Transport dan Traksi


A. SARANA TRANSPORT 
Dalam  membangun  suatu  perkebunan  Kelapa  Sawit  ,  syarat / faktor  pertama  yang  harus diperhitungkan  ialah  masalah transport  karena :
  1. Hasil yang diproduksi oleh tanaman itu sendiri cukup tinggi. Produksi FFB / Ha TBS antara 20 – 30 ton .
  2. Keterlambatan pengangkutan / transportasi akan mempengaruhi  proses pengolahan  dan  kapasitas  pabrik, bila proses  pengolahannya terlambat  karena  buah  yang  akan diolah tidak up-to date pemasukannya maka mutu hasil minyak yang dihasilkan di  pabrik  akan  menurun  ( FFA  naik ).
  3. Keterlambatan   pengangkutan   akan  menyulitkan kontrol terhadap ekstraksi minyak,  karena  kadar  air  didalam  buah tersebut  akan turun, yang mengakibatkan BJR  dan  ekstrasinya turun, disamping peluang untuk hilangnya brondolan  dan  buah dari TPH akan lebih besar 
  4. Untuk mempertinggi produksi Kelapa Sawit, dibutuhkan pupuk dalam jumlah  yang  besar.
Contoh  :      
Pada  saat ini dalam program pemupukan telah menggunakan pupuk  5  –  6  kg  / pkk, untuk  mengangkut  pupuk  yang  ribuan  ton jumlahnya transport harus dikoordinir dengan rapi agar program pemupukan  tersebut   cepat  selesai  sesuai  dengan schedule yang dibuat  tanpa  mengganggu  transport  buah  ke  pabrik.
Berdasarkan  pengalaman  dan  setelah  memperhatikan pengelolaan operasi transport di  kebun – kebun  kelapa sawit  lainnya, kami  dapat  mengambil  satu  rumus   seperti  tersebut   dibawah   ini :
Untuk  setiap  400 Ha  kebun  kelapa  sawit , dibutuhkan  satu  truck untuk  angkat  TBS dan  untuk  setiap  1.000 Ha  diperlukan 1 truck untuk angkutan lain – lain , dengan alasan – alasan tersebut diatas kami menganggap bahwa transport di perkebunan  kelapa sawit sudah  seharusnya  dikelola  dengan administrasi  dan  pengoperasian yang  baik .      
Melihat pentingnya transportasi di perkebunan kelapa sawit maka perawatan dan cara perbaikan kendaraan atau alat berat yang merupakan sarana transportasi harus diperhatikan sehingga kendaraan tersebut dapat berfungsi dengan baik pada saat dibutuhkan. Kegiatan traksi dapat diringkas sebagai berikut.
  1. Merawat/ memperbaiki seluruh mesin – mesin/ alat berat/ kendaraan milik perkebunan agar selalu siap pakai untuk program – program pekerjaan penting di kebun.
  2. Mengatur distribusi/ penempatan alat transport dan mesin – mesin lainnya ( mesin listrik, mesin air, dsb. ) ke afdeling – sesuai dengan kebutuhan ( permintaan ) kebun atau afdeling, serta membantu memonitor kegiatan operasionalnya.
  3. Membantu tindakan perawatan/ perbaikan prasarana kebun ( jembatan, rumah karyawan dan bangunan lainnya )
  4. Mengadakan prasarana kebun dan peralatan sesuai standart kualitas kebun.
  5. Merencanakan persiapan suku cadang alat dan mesin – mesin dengan berpedoman pada monitoring operasional dan administrasi ( carlog, dan sebagainya ), up to date, terkendali dan tepat guna.
B. TRAKSI 
    1.  Struktur wewenang dan KewajibanI
Bagan organisasi traksi di perkebunan biasanya terdiri dari satu orang staf traksi, yang posisinya sejajar dengan asisten afdeling dan sama – sama berada di bawah pengurus kebun ( manajer ). Staf traksi membawahi kepala tukang, kepala bengkel, mandor transport, dan krani traksi.
Fungsi manajer adalah menetapkan kebijakan sitem kerja unit traksi. Fungsi staf traksi adalah menjabarkan kebijakan manajer agar seluruh fungsi unit traksi secara tehnis, operasional dan administrasi dapat mencapai sasaran efisien dan efektif. Fungsi asisten afdeling adalah melakukan koordinasi dengan staf traksi dalam hal kebutuhan kendaraan, alat kerja atau mesin – mesin serta ikut aktif dalam pengawasan operasional dilapangan guna sasaran disiplin, efektif, efisien dan administrasi yang up to date.
