKIT
Antracnosa Botryodiplodia


Daun bercak-bercak terang menjadi coklat kehitaman dan mengering. Terutama karena keadaan terlalu lembab

Dithane
M 45
Zaneb

0,1
2
S
Bercak daun Curvularia

Bercak daun bulat mula-mula kuning terang coklat

Delsene MX

Manzozeb

0,1

2
S
Corticium dan Helminthosporium

Bercak bertambah besar dan saling bertemu

Thiram
Thiram




0,2
2
S
Penyakit blas Rhizoctonia sp & Phytium

Akar membusuk dan berair, daun-daun seperti terbakar
Dithane M 45
Zaneb
0,2
2
S
 Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
Keterangan :  
S             :     Semprot
T             :     Tabur
J/M         :     Jarak/Minggu                
K             :     Konsentrat
C             :     Cara
16.  Seleksi Bibit
  • Cara pengendalian pada saat serangan awal/ringan secara manual, hama dikutip kemudian dimusnahkan

  1. Berikan tanda dengan cat warna putih di polybag setiap bibit afkir/abnormal
  2. Catat dan dibuat berita acara semua bibit afkir
  3. Bibit afkir dikeluarkan dari blok bibitan dan dimusnahkan, jumlah bibit afkir selama di main nursery antara 10-15 %
  4. Jumlah tenaga kerja dibutuhkan 3.000 bbt/HK
       17.  Ciri bibit abnormal di Main Nursery
·         Kerdil (runt/stunted)
Bibit yang pertumbuhan vegetatifnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan bibit sehat seumurnya
·         Bibit erect
Faktor genetis, daun tumbuh dengan sudut yang sangat  sempit/tajam terhadap sumbu vertikal sehingga seperti tumbuh tegak.
·         Bibit yang layu dan lemah (limp)
Penampilan pucat dan pertumbuhan daun muda cenderung lebih pendek dari yang seharusnya
·         Bibit flat top
Faktor genetik, daun yang baru tumbuh dengan ukuran yang makin pendek dari daun tua, sehigga tajuk bibit terlihat rata
·         Short internode
Jarak antara anak daun pada tulang pelepah (rakhis) terlihat dekat dan bentuk pelepah tampak pendek
·         Wide internode
Jarak antara anak daun pada rakhis terlihat sangat lebar. Bibit terlihat sangat terbuka dan lebih tinggi dari normal
·         Anak daun yang sempit (narrow leaf)
Bentuk helai daun tampak sempit dan tergulung sepanjang alur utamanya (lidi) sehingga bentuknya seperti jarum
·         Anak daun tidak pecah (juvenile)
Helai anak daun tetap bersatu seluruhnya atau tidak pecah
·         Daun berkerut (crinkle leaf)
Daun terlihat berkerut. Gejala berat akibat factor genetic, gejala ringan disebabkan karena kekurangan air
·         Chimaera
Sebagian atau seluruh daun secara seragam berubah menjadi pucat atau bergaris kuning terang yang sangat kontras dengan warna gelap dari jaringan yang normal
·         Crown Diseases
Faktor genetik, pelepah bengkok dan mudah patah
·         Blast
Bibit berubah secara progresif ke arah coklat dan perlahan dimulai dari daun yang tua bergerak ke daun yang lebih muda
·         Terserang hama dan penyakit
Terserang busuk pucuk dan hama/penyakit yang harus dipisahkan

          18 Persiapan Pemindahan Bibit ke Lapangan
·         Pemutaran bibit (rotating)
Bibit diputar pada tempatnya dua minggu sebelum dikirim ke lapangan. Setelah bibit diputar harus disiram air dengan cukup setiap hari sampai waktu pengiriman ke lapangan
·         Perlakuan Bibit untuk Persiapan Pengangkutan
Menjelang persiapan tanam bibit dikumpulkan rapat, setiap kelompok terdiri 100-200 bibit. Bibit disusun satu lapis di atas truk dan disiram sebelum berangkat ke lapangan

C. LOKASI PEMBIBITAN

  • Tanah/arealnya rata/datar. Jika areal datar tidak diperoleh dapat juga digunakan areal bergelombang atau berbukit namun perlu dibuat teras-teras yang disesuaikan dengan kemiringannya asal saja jaringan penyiramannya mampu mencapai tempat tertinggi atau terjauh.
  • Dekat dengan sumber air dan airnya tersedia sepanjang tahun. Bibit perlu disiram 2 kali sehari jika tidak turun hujan yaitu dari pagi sampai pukul 11.00 wib siang dan sore mulai pukul 16.00 wib. Bibit memerlukan banyak air yaitu 0,25 – 2 liter tergantung dari umur dan kondisi bibit. Air harus bersih dan tidak beracun.
  • Dekat dengan areal yang akan ditanami jika mungkin ditengah lokasi untuk mengurangi biaya angkutan bibit.
  • Drainasenya baik/arealnya tidak tergenang
  • Aman dari gangguan hama berupa binatang besar maupun serangga, dekat dari pengawasan dan mudah dikunjungi
  • Dekat dari sumber tanah untuk pengisi kantong plastik (top soil) karena tiap kantong besar membutuhkan 20-25 kg tanah
D. KEBUTUHAN PENGADAAN BIBIT

  • Kebutuhan bibit/kecambah sebanyak 140% dari jumlah yang akan ditanam.
  • Perhitungannya adalah :
o    Seleksi kecambah                    :     2,5%
o    Seleksi di pembibitan awal    :     10%
o    Seleksi di pembibitan utama :     15%
o    Cadangan penyisipan             :     5%
  • Kebutuhan kecambah = 100/97,5 x 100/90 x 100/85 x 100/95 = 1,40 x jumlah pohon/ha
  • Kerapatan 130 ph/ha (9,4 m) diperlukan kecambah 180/ha  Kerapatan 143 ph/ha (9 m) diperlukan kecambah 200/ha
            Sistem tanam segitiga sama sisi

  • Kecambah dibeli 12 bulan sebelum rencana penanaman. Bila rencana penanaman dalam jumlah banyak, pemesanan sebaiknya bertahap sesuai dengan fasilitas dan tenaga yang ada.
  • Untuk tempat yang agak jauh dari sumber benih, pengangkutan agar diusahakan dengan cargo (angkutan) udara
  • Benih yang sudah diterima agar ditempatkan di tempat yang teduh kemudian segera ditanam karena paling lama hanya dapat bertahan 3-5 hari dari tempat penghasil benih
  • Kebutuhan benih dan luas pembibitan :
Tabel  Kebutuhan Benih dan Luasan Pembibitan

Luas areal yang akan Ditanami (ha)
Kebutuhan Benih
Luas Pembibitan awal (ha)
Bibit ke Pembibitan utama
Luas Pembibitan utama (ha)
Bibit Yang Akan Ditanam ke Lapangan
500
90.000
0.2
81.000
6
68.850
1000
180.000
0.4
162.000
12
137.700
1500
270.000
0.5
243.000
17
206.650
2000
360.000
0.7
324.000
23
275.400
2500
450.000
0.9
405.000
29
344.250
3000
540.000
1.0
486.000
35
413.100
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
Keterangan :
·   Perhitungan tersebut menggunakan standar seleksi di pembibitan awal 10% dan pembibitan utama 15%
·   Untuk areal seluas 1 ha dapat digunakan untuk pembibitan awal sebanyak 500.000 polibag dan pembibitan utama ± 14.000 polibag
·   Standard kebutuhan per ha pembibitan tenaga kerja : 5–6 hk per hari                            

E. PENYIRAMAN BIBIT
     Sistem penyiraman yang harus digunakan perlu dipertimbangkan :
  • Berapa luas pembibitan yang akan dibangun dan berapa lama atau berapa tahun akan digunakan. Jika penggunaannya cukup lama atau akan digunakan lebih dari 5 tahun mungkin pemakaian sprinkler akan lebih menguntungkan karena akan memperkecil biaya penyusutan dari instalasinya. Demikian pula dengan luasnya, luas hendaknya sesuai dengan kapasitas pompa yang akan digunakan.
  • Bagaimana dengan keadaan areal pembibitan tersebut apakah rata atau bergelombang. Rata dengan sprinkler lebih baik, bergelombang dengan semi mekanis akan lebih murah dimana dapat memanfaatkan tenaga gravitasi. Cara ini dilakukan dengan membangun bak penampung ditempat yang tertinggi dan baru dialirkan ke tempat yang lebih rendah
  • Berapa jauh sumber air (sungai atau kolam air) dari pembibitan. Jika cukup dekat penggunaan sprinkler mungkin cukup baik. Jika terlalu jauh maka perlu pertimbangan lain apakah pompa yang digunakan mampu.
  • Bagaimana dengan persediaan tenaga yang ada. Penggunaan sprinkler memerlukan tenaga kerja yang lebih sedikit 4.000 bibit/hk sedangkan secara manual 2.500 bibit/hk
  • Berapakah debit air yang ada terutama pada musim kemarau. Untuk 1 ha dibutuhkan lebih dari 77 m3/hari (bibit saja 2,5 liter/hari, sisanya untuk peresapan dan pengaliran di permukaan)
F. KEBUTUHAN AIR BIBIT
  • Pembibitan awal, kebutuhan air per pokok : 0,1 – 0,3 liter/hari
  • Pembibitan utama :
Tabel  Kebutuhan Air Bibitan

Umur Bibit ( bulan )
Kebutuhan Air/pokok/hari ( liter )
0 – 3
3 – 6
6 - 12
1 (sprinkler 1,5 jam)
2 (sprinkler 1 jam 45 menit)
3 (sprinkler 2 jam
Sumber data :Pusat Penelitian Perkebunan Marihat – Bandar Kuala (1992)

G. INSTALASI PENYIRAMAN
      I.    Secara Manual
Air dihisap dari sungai dengan menggunakan pompa air dan dialirkan ke areal pembibitan dengan menggunakan pipa dan selang
·         Pipa primer 6 inch ditempatkan ditengah-tengah lapangan
·         Cabang I dengan pipa 2 inch
·    Cabang II dengan pipa 1 inch yang disambung dengan selang plastik 25 m yang ujungnya diberi gembor
·         Penyiraman dilakukan dengan tenaga manusia

II.   Sprinkler
Penggunaan pipa :
1.       Pipa induk 6 inch dari rumah pompa
2.    Pipa utama 4 inch dilengkapi dengan kran (valve) ke pipa distrubusi 2 inch. Tiap sambungan dilengkapi stand pipes 0,75 inch yang dipasang berdiri dan ujungnya dilengkapi dengan nozzle yang dapat memancarkan air dan berputar karena aliran air
3.      Pada tiap pipa distribusi terdapat 8 – 10 sprinkler yang berjarak 9 – 18 m
4.      Untuk 8 ha pembibitan diperlukan 30 sprinkler, 2 line pipa distribusi
·         Kebutuhan air ± 75 m3/ha/hari. Efisiensi 30-40%
·         Pompa berdaya pancar 45 psi (3,6 kg/cm2)
·         Kekuatan pompa 18-20 HP untuk 8 ha pembibitan



Tabel Pekerjaan Pembibitan

16.000  Bibit  =  3 Bulan
14.000  Bibit  =  9 Bulan.
Uraian Pekerjaan.
HK
Uraian Pekerjaan
HK
Bedengan
Pelindung
Kumpul tanah
Pengayakan
Pengisian kantong
Angkut / susun
Tanam kecambah
Penyiangan
Pem. Jalan/drainase
Pemupukan.
Penyiraman
Seleksi.
Pemb Hama/Penyakit
Bongkar Bibit.
Keamanan.
Mandor.
Lain-lain
15 – 20
2 – 3
10 – 15
10 – 15
50 – 60
35 – 45
20 – 25
20 – 30
12 – 15
1 – 2
35 – 45
10 – 15
1 – 2
25 – 30
-
10 – 14
10 - 15
Peralatan  Lahan
Gali / kumpul tanah
Mengayak tanah
Mengisi kantongan
Pemancangan
Angkut / susun
Tanam Bibit
Pem jalan / drainase
Pemupukan
Penyiangan
Penyiraman
Seleksi
Pemb. Hama / penyakit
BongkarBibit
Keamanan
Mandor
Lain-lain
60 – 70
140 – 160
45 – 50
130 – 140
25 – 28
75 – 90
130 – 140
35 – 40
130 – 140
30 – 40
1300 – 1400
30 – 40
30 – 40
70 – 80
35 – 40
90 – 100
40 – 50
Bahan / Pemakaian.
Bahan / Pemakaian
Kecambah sawit
Bahan bedengan
Pupuk Urea ( KG )
Penyiraman
Pestisida
Sprayer
Plastik
Tansport
Sewa Alat
16.000
Pm
4 – 5
Pm
Pm
0,1
18.000
Pm
Pm
Pupuk 12-12-17-2 ( KG )
15-15-6-4  ( KG )
Kieserite   ( KG )
Pestisidsa  ( KG )
Herbisida  ( Liter )
Sprayer
Plastik
Transport
Sewa Alat
3.000
8.200
600
1 – 2
5 – 6
1 – 2
15.000
Pm
Pm














No comments:

Post a Comment