A. MAKSUD DAN TUJUAN
I. Maksud :
Merencanakan
tata ruang dalam kebun dan afdeling yang
terbagi, tahun tanam, material tanaman, blok, pembibitan, jaringan
jalan, saluran air, lokasi pabrik, kantor, perumahan, bangunan sosial, sarana
olah raga yang digambarkan dalam peta induk (ploting design)
II. Tujuan
:
Sebagai
pedoman tahapan kegiatan pelaksanaan yang berkesinambungan efektif dan efisien
1. Pembuatan jalan pada Areal
Datar/Darat
·
Membuat
desain jalan bersamaan dengan pembuatan blok
·
Pembuatan
jalan menggunakan buldozer minimal tipe D6
·
Pembuatan
parit pada satu sisi badan jalan jika dianggap perlu, baik pada MR maupun CR
·
Pembentukan
badan jalan dengan motor greader. Jalan yang dibentuk harus cembung pada bagian
tengah badan jalan (camber) agar air tidak tertahan di badan jalan
·
Pembuatan
tali air pada kiri dan kanan jalan harus dibuat secara berselang-seling
(zig-zag). Jumlah tali air ditentukan berdasarkan tingkat kelandaian jalan
·
Pemadatan
badan jalan menggunakan road roller/vibrating compactor 6 ton
2. Pembuatan Jalan pada Areal
Gambut/Rawa
Dibuat sistem tanggulan dengan
membuat parit pada satu sisi jalan. Tahap pembuatannya :
·
Pembuatan
desain jalan bersamaan dengan pembuatan blok
·
Penentuan
sisi badan jalan yang akan dibuat parit harus ditetapkan satu arah berdasarkan
pertimbangan lokasi rendahan yang dominan agar parit yang terbentuk dapat
mengalirkan air dengan lancar
·
Pembuatan
jalan dengan cara menggali parit pada satu sisi jalan menggunakan excavator dan
tanah hasil galian ditimbunkan pada badan jalan. Setelah timbunan tanah
mengering diratakan dengan buldozer dan selanjutnya dilakukan penimbunan dengan
tanah mineral. Badan jalan dibentuk dengan motor greader dan harus cembung pada
bagian tengah badan jalan (camber) agar air tidak bertahan di badan jalan
3. Pembuatan Jalan Kontur
Jalan kontur harus dibangun sebelum
pembuatan teras. Hal yang diperhatikan dalam pembuatan jalan kontur :
·
Harus
memotong teras/kontur
·
Badan
jalan dibuat miring ke arah tebing
·
Gradien
(kemiringan sudut) pada umumnya harus 1:30 walaupun masih dimungkinkan 1:15
pada jarak pendek dan 1:8 pada lereng yang lebih curam
B. STANDARD KEBUN
DAN AFDELING
Tabel Standard penataan kebun dan afdeling
Uraian
|
Kebun Kecil
|
Kebun Besar
|
Luas (ha)
Luas 1 afdeling
Luas 1 blok
Jumlah afdeling
Pembukaan areal I
II
III
IV
Kapasitas pabrik
|
± 5.000 ha
750-1.000 ha
16-25 ha
5-7
3.000 ha
2.000 ha
30 ton TBS/jam
|
10.000 ha
750-1.000 ha
16-25 ha
10-14
3.000 ha
3.000 ha
2.000 ha
2.000 ha
60 ton TBS/jam (2 tahap)
|
Sumber data : Lembaga Pendidikan
Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
Tabel Alokasi areal per hektar
(%) secara umum untuk kebun besar
No
|
Peruntukan
|
Luas (m2)
|
%-tase
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
|
Tanaman Pokok
Bibitan
Jaringan jalan
Parit
Pabrik dan Limbah
Kantor
Perumahan
Bangunan Sosial
Sarana olah raga
|
9.196
20
320
270
25
2
135
16
16
|
91,96
0,20
3,20
2,70
0,25
0,02
1,35
0,16
0,16
|
Jumlah
|
10.000
|
100,00
|
Sumber data :
Vademecum Kelapa Sawit PT. PTPN IV
(1996)
C. DASAR PERENCANAAN PERUNTUKAN PLOT DISAIN
I. Sistem jaringan jalan
Jalan
adalah sarana penghubung untuk pengangkutan bahan, alat dan produksi serta
untuk jalan kontrol, maka jaringan jalan dan mutu jalan di kebun merupakan
salah satu faktor keberhasilan pengelolaan.
Perencanaan
pembuatan jaringan jalan harus selaras dengan desain kebun dan disesuaikan
dengan kondisi topografi dan kebutuhan berdasarkan luasan kebun.
Kebutuhan
jalan disesuaikan dengan kondisi lahan. Pada areal datar panjang main road
10,2 m per ha dan collection road 33,6 m per ha
Pembangunan
jalan dibuat dengan sistem segi empat beraturan (grid system) mengikuti denah
blok yang berukuran 300 m x 1.000 m
Pembangunan jalan di areal berbukit kebutuhannya
lebih banyak dan dibuat dengan sistem jalan kontur.
II. Kantor dan Pemukiman
Tata
letak kantor dan pemukiman harus sesuai dengan luas areal tanaman, jarak
kelokasi tanaman (ke afdeling-afdeling), kesehatan lingkungan, sumber air dan
jumlah karyawan
Pada umumnya kantor ataupun pemukiman diletakkan
pada titik sentral afdeling maupun kebun
III. Pabrik
Perencanaan
pabrik disesuaikan dengan luas areal tanaman kelapa sawit yang produksinya akan
diolah dan letaknya tidak mengganggu kesehatan lingkungan pemukiman
Letak lokasi pabrik tersebut harus memenuhi
syarat tertentu :
·
Letak pabrik
diusahakan pada titik sentral
·
Dekat sarana
perhubungan baik jalan raya, kereta api yang menghubungkan ke pelabuhan
·
Berdekatan dengan
sumber air/sungai yang sepanjang tahun terjamin debit airnya
·
Mempunyai sarana
penunjang misalnya bengkel serta tenaga kerja
·
Areal cukup rata/flat
area
IV. Pembibitan
Bagi
perkebunan baru didalam design kebun juga harus dicadangkan areal lokasi
pembibitan kelapa sawit.
Adapun pertimbangan yang dipedomani untuk
menentukan lokasi bibitan adalah
·
Dekat dengan sumber
air yang mengalir sepanjang tahun
·
Areal cukup rata
·
Dekat dengan
penanaman kelapa sawit
·
Bebas dari banjir
·
Letaknya berdekatan
dengan sumber tenaga
·
Perencanaan luas
bibitan disesuaikan dengan rencana penanaman
V. Afdeling dan Blok
Luas
afdeling disesuaikan dengan keadaan topografi lahan dan efisiensi pengelolaan
areal yang dihubungkan dengan perawatan tanaman dan pemanenan.
Luas
areal satu afdeling yang ideal berkisar ± 750-1.000 ha
Luas ideal 1 blok adalah 25 ha (500 x 500 m)
untuk daerah datar sedangkan untuk daerah bergelombang, atau berbukit adalah 16
ha (400 x 400 m)
Gambar Main Road Kebun
1.
Jalan
a. Pembuatan jalan pada Areal Datar/Darat
· Membuat desain jalan bersamaan dengan pembuatan blok
· Pembuatan jalan menggunakan buldozer minimal tipe D6
· Pembuatan parit pada satu sisi badan jalan jika dianggap perlu, baik pada MR maupun CR
· Pembentukan badan jalan dengan motor greader. Jalan yang dibentuk harus cembung pada bagian tengah badan jalan (camber) agar air tidak tertahan di badan jalan
· Pembuatan tali air pada kiri dan kanan jalan harus dibuat secara berselang-seling (zig-zag). Jumlah tali air ditentukan berdasarkan tingkat kelandaian jalan
· Pemadatan badan jalan menggunakan road roller/vibrating compactor 6 ton
b. Pembuatan Jalan pada Areal Gambut/Rawa
Dibuat sistem tanggulan dengan membuat parit pada satu sisi jalan. Tahap pembuatannya :
· Pembuatan desain jalan bersamaan dengan pembuatan blok
· Penentuan sisi badan jalan yang akan dibuat parit harus ditetapkan satu arah berdasarkan pertimbangan lokasi rendahan yang dominan agar parit yang terbentuk dapat mengalirkan air dengan lancar
· Pembuatan jalan dengan cara menggali parit pada satu sisi jalan menggunakan excavator dan tanah hasil galian ditimbunkan pada badan jalan. Setelah timbunan tanah mengering diratakan dengan buldozer dan selanjutnya dilakukan penimbunan dengan tanah mineral. Badan jalan dibentuk dengan motor greader dan harus cembung pada bagian tengah badan jalan (camber) agar air tidak bertahan di badan jalan
c. Pembuatan Jalan Kontur
Jalan kontur harus dibangun sebelum pembuatan teras. Hal yang diperhatikan dalam pembuatan jalan kontur :
· Harus memotong teras/kontur
· Badan jalan dibuat miring ke arah tebing
· Gradien (kemiringan sudut) pada umumnya harus 1:30 walaupun masih dimungkinkan 1:15 pada jarak pendek dan 1:8 pada lereng yang lebih curam
Sistem
jaringan jalan di kebun merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam
menunjang dan menjamin kelancaran pengangkutan terutama bahan-bahan keperluan
tanaman, pengumpulan/pengangkutan hasil serta pengontrolan. Perencanaan
pembukaan jaringan jalan harus disesuaikan dengan kondisi (topografi) dan
kebutuhan di perkebunan
Tabel Tekanan
gandar pada berbagai klas jalan
No
|
Klas Jalan
|
Tekanan gandar
tunggal (PO)
|
1
2
3
4
5
6
7
|
Internasional
Klas I
Klas II
Klas III
Klas IIIa
Klas IV
Klas V
|
8
ton
7
ton
5
ton
3,5
ton
2,75
ton
2
ton
1,5 ton
|
Sumber data : Vademecum Kelapa Sawit PT. PTPN IV (1996)
a. Kelas
Areal Lahan untuk Pembuatan Jalan
Pembuatan jalan pada Areal Datar/Darat
·
Membuat
desain jalan bersamaan dengan pembuatan blok
·
Pembuatan
jalan menggunakan buldozer minimal tipe D6
·
Pembuatan parit pada satu sisi badan jalan jika dianggap
perlu, baik pada MR maupun CR
·
Pembentukan badan jalan dengan motor greader. Jalan yang
dibentuk harus cembung pada bagian tengah badan jalan (camber) agar air tidak
tertahan di badan jalan
·
Pembuatan tali air pada kiri dan kanan jalan harus dibuat
secara berselang-seling (zig-zag). Jumlah tali air ditentukan berdasarkan
tingkat kelandaian jalan
·
Pemadatan badan jalan menggunakan road roller/vibrating
compactor 6 ton
Pembuatan Jalan pada Areal
Gambut/Rawa
Dibuat
sistem tanggulan dengan membuat parit
pada satu sisi jalan. Tahap pembuatannya :
·
Pembuatan desain jalan bersamaan dengan pembuatan blok
·
Penentuan sisi badan jalan yang akan dibuat parit harus
ditetapkan satu arah berdasarkan pertimbangan lokasi rendahan yang dominan agar
parit yang terbentuk dapat mengalirkan air dengan lancar
·
Pembuatan jalan dengan cara menggali parit pada satu sisi
jalan menggunakan excavator dan tanah hasil galian ditimbunkan pada badan
jalan. Setelah timbunan tanah mengering diratakan dengan buldozer dan
selanjutnya dilakukan penimbunan dengan tanah mineral. Badan jalan dibentuk
dengan motor greader dan harus cembung pada bagian tengah badan jalan (camber)
agar air tidak bertahan di badan jalan
Pembuatan Jalan Kontur
Jalan
kontur harus dibangun sebelum pembuatan teras. Hal yang diperhatikan dalam
pembuatan jalan kontur :
·
Harus memotong teras/kontur
·
Badan jalan dibuat miring ke arah tebing
·
Gradien (kemiringan sudut) pada umumnya harus 1:30
walaupun masih dimungkinkan 1:15 pada jarak pendek dan 1:8 pada lereng yang
lebih curam
b. Tahap Pembuatan Jalan
·
Penentuan posisi/letak jalan yang akan dibuat melalui
survei
·
Pemancangan jalan ditentukan dengan theodolite. Posisi
pancang diletakkan di bagian tepi jalan sebelah luar dinding bukit
·
Pembuatan jalan dengan buldozer dimulai dari bawah
mengarah ke atas. Pancang yang sudah dibuat tidak boleh tumbang untuk kontrol
bahwa jalan telah disesuaikan dengan desain
c. Penimbunan dan Pengerasan Jalan
Waktu Pelaksanaan
·
Perencanaan penimbunan/pengerasan jalan disesuaikan
dengan kebutuhan kebun dengan memperhatikan iklim setempat sehingga pekerjaan
dapat dilakukan bukan pada musim hujan
·
Pengajuan rencana anggaran pekerjaan (RAP) dari kebun ke
CEO harus sudah selesai pada bulan Desember tahun sebelum berjalan. Data RAP
yang harus dipersiapkan terdiri atas peta jalan yang akan ditimbun/dikeraskan,
disertai data panjang, lebar, tebal penimbunan (MR, CR, dll) serta volume
material yang akan digunakan
Sarana Pekerjaan
·
Peralatan & sarana kerja yang diperlukan telah
dipersiapkan dalam kondisi baik
·
Jenis sarana pekerjaan : grader, excavator, buldozer,
mining bucket, wheel loader, dump truk, roller/vibrating compactor 6 ton dan
lainnya
·
Bila pakai kontraktor, harus disiapkan oleh kontraktor
sesuai spesifikasi pekerjaan
Pengadaan Bahan
·
Bahan yang dipakai harus diutamakan yang tersedia di
lokasi kebun dan sekitarnya dengan mempertimbangkan jarak sumber bahan (quari)
dengan lokasi penimbunan/pengerasan jalan.
·
Quari harus disurvey untuk menentukan kualitas dan
kecukupan bahan.
d. Jenis jalan perkebunan berdasar keperluan & fungsi :
Jalan Utama (Main Road )
·
Adalah jalan
yang menghubungkan antara kantor kebun dengan afdeling, antar afdeling dan
jalan akses keluar dari emplasmen ke luar kebun
·
Waktu Pembentukan
jalan dan peningkatan badan jalan (dikeraskan) pada TBM
§ Apabila Lebar jalan adalah 8 m, dengan
rincian 5 meter badan jalan, serta 1 x 2
m bahu jalan dan 0,5 x 2 adalah parit jalan
§ Apabila Bentuk Lebar
jalan = 16 m; Pinggir jalan = 2 m; Parit jalan = 1x0,6x0,5 m (tergantung
kebutuhan); Bahu jalan = 2 m; Badan jalan ± 6 m
·
Dalam
pembuatan jalan Utama, tidak ada barisan tanaman yang hilang.
·
Pembuatan
jalan dilaksanakan secara mekanis dengan permukaan jalan cembung serta kiri
kana dibuat parit.
§ Konstruksi Badan
jalan dikeraskan dengan sirtu/batu belah 5/7, tebal 7 cm. Pelaksanaan
pengerasan TBM I = 40%, TBM II = 40%, TBM III = 20%
Tabel Alat, Bahan dan Norma
No
|
Uraian
|
Norma
|
|
Angka
|
Satuan
|
||
1
|
Manual
Pembuatan Parit
Pembuatan Jalan
|
10
5
|
m/HK
m/HK
|
2
|
Mekanis
Buldozer dan Pengerasan
Tanpa Pengerasan
Road Greader dgn Pengerasan
Tanpa Pengerasan
|
50
100
50
100
|
m/JKT
M/JKT
M/JKT
M/JKT
|
3
|
Bahan
Batu kali
Batu Belah 5/7
|
0,440
0,462
|
M3/M Jln
M3/M Jln
|
4
|
Wales
1 x digilas /7jam
2 x digilas
|
300
150
|
M
M
|
Catatan :
Bila
jalan berada di pinggir tebing/jurang, parit hanya dibuat sebelah dalam/dinding jalan, sedangkan pada
pinggir jurang dibuat benteng. Pada areal yang bergelombang/berbukit jalan utama lebih
panjang serta sistem konstruksinya berbeda dengan daerah datar/berombak
Jalan Transport
·
Letak Berada di dalam areal tanaman atau jalan yang
menghubungkan areal tanaman ke jalan utama
·
Waktu Pembentukan jalan tahun 0 peningkatan badan jalan
pada TBM
·
Fungsi Jalan yang menghubungkan antara main road (jalan
utama) dengan collection road (jalan produksi) untuk transport produksi dari
lapangan ke pabrik, Untuk pengangkutan alat/bahan dari gudang induk ke lapangan
areal tanaman, Memudahkan kontrol
·
Konstruksi Badan jalan dikeraskan dengan sirtu/batu belah
5/7, tebal 7 cm Pelaksanaan pengerasan TBM I = 40%, TBM II = 40%, TBM III = 20%.
·
Bentuk Permukaan badan jalan cembung, kemiringan 2,5-4%. Lebar
jalan 8 m; pinggir jalan 0,90 m; parit jalan 0,6x0,4x0,5 m (tergantung
kebutuhan); bahu jalan 0,50 m ; badan jalan 4 m
Tabel Alat, Bahan dan Norma
No
|
Uraian
|
Norma
|
|
Angka
|
Satuan
|
||
1
|
Manual
Pembuatan Parit
Pembuatan Jalan
|
10
5
|
m/HK
m/HK
|
2
|
Mekanis
Buldozer dan Pengerasan
Tanpa Pengerasan
Road Greader dgn Pengerasan
Tanpa Pengerasan
|
50
100
50
100
|
m/JKT
M/JKT
M/JKT
M/JKT
|
3
|
Bahan
Batu kali
Batu Belah 5/7
|
0,11
3,31
|
M3/M Jln
M3/M Jln
|
4
|
Wales
1 x digilas /7jam
2 x digilas
|
300
150
|
M
M
|
Proyeksi
naik turun pembuatan jalan harus dilakukan dengan baik jangan terus menaik secara curam, karena akan mempertinggi
biaya angkutan
Jangan dibuat dengan penggalian tanah
asli, jangan sekali-kali membuat jalan menggunakan tanah timbunan karena akan
menjadi becek dan longsor
Jalan
Produksi (Collection Road )
·
Letak Merupakan
jalan yang terletak dalam blok tanaman dan berfungsi sebagai tempat pengumpul
hasil/produksi yang dihasilkan dari tanaman di blok
·
Waktu Pembentukan jalan pada tahun 0, dan Pengerasan
jalan pada masa TBM
·
Fungsi Transportasi alat/bahan dari jalan produksi ke
areal/ tanaman yang terisolir dan Transportasi hasil produksi (TBS) dari TPH ke
jalan produksi menuju ke jalan utama/pabrik serta Mempermudah kontrol lapangan
·
Konstruksi Badan jalan dikeraskan dengan sirtu/batu belah
5/7, tebal 7 cm, sedangkan Pelaksanaan pengerasan TBM I 40%, TBM II 40% dan TBM
III 20%
·
Bentuk Permukaan badan jalan cembung, kemiringan 2,5-4 %
dengan Lebar jalan 8 m; pinggir jalan 0,90 m; parit jalan 0,6x0,4x0,3 m
(tergantung kebutuhan); bahu jalan 0,50 m; badan jalan 4-5 m
Tabel Alat, Bahan dan Norma
No
|
Uraian
|
Norma
|
|
Angka
|
Satuan
|
||
1
|
Manual
Pembuatan Parit
Pembuatan Jalan
|
10
5
|
m/HK
m/HK
|
2
|
Mekanis
Buldozer dan Pengerasan
Tanpa Pengerasan
Road Greader dgn Pengerasan
Tanpa Pengerasan
|
50
100
50
150
|
m/JKT
M/JKT
M/JKT
M/JKT
|
3
|
Bahan
Batu Bujang
Batu Belah 5/7
|
0,1
0,31
|
M3/M Jln
M3/M Jln
|
4
|
Wales
1 x digilas /7jam
2 x digilas
|
300
150
|
M
M
|
Jalan Blok
·
Letak Berada dalam areal sebagai batas dari blok ke blok
yang lain
·
Waktu Pembentukan jalan dan pemadatan pada tahun 0
·
Fungsi Merupakan batas blok yang satu dengan lainnya juga
Merupakan pembantu jalan distribusi bahan/alat maupun transportasi produksi
serta Mempermudah kontrol lapangan
·
Konstruksi Tanah pada badan jalan dipadatkan
·
Bentuk Cembung, kemiringan 2,5-4% dengan Lebar jalan 8 m;
pinggir jalan 0,90 m, parit jalan 0,6x0,4x0,3 m tergantung kebutuhan;bahu jalan
0,50 m; badan jalan 4 m
Tabel Alat, Bahan dan Norma
No
|
Uraian
|
Norma
|
|
Angka
|
Satuan
|
||
1
|
Manual
Pembuatan Parit
Pembuatan Jalan
|
10
5
|
m/HK
m/HK
|
2
|
Mekanis
Buldozer dan Pengerasan
Tanpa Pengerasan
Road Greader dgn Pengerasan
Tanpa Pengerasan
|
50
100
50
100
|
m/JKT
M/JKT
M/JKT
M/JKT
|
3
|
Bahan
Batu Bujang
Batu Belah 5/7
|
0,1
0,25
|
M3/M Jln
M3/M Jln
|
Jalan Kontrol
·
Letak Berada dalam areal tanaman (dalam blok) Arah silang
U-S dan T-B
·
Waktu Pembentukan pada saat TBM I semester I
·
Fungsi Jalan masuk ke areal bagi pekerja dan juga Sebagai
jalan/ ke dalam areal tanaman serta Mempermudah inventarisasi kondisi, luas
areal dan jumlah tanaman yang berada dalam blok, Mempermudah kontrol lapangan
langsung sampai ke dalam areal tanaman
·
Konstruksi Lebar jalan 2 meter dengan cara Konstruksi
dicangkul/diratakan Kondisi harus terjaga/tetap bersih
Tabel Alat, Bahan dan Norma
No
|
Uraian
|
Norma
|
|
Angka
|
Satuan
|
||
1
|
Manual
Pembuatan Parit
|
50
|
m/HK
|
2
|
Kimia
Tenaga
Glyphosate
|
0,2
0,225
|
HK/Ha
Ltr/Ha
|
2. Jembatan
dan Gorong-gorong
·
Pembuatan jalan diusahakan melalui bagian sungai yang
tersempit agar kalau harus dibuat jembatan cukup yang kecil saja
·
Sungai kecil
dan dangkal cukup dengan gorong-gorong (bus air)
·
Untuk 1
tempat gorong-gorong 7 bh, batu 1-2 m3; tenaga 6-10 HK
·
Ukuran gorong-gorong besar : panjang 1 m, diameter 1 m
kecil : panjang 1 m, diameter 0,6 m
·
Timbunan
minimum setebal diameter gorong-gorong, misalnya gorong-gorong dengan ukuran 60
cm ditimbun dengan tanah minimal 60 cm
·
Jalan dan
tanah diatas gorong-gorong harus waterpass
Jenis-jenis
jembatan menurut bahannya :
a.
Jembatan
timbun; jembatan dengan pondasi tanah dan lantai kayu yang ditimbun tanah.
·
Ukuran
pondasi (pengerukan tanah) minimum adalah : Lebar 2 m, panjang 6 m, dalam 1,5
m.
·
Permukaan
pondasi datar dan rata yang dilandasi dengan susunan kayu bulat.
·
Gelagar dari
jenis kayu keras dan kuat berbentuk bulat (gelondongan), dengan spesifikasi
minimum adalah : dia. 50 cm dan panjangnya ditambah 4 m dari jarak pondasi.
·
Gelagar disusun
rapat tanpa ada celah, kemudian ditimbun tanah dengan ketebalan minimum 50 cm.
b.
Jembatan kayu;
jembatan dengan pondasi tanah dan lantai kayu.
- Ukuran pondasi (pengerukan tanah) minimum adalah : Lebar 2 m, panjang 6 m, dalam 1 m.
- Permukaan pondasi datar dan rata yang dilandasi dengan susunan kayu bulat.
- Gelagar dari jenis kayu keras dan kuat berbentuk bulat (gelondongan).
- Jumlah kayu gelagar minimum 6 batang dengan susunan yaitu : 1 batang disusun di kiri dan kanan, 4 batang sisanya disusun secara berpasangan ditengah.
- Papan lantai dipasang melintang dengan interval 5 cm.
- Di atas lantai dipasang 2 set papan rel (lebar 75 cm) dengan jarak 75 cm.
- Papan lantai dan rel dari jenis kayu keras dan kuat.
c.
Jembatan semi
permanen; jembatan dengan pondasi beton bertulang dan lantai kayu.
- Pondasi dibuat di atas lapisan batu atau tanah keras.
- Ukuran pondasi beton adalah : Panjang 5 m – 6 m, lebar atas 1 m, lebar bawah minimum 1,5 m, lebar batu 50 cm, sedang tinggi tergantung situasi setempat.
- Ukuran sayap pondasi adalah : Panjang minimum 2 m, tinggi sama dengan pondasi, dan lebar 50 cm – 75 cm.
- Permukaan pondasi datar dan rata.
- Gelagar dari jenis kayu keras dan kuat berbentuk persegi.
- Jumlah kayu gelagar minimum 6 batang dengan susunan yaitu : 1 batang disusun di kiri dan kanan, 4 batang sisanya disusun secara berpasangan ditengah.
- Papan lantai dipasang melintang dengan interval 5 cm.
- Di atas lantai dipasang 2 set papan rel (lebar 75 cm) dengan jarak 75 cm.
- Papan lantai dan rel dari jenis kayu keras dan kuat.
- Ukuran loneng adalah : Tinggi 75 cm, lebar 30 cm, dan panjang 1 m.
d.
Jembatan
permanen; jembatan dengan pondasi dan lantai dari beton bertulang (pasangan
batu atau cor.
Jembatan Permanen
- Pondasi dibuat di atas lapisan batu atau tanah keras.
- Ukuran pondasi beton adalah : Panjang 5 m – 6 m, lebar atas 1 m, lebar bawah minimum 1,5 m, lebar batu 50 cm, sedang tinggi tergantung situasi setempat.
- Ukuran sayap pondasi adalah : Panjang minimum 2 m, tinggi sama dengan pondasi, dan lebar 50 cm – 75 cm.
- Permukaan pondasi datar dan rata.
- Bahu pondasi dari beton cor bertulang, dengan ketebalan 50 cm.
- Gelagar dari besi H atau beton bertulang, minimal sebanyak 6 batang dengan interval sama.
- Ujung gelagar dikunci kepondasi dengan baut.
- Lantai dicor bertulang dengan lebar bahu (kiri dan kanan) 50 cm, lebar bersih 4 m – 5 m dan tebal coran 20 cm.
- Ukuran loneng adalah : Tinggi 75 cm, lebar 30 cm, dan panjang 1 m.
PROSEDUR KERJA
a. Pembuatan
Pondasi Tanah
·
Kedua sisi
tebing dikeruk dengan excavator sesuai dengan ukuran yang ditentukan.
·
Permukaan
pondasi didatarkan dan diratakan dengan excavator.
·
Pada bagian
dalam pondasi disusun 2 – 3 batang kayu bulat dia 50 cm sepanjang 6 m sebagai
landasan, lalu diikat dengan kawat beton dia 6 mm.
b. Pembuatan
Pondasi Beton
·
Pada posisi
dimana pondasi akan dibangun, digali tanahnya dengan excavator sampai ketemu
lapisan batu atau lapisan tanah keras.
·
Pada kedua
bagian ujungnya, tebing sungai dikeruk dengan excavator secara menyorong sejauh
2 m dengan lebar 50 cm.
·
Di atas dasar
galian tanah, dibangun pasangan batu pondasi dan sayap pondasi secara bertahap
selapis demi selapis, dimana antara pondasi dan sayap pondasi harus dipasang
secara serentak sehingga pasangan batunya kompak dan menyatu.
·
Pada bagian
atas, bahu pondasi dibuat dari beton cor bertulang selebar 45 cm dan tebal 50 cm
dimana pengecoran dilakukan beramaan dan tidak boleh berhenti sampai pengecoran
selesai dilaksanakan.
c. Pemasangan
Lantai Tanah (Jembatan Timbun)
·
Kayu gelagar
bulat disusun rapat membentang diantara kedua pondasi, dimana kedua ujung
gelagar diletakan di atas kayu landasan pada kedua pondasi dengan menggunakan
excavator.
·
Diantara
kedua tepi pondasi diletakan masing-masing sebatang kayu gelagar lagi yang
berfungsi untuk menahan tanah timbunan agar tidak longsor.
·
Disela-sela
kayu gelagar diletakan kayu bulat kecil untuk menutup celah diantar kayu
gelagar.
·
Di atas kayu gelagar
tadi ditutupi plastik tebal yang berfungsi untuk mencegah timbunan tanah agar
tidak lolos ke bawah.
·
Di atas
lapisan plastik ditimbun tanah dengan ketebalan minimum 50 cm. Tanah yang digunakan adalah tanah dengan
kandungan pasir yang rendah agar tidak mudah hanyut sewaktu hujan.
d. Pemasangan
Lantai Kayu (Jembatan Semi Permanen)
Semi permanen
- Gelagar besi H atau gelagar beton sebanyak 6 – 8 batang disusun dengan interval sama membentang diantara kedua pondasi dengan bantuan excavator.
- Kedua ujung gelagar dikunci kepondasi dengan baut atau semen.
- Celah diantara gelagar ditutup dengan papan yang disangga dengan tiang-tiang, lalu di atasnya ditutup dengan palstik agar adukan semen nantinya tidak bocor.
- Di atas gelagar dan papan yang sudah ditutup dengan plastik diletakan kerangka besi beton dengan ketebalan 15 cm.
- Di atas gelagar yang sudah diberi kerangka besi dituang adukan semen, pasir dan kerikil dengan perbandingan 1 : 2 : 3 setebal 20 cm. Pengecoran harus diselesaikan sekali jadi dan tidak boleh berhenti sampai semuanya selesai.
- Pada kedua sisi pondasi dipasang loneng beton (dari pasangan batu) dengan tinggi 75 cm, tebal 30 cm dan panjang 1 m. Diantara kedua loneng di sebelah kiri - kanan jembatan dipasang pipa besi dia 2,5 inci sebanyak 2 – 3 batang.
- Loneng dan bagian luar pondasi diaci dan diplester dengan rapi.
- Bagian dalam pondasi ditimbun dengan tanah sampai rata dengan permukaan jalan.
e. Pemasangan
Lantai Beton (Jembatan Permanen)
·
Gelagar besi
H atau gelagar beton sebanyak 6 – 8 batang disusun dengan interval sama
membentang diantara kedua pondasi dengan bantuan excavator.
·
Kedua ujung
gelagar dikunci kepondasi dengan baut atau semen.
·
Celah
diantara gelagar ditutup dengan papan yang disangga dengan tiang-tiang, lalu di
atasnya ditutup dengan palstik agar adukan semen nantinya tidak bocor.
·
Di atas
gelagar dan papan yang sudah ditutup dengan plastik diletakan kerangka besi
beton dengan ketebalan 15 cm.
·
Di atas
gelagar yang sudah diberi kerangka besi dituang adukan semen, pasir dan kerikil
dengan perbandingan 1 : 2 : 3 setebal 20 cm.
Pengecoran harus diselesaikan sekali jadi dan tidak boleh berhenti
sampai semuanya selesai.
·
Pada kedua
sisi masing-masing pondasi dipasang loneng beton (dari pasangan batu) dengan
tinggi 75 cm, tebal 30 cm dan panjang 1 m.
Diantara kedua loneng di sebelah kiri dan kanan jembatan dipasang pipa
besi dia 2,5 inci sebanyak 2 – 3 batang.
·
Loneng dan
bagian luar pondasi diaci dan diplester dengan rapi.
·
Bagian dalam
pondasi ditimbun dengan tanah sampai rata dengan permukaan jalan
Tabel Panjang Jembatan & Diameter Gelagar Kayu
No.
|
Panjang Jembatan
(m)
|
Diameter
Gelagar Kayu Bulat
(cm)
|
Ukuran
Gelagar Kayu Persegi
(cm)
|
1.
2.
3.
|
< 3,0
3,0 – 4,5 m
4,5 – 6,0 m
|
40
50
60
|
25 x 20
30 x 25
40 x 30
|
Tabel Panjang
Jembatan & Diameter Gelagar Jembatan Semi Permanen dan Jembatan Permanen
No.
|
Panjang Jembatan
(m)
|
Ukuran
Gelagar Besi (cm)
|
Ukuran
Gelagar Beton (cm)
|
1.
2.
3.
4.
|
< 3,0
3,0 – 4,5 m
4,5 – 6,0 m
> 6 m
|
22,5 x 9,5
25,0x 12,5
30,0 x 15,0
40,0 x 20,0
|
25 x 20
30 x 25
40 x 30
50 x 30
|
3. Parit Drainase
Kebutuhan drainase bergantung pada topografi dan jenis tanah. Daerah
yang bergelombang memerlukan sedikit drainase, sedangkan daerah rendahan dan
daerah bertekstur liat dekat sungai membutuhkan drainase yang lebih banyak.
Langkah pertama yang dilakukan dalam pembuatan drainase adalah
menentukan lokasi outlet dari areal dan meluruskan parit alam sehingga aliran
air akan mengikuti kemiringan areal.
Dalam membuat perencanaan sistem drainase, harus dipertimbangkan agar
areal gambut tidak mengalami overdrain yang dapat mengakibatkan lapisan gambut
menyusut dengan cepat dan lapisan atas mengalami pengeringan yang berlebihan
yang tidak dapat dikembalikan (irreversible).
Pada areal dengan lapisan pyrit, harus diketahui kedalamannya supaya
senantiasa berada dibawah level air yang perlu dipertahankan yakni 60 - 70 Cm
di bawah permukaan tanah untuk menghindari pyrit teroxidasi menjadi sulfat
masam dan meningkatkan kemasaman tanah. Untuk kedua areal, sistem drainase dan
water management (pengelolaan air) adalah prioritas utama, bila melakukan usaha
kebun kelapa sawit di antara areal tersebut.
Tabel Jenis Jenis Parit
No
|
Jenis Parit
|
Keterangan
|
Ukuran
|
1
|
Otlet Drain
|
Parit
yang mengumpulkan air dari main drain dan mengalirkannya ke sungai
|
6 x 6 x 4
|
2
|
Main Drain
|
Parit
yang mengumpulkan air dari collection drain dibuat disepanjang MR
|
4 x 4 x 3
|
3
|
Colection Drain
|
Parit
yang engumpulkan air dari field drain dibuat di sepanjang CR
|
3 x 3 x 2
|
4
|
Field Drain
|
Parit
yang mengalirkan air dari dalam blok ke colletion drain
|
1 x 1 x 0,5
|
5
|
Foothil Drain
|
dibuat pada
lahan yang berbukit, dan dibuat mengelilingi kaki bukit jika memungkinkan,
hal ini berguna untuk mencegah air hujan dari bukit meresap terlalu
lama/lambat di tanah pada lahan yang lebih rendah yang menuju collection
drain
|
|
6
|
Ring Drain
|
Parit yang
dibuat untuk mengalirkan air sejajar
dengan benteng sebagai pencegah banjir, yang mana tanahnya telah digunakan
untuk membuat bund (benteng).
|
Tabel Ukuran Parit Drainase
Jenis Parit
|
Lebar Atas
(m)
|
Lebar Dasar
(m)
|
Kedalaman
(m)
|
Standard Pembuatan
| |
Manual
|
Mekanis
| ||||
Primer
|
3,5-5,0
|
2,0-3,0
|
1,5-2,0
|
2-2,5 m/HK
|
20-40 m/JKT
|
Sekunder
|
2,2-2,7
|
1,0-1,2
|
1,2-1,5
|
3-4 m/HK
|
40-60 m/JKT
|
Tersier
|
1,3-1,7
|
0,5-0,7
|
0,8-1,0
|
4-6 m/HK
|
60-70 m/JKT
|
Kuarter
|
0,8-1,0
|
0,3-0,4
|
0,5-0,6
|
8-10 m/HK
|
80-100 m/JKT
|
Cara membuat parit
- Membuat pancang dari hulu ke hilir
- Manual : tanah digali dengan cangkul atau sekop
- Mekanis : dengan excavator
- Arah penggalian dari hilir ke hulu
- Tanah galian dibuang ke kiri dan kanan parit untuk kaki lima
- Tempat pertemuan parit/Junction harus membelok ke arah aliran air
4. Polongan (Gorong-Gorong)
Polongan (gorong-gorong) adalah
bangunan berbentuk bulat atau persegi yang ditengahnya bolong dengan dinding
rata, yang disusun atau diletakan atau dipasang di dalam parit yang lebarnya
kurang dari 2,5 m. Polongan berfungsi
untuk menghubungkan jalan yang terputus oleh parit.
Jenis polongan (gorong-gorong) menurut
bahannya :
·
Polongan
kayu; Polongan yang dibuat dari kayu bulat (glondongan) yang di tengahnya
bolong.
·
Polongan
baja; Polongan yang dibuat dari pipa logam dan tidak bersambung.
·
Polongan
beton bulat; Polongan yang dibuat dari beton bertulang berbentuk cincin dan
bersambung.
·
Polongan
beton bersegi; Polongan yang dibuat dari beton bertulang berbentuk persegi dan
tidak bersambung.
a. Norma
Teknis
Polongan Kayu dan Polongan Baja
·
Polongan
harus lebih panjang 3 m dari lebar jalan yang akan dibuat polongan.
·
Dasar lobang
polongan rata dengan dasar parit.
·
Tebal tanah
timbunan minimum 50 cm dari atas polongan.
·
Tanah
timbunan harus padat dan rata atau sedikit lebih tinggi dari permukaan jalan.
·
Pada kedua
sisi jalan dipasang penahan tanah.
Polongan Beton Bulat
·
Lebar parit
yang akan diberi polongan beton bulat maksimal 1,5 m
·
Galian harus
lurus, berpenampang trapesium, lebar dasar sama dengan diameter polongan, dan
dasar galian harus rata dengan dasar parit.
·
Polongan
harus disusun lurus dan rapat, sambungannya harus disemen.
·
Susunan
polongan lebih panjang 2 m dari lebar jalan yang akan dibuat polongan.
·
Pada kedua
ujung polongan dipasang loneng dan sayap beton setinggi minimum 0,2 m lebih
tinggi dari permukaan jalan.
·
Tebal
timbunan minimal sama dengan diameter polongan.
·
Timbunan
dasar sampai 15 cm di atas polngan terdiri dari campuran tanah liat dank oral.
·
Timbunan
harus padat dan rata atau sedikit lebih tinggi dari permukaan jalan.
Polongan Beton Persegi (Box Culvert)
·
Lebar parit
yang akan diberi polongan beton persegi antara 1,5 m – 2,5 m
·
Dinding dan
tutup polongan dibuat dari beton bertulang tebal 20 cm.
·
Dinding
polongan harus dibuat di atas lapisan batu di dasar parit.
·
Lebar
polongan disesuaikan dengan lebar parit, tinggi polongan 50 cm di bawah
permukaan jalan.
·
Panjang
polongan dilebihkan 2 m dari lebar jalan.
·
Pada kedua
ujung polongan dipasang loneng dan sayap beton setinggi minimal 20 cm lebih
tinggi dari permukaan jalan, panjang sayap minimal 2 m dan masuk ketebing
parit.
·
Timbunan tanah
minimal setebal 50 cm, harus padat dan rata atau sedikit lebih tinggi dari
permukaan jalan.
b.
Prosedur Kerja
Pasang
Polongan Kayu
·
Digali dan
dibersihkan parit memotong jalan dengan bentuk rata dan lurus serta lebarnya
sama dengan diameter polongan kayu yang akan dipasang.
·
Polongan kayu
diletakan di dalam parit yang telah digali.
·
Pada kedua
ujung polongan disisi kiri – kanan serta di atas polongan dipasang penahan
timbunan tanah dari susunan karung yang berisi pasir sampai setinggi 0,5 m dari
atas polongan.
·
Selanjutnya
dilakukan penimbunan dengan tanah kering.
Penimbunan dilakukan selapis demi selapis yang setiap lapisnya langsung
dipadatkan sampai mencapai tebal timbunan minimum 50 cm dari atas polongan atau
sampai rata dengan permukaan jalan.
Pasang
Polongan Baja
·
Digali dan
dibersihkan parit memotong jalan dengan bentuk rata dan lurus serta lebarnya
sama dengan diameter polongan baja yang akan dipasang.
·
Polongan baja
dengan panjang lebih 3 m dari pada lebar jalan diletakan di dalam parit yang
telah digali.
·
Pada kedua
ujung polongan disisi kiri – kanan serta di atas polongan dipasang penahan
timbunan tanah dari susunan karung yang berisi pasir sampai setinggi 50 cm dari
atas polongan.
·
Selanjutnya
dilakukan penimbunan dengan tanah kering.
Penimbunan dilakukan selapis demi selapis yang setiap lapisnya langsung
dipadatkan sampai mencapai tebal timbunan minimum 50 cm dari atas polongan atau
sampai rata dengan permukaan jalan. Bila
tanah timbunan lebih tinggi dari permukaan jalan, maka + 5 m di kiri dan
kanannya juga ditimbun secara melandai.
Pasang Polongan Beton Bulat
·
Digali dan
dibentuk parit berpenampang trapesium dengan lebar dasar sama dengan lebar
polongan yang akan dipasang dan dasarnya rata dengan dasar parit.
·
Dasar parit
diluruskan dan diratakan, lalu dialas dengan 2 batang kayu ukuran 8 x 25 x 600
cm dengan jarak 25 cm sebagai landasan.
·
Di atas kayu
landasan diletakan dan disusun 6 – 8 buah polongan beton bulat dengan rapat dan
lurus.
·
Sambungan
polongan diberi adukan semen secukupnya.
·
Pada kedua
ujung polongan dibuat loneng dan sayap beton berupa pasangan batu, dimana
tinggi loneng dan sayap 20 cm di atas permukaan jalan dan lebar sayap minimum 2
m masuk kedalam tebing parit.
·
Pada bagian
samping dan bawah polongan ditimbun sampai padat dengan campuran koral dan
tanah liat, demikian juga pada bagian atas polongan sampai setinggi 15 cm dari
polongan.
·
Penimbunan
dilanjutkan dengan tanah kering biasa selapis demi selapis yang langsung
dipadatkan setiap lapisnya sampai timbunan rata dengan permukaan jalan atau
minimum tebal timbunan sama dengan diameter polongan.
·
Apabila tanah
timbunan lebih tinggi dari permukaan jalan, maka + 5 m di kiri dan
kanannya juga ditimbun secara melandai.
Pasang
Polongan Beton Persegi
·
Tebing parit
diratakan sehingga tegak lurus, dan pada kedua tepi parit digali dasar paritnya
sedalam mungkin sampai kelapisan batu dengan lebar 25 cm dan panjang 6 m. Selanjutnya juga digali dasar untuk sayap
dinding sepanjang minimal 2 m dan masuk secara menyorong kedinding parit.
·
Dibuat
kerangka besi beton untuk tulang dinding dan sayap polongan, lalu dipasang
papan mal dinding dan sayap pada kedua tepi parit, selanjutnya kedalam mal
dimasukan kerangka besi beton, dan terakhir dilakukan pengecoran dinding dan
sayap polongan dengan campuran semen + pasir + kerikil dengan rasio 1 : 2 :
3. Tinggi dinding dibuat 1 m di atas
dasar parit dengan ketebalan 20 cm. Pada
tahap awal ini sayap juga dicor tetapi hanya setinggi 1 m dari dasar sungai
dengan ketebalan 20 cm, namun tulangnya dibuat 1,70 m.
·
Dibuat
kerangka besi beton untuk tulang tutup polongan, lalu dipasang papan mal dan
penyangganya diantara kedua belah dinding.
Selanjutnya di atas mal ini diletakan kerangka besi beton dan terakhir
dilakukan pengecoran dengan adukan semen + pasir + kerikil dengan perbandingan
1 : 2 : 3. Ketebalan tutup polongan 20
cm, panjangnya tergantung lebar jalan ditambah 2 m, dan lebarnya tergantung
lebar parit (maksimal 2,5 m). Kerangka
besi beton dinding harus diikat dan disambungkan dengan kerangka besi tutup
polongan.
·
Dibuat
kerangka besi beton untuk tulang loneng, lalu dirangkai dan diikat dengan
kerangka besi beton tutup dan sayap polongan, selanjutnya dipasang papan mal
untuk loneng dan sayap bagian atas, dan terakhir dilakukan pengecoran loneng
dan kelanjutan sayap polongan dengan adukan semen + pasir + kerikil dengan
perbandingan 1 : 2 : 3. Ketebalan loneng
dan sayap 20 cm, tinggi loneng 70 cm di atas tutup polongan dan sama tinggi
dengan sayap.
·
Setelah 2
minggu kemudian, semua mal dibuka lalu polongan ditimbun selapis demi selapis dengan
tanah kering, dimana setiap lapisan timbunan langsung dipadatkan sampai tebal
timbunan 50 cm atau sama rata dengan jalan.
Jika terpaksa tinggi tanah timbunan lebih tinggi dari permukaan jalan
(untuk mendapatkan ketebalan minimum 50 cm), maka + 5 m di kiri dan
kanan jalan juga dilakukan penimbunan tambahan secara melandai.
·
Bahan mal
dari kayu kasau (5 x 7 x 400 cm) dan papan ( 2 x 25 x 400 cm), sedangkan besi
beton yang digunakan dia. 12 mm.
No comments:
Post a Comment