Wewenang dan kewajiban staf serta karyawan traksi harus jelas agar pekerjaan traksi dan transportasi dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Deskripsi wewenang dan kewajiban utama mereka sebagai berikut.

a. Staf Traksi
  • Melakukan pengawasan/ pemeriksaan kehadiran seluruh petugas traksi ( mandor transport dan seluruh operator, kepala bengkel dan seluuruh mekanik, kepala tukang dan seluruh tukang, krani ) pada pukul 06.00 WIB.
  • Memeriksa kesesuaian perawatan alat transport ( pemeriksaan rutin : oil engine, air radiator, accu battery, minyak rem, dan lain – lain ) sebelum alat kendaraan start atau dioperasikan bersama sopir dan mandor transport.
  • Memeriksa kelengkapan data inventaris alat perlengkapan sesuai kartu perkakas setiap alat transport ( kunci roda, ban serep, dongkrak, sekop, cangkul dan sebagainya ).
  • Memeriksa kelengkapan pengisian buku tugas harian masing – masing transport ( sudah terisi dengan baik dan dapat dipahami sopir/ operator ) serta memeriksa carlog ( sudah terisi dengan baik dan up to date )
  • Menilai/ memonitor kelancaran angkutan, terutama produksi, sesuai dengan jarak dan waktu yang dibutuhkan untuk setiap afdeling, termasuk memantau keadaan pasar dan titi jalan motor.
  • Sore hari, pukul 17.00 – 20.00 WIB, membantu mandor transport mengatur penugasan msing – masing transport, berdasarkan keperluan permintaan dari setiap afdeling agar lebih efisien.
  • Membaut catatan situasi penyimpangan – penyimpangan dalam buku rekapitulasi perjalanan alat transport, disertai pembuatan petunjuk mengatasinya setelah berkonsultasi dengan manajer pada kesempatan pertama.
  • Membantu/ memeriksa krani transport dalam kewajiban harian sebagai petugas administrasi, baik administrasi transoprt, suku cadang, perawatan, biaya dan lain – lain untuk menghindari penyimpangan data, keterlambatan laporan dan sebagainya.
  • Menetapkan tugas harian atau rencana kerja harian kepala bengkel dan kepala tukang beserta pekerjanya dalam papan kerja harian, memeriksa hasil pekerjaan, serta memberikan petunjuk dan mengatur tata letak bengkel untuk kemudahan dan keleluasaan dalam bekerja.
  • Mengawasi kebersihan lingkungan dan keamanan unit transport, perbengkelan dan pertukangan.
  • Memeriksa kelancaran kendaraan penumpang dan operasional alat berat yang secara khusus operasionalnya di lapangan diawasi oleh asisten atau askep.
b. Kepala Bengkel
  • Melaksanakan garis instruksi kerja sesuai dengan rencana kerja harian yang ditetapkan oleh staf traksi,
  • Mengatur tukang bengkel, sesuai dengan profesi atau tingkat ketrampilan masing – masing. Hal tersebut perlu ditetapkan melalui daftar khusus penanggung jawab setiap servis mesin ringan ( sepeda motor dan mesin – mesin lain), kendaraan penumpang ( jip solar/ diesel, pool, bus, ambulance ), alat angkutan truk dan alat berat, serta pembuatan alat pertanian ( tukang besi ). Selain itu, kepala bengkel secara khusus memonitor dan mengawasi prestasi dan kualitas kerja.
  • Menetapkan petugas khusus ( anggota bengkel ) yang bertanggung jawab sebagai pelaksana doorsmeer alat transport, jangan sekali – kali dilimpahkan kepada kenek motor saja.
  • Mengadakan pemeriksaan akhir servis kendaraan bersama – sama staf traksi dan mengisi daftar isian pemeriksaan.
  • Bersama staf traksi mengatur tata ruang bengkel agar setiap ruang dapat memberikan jaminan keamanan pengawasan, keamanan spare part/ suku cadang yang dipersiapkan untuk disempurnakan kembali, membantu memeriksa/ memesan kebutuhan suku cadang, serta melarang adanya kanibalisme di bengkel,
  • Mengatur kebersihan dan keamanan bengkel, terutama menjaga ketertiban lalu – lintas pekerja/ orang lain yang tidak berkepentingan dalam lokasi bengkel.
c. Mandor Transport
  • Mengatur dan memeriksa seluruh alat transport agar pada pukul 06.00 WIB seluruh armada transport sudah siap beroperasi,
  • Memeriksa keadaan alat transport bersama sopir/ operator yang bersangkutan tanpa menghambat keseluruhan operasional pekerjaan menugaskan perbaikan alat transport dengan segera bila diketahui tidak layak dioperasikan. Selain itu, mandor transport memberikan laporan langsung kepada staf traksi pada kesempatan pertama,
  • Mengatur pelaksanaan harian doorsmeer, reparasi dan penugasan harian setiap alat transport melalui buku tugas harian,
  • Memeriksa pengisian carlog secara up to date dan benar, menyelesaikan hambatan secara tuntas setiap kejadian di lapangan, serta tetap memberikan laporan kepada staf traksi pada kesempatan pertama,
  • Setiap hari membuat catatan permasalahan transport, antara lain kebutuhan dan pesanan suku cadang, sebab keterlambatan, atau penyimpangan dan sebagainya. Semua permasalahan tersebut tercatat dalam buku rekapitulasi perjalanan alat transport,
  • Mengawasi kelancaran angkutan produksi harian dan lain – lain, termasuk brondolan di TPH, buah jatuh di jalan, serta selalu memantau buah tinggal melaui peta potong buah harian,
  • Bertanggung jawab terhadap keamanan dan penggunaan kendaraan, peralatan, dan perlengkapan transport.
d. Kepala Tukang
  • Melaksanakan garis instruksi kerja sesuai dengan rencana kerja harian yang ditetapkan oleh staf traksi,
  • Mengatur tenaga kerja tukang batu dan tukang kayu sesuai dengan profesi atau tingkat ketrampilan masing – masing pekerja. Hal tersebut perlu ditetapkan melalui daftar khusus penanggung jawab setiap perbaikan prasarana ( jembatan dan lain – lain ) maupun bangunan ( rumah karyawan, bangunan kerja dan lain – lain ),
  • Memeriksa ketersediaan bahan bangunan ( semen, pasir, paku dan sebagainya ) agar tidak terjadi kekurangan/ kehabisan bahan pada saat pelaksanaan pekerjaan,
  • Mengadakan pemeriksaan akhir perbaikan prasarana dan bangunan bersama – sama staf traksi dan mengisi daftar isian pemeriksaan.
e. Krani Traksi
  • Memeriksa rutin ijin kendaraan ( STNK ), memberikan perhatian khusus pada masa berlaku, serta memeriksa kendaraan ( kir ),
  • Memeriksa, membuat file/ copy SIM setiap sopir/ operator, dan memberikan  perhatian khusus terhadap masa berlaku,
  • Mengisi buku riwayat kendaraan secara up to date, mengisi buku rekapitulasi pemakaian bahan bakar, oli, dan oli bekas. Mencatat semua suku cadang yang dipakai pada masing – masing file kendaraan dan sebagainya,
  • Meneliti dan membuat bon suku cadang serta mengajukan pesanan suku cadang dengan terlebih dahulu memeriksa stok suku cadang di gudang sentral,
  • Mengisi buku rekapitulasi carlog serta memeriksa kewajaran pengisian tonase angkutan dalam hal jumlah trip dan volume diangkut,
  • Mengisi buku rekapitulasi mobil penumpang,
  • Mempersiapkan buku premi angkutan, yang disahkan staf traksi dan dikirim ke afdeling pada setiap awal bulan setelah tutup buku,
  • Mengisi laporan statistik transport, kapasitas angkutan dna pemakaian biaya rata – rata setiap bulan,
  • Membuat laporan bulanan transport alat berat dan mesin – mesin lain dilengkapi dengan ulasan singkat dan jelas menyangkut keadaan nyata selama operasional,
  • Membuat rekapitulasi perjalanan harian alat transport sesuai dengan tenaga operasional di lapangan,
  • Mendata, membuat inventaris, menyusun dalam rak/ lemari atas suku cadang bekas pengganti yang masih mungkin digunakan kembali atau untuk contoh pesanan suku cadang.
f. Sopir/ Operator
  • Setiap pagi sebelum kendaraan dihidupkan, sopir harus memeriksa :
  • Kendaraan ( air pendingin mesin/ radiator, oli mesin, air batery, minyak rem, tali kipas dan lain – lain ),
  • Alat inventaris ( kunci roda, ban serep, dongkrak, sekop, cangkul dan lain – lain ), serta
  • Administrasi ( buku tugas harian, carlog dan lain – lain )
  • Memastikan kendaraan harus sudah mulai bergerak menuju lokasi yang telah ditentukan sesuai buku tugas pada pukul 06.00 WIB. Catatan : memahami, mengerti dan hanya melaksanakan setiap perintah penugasan di buku tugas.
  • Memastikan bahwa seluruh angkutan lain – lain di divisi harus sudah selesai pukul 08.00 WIB dan segera menuju ke tempat pemotongan buah,
  • Melaksanakan pengangkutan buah dengan memperhatikan beberapa hal berikut,
  •       Brondolan harus bersih di TPH,
  •       Muatan tidak melebihi kapasitas angkut yang telah ditentukan,
  •       Wajib memuat buah yang jatuh di jalan kebun,
  •       Tidak ada buah restan di lapangan,
  •       Tidak menjalankan kendaraan dengan kecepatan tinggi ( ngebut ).
      Melaksanakan pengangkutan lain – lain dengan memperhatikan hal berikut,
  • Peletakan barang dilokasi tujuan hendaknya telah dilakukan dengan benar ( pupuk di tempat – tempat yang sudah di beri tanda, bibit diatur rapi dan tidak rebah, janjang kosong tidak menutupi dan sebagainya ),
  • Volume barang yang dikirim/ dimuat harus sama dengan yang diletakkan di tujuan, sesuai dengan SPB ( Surat Pengantar Barang )/ tanda terima,
  • Mengisi carlog secara benar dan tepat waktu, sesuai pekerjaan yang dilakukan,
  • Melakukan pencucian kendaraan pada sore hari bila waktu masih memungkinkan ( antara pukul 18.00 – 19.00 WIB ), tanpa harus menunggu perintah dari mandor transport / asisten,
  • Menjaga dan merawat kendaraan, termasuk kelengkapan peralatan/ accessories sesuai aslinya dan dilarang memasang accessories tambahan tanpa seijin pihak manajemen,
  • Bertanggung jawab penuh terhadap kemungkinan  kendaraan rusak/ kepater, terlebih bila disebabkan oleh faktor kelalaian pengemudi/ sopir, sampai kendaraan tiba kembali ke garasi/ traksi.
  2.   Sistem Kerja
a. Mekanisme Kerja Servis Maintenance ( Perawatan Mmingguan )
Perawatan mingguan adalah perawatan dasar yang mutlak bagi setiap unit kendaraan. Tujuannya untuk memonitor secara terus – menerus kondisi alat sehingga kerusakan dapat diantisipasi sejak dini. Tanggap terhadap kerusakan kecil akan terhindar dari kerusakan yang lebih besar. Dalam servis ini, yang harus diperhatikan secara khusus yaitu kendaraan harus bersih bila masuk bengkel.
Servsi kerusakan dilakukan apabila terjadi kerusakan kendaraan/ alat berat/ mesin – mesin secara insidental ( tidak terduga ), misalnya seal water pump bocor, disc clutch rusak, pecah bearing dan kerusakan bagian lainnya.
Perhatikan jadwal top overhaul atau general overhaul. PP suku cadang harus sudah diajukan pada saat alat/ kendaraan/ mesin – mesin menjelang usia overhaul ( antisipasi proses realisasi PP ). Ketelitian dan kebersihan dalam pelaksanaan overhaul mutlak harus dijaga, disamping kemampuan teknik mekanik yang cukup memadai.
b. Tehnis Pelaksanaan Kerja
Tehnis pelaksanaan kerja menuntut detial dan pelaksanaan yang berbeda antara perawatan rutin, penggantian suku cadang yang sesuai jadwal  dan overhaul.
Perawatan/ maintenance (doorsmeer )
Perawatan kendaraan, alat berat, dan mesin – mesin penunjang perlu diperhatikan sedini mungkin agar tidak terjadi kerusakan mendadak atau cepatnya keausan komponen yang bergesekan. Banyak hal yang perlu dilakukan dalam mengantisipasi kerusakan antara lain pemeriksaan/ perawatan setiap hari yang dilakukan oleh operator/ sopir. Perawatan/ pemeriksaan kendaraan, alat berat, dan mesin – mesin sebelum dijalankan rikhendaknya dilakukan setiap hari. Perawatan/ pemeriksaan tersebut antara lain sebagai berikut.
  • Periksa seluruh permukaan oli sebelum mesin dinyalakan/ dihidupkan,
  • Periksa air battery beserta kabel – kabelnya,
  • Periksa air radiator,
  • Periksa ketinggian/ sistem rem,
  • Periksa jarak/ sistem kopling/ klos,
  • Periksa sistem kelistrikan/ instrumen panel/ lampu – lampu,
  • Periksa ketegangan tali kipas,
  • Periksa tekanan angin ban,
  • Periksa seluruh baut – baut untuk menghindari adanya baut yang hilang atau longgar,
  • Periksa kelayakan fungsi dump/ sistem hidrolik,
  • Nyalakan mesin dengan putaran rendah dan perhatikan kelainan suara pada mesin,
  • Periksa kebocoran – kebocoran oli,
  • Lakukan pemeriksaan keliling sebanyak 2 kali sebelum alat dijalankan.
c. Jadwal penggantian
Jadwal penggantian suku cadang perlu diperhatikan waktunya. Kelalaian penggantian suku cadang yang berhubungan langsung dengan mesin dapat berakibat fatal dan merusak komponen – komponen lain ( mempercepat keausannya ).
Dalam perawatan/ penggantian suku cadang, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sopir/ operator antara lain sebagai berikut.
  • Pembersihan air cleaner ( saringan udara ) sebaiknya dilakukan setiap hari atau minimum 2 hari sekali,
  • Pemberian gemuk atau pispot dilakukan 1 kali seminggu atau setiap 50 – 60 jam operasi,
  • Pemeriksaan bearing roda dan bearing king pin dilakukan 1 kali seminggu,
  • Pengisian BBM sebaiknya diisi penuh setelah selesai beroperasi ( sore hari sebelum parkir ). Hal ini bertujuan untuk menghindari ruang kosong dalam tangki bahan bakar agar tidak terjadi penguapan atau pengembunan,
  • Pembersihan alat sebaiknya dilakukan setiap hari setelah dioperasikan,
  • Pemeriksaan tie rod, profeller shaft, dan lain – lain dilakukan saat melakukan jadwal servis.
d. Top overhaul
Top overhaul dilakukan pada saat mesin mulai berasap, oli mesin berkurang mencapai 2 liter hingga saat akan dilakukan penggantian oli berikutnya, dan terdapat beberapa kebocoran pada bagian gasket/ packing.
Sementara yang dimaksud engine overhaul adalah perbaikan pada bagian bagian tertentu saja seperti pada engine, transmisi, gardan, hydrolic, under carriege ( alat berat ) dan sebagainya.
e. General overhaul
General overhaul adalah perbaikan alat/ unit secara total ( untuk alat berat yang berumur antara 10 – 12 tahun ). Biaya yang diperlukan juga cukup mahal dan biasanya dilakukan bila alat berat/ kendaraan tersebut sudah tidak efektif lagi bila dioperasikan.
Pada kondisi ideal, jadwal overhaul beberapa jenis kendaraan/ alat berat/ mesin adalah sebagai berikut.

 3. Administrasi Transport
Bagan organisasi traksi di perkebunan biasanya terdiri dari satu orang staff traksi, yang posisinya sejajar dengan Asisten Afdeling dan sama-sama berada di bawah pengurus kebun ( manajer ). Staf traksi membawahi kepala tukang, kepala bengkel, mandor transport dan krani traksi.
Fungsi manajer adalah menetapkan kebijakan sistem kerja unit traksi. Fungsi staf traksi adalah menjabarkan kebijakan manajer agar seluruh fungsi unit traksi secara tehnis, operasional dan aministrasi dapat mencapai sasaran efektif. Fungsi asisten afdeling adalah melakukan koordinasi dengan staf traksi dalam kebutuhan kendaraan, alat kerja atau mesin - mesin serta ikut aktif dalam pengawasan operasional di lapangan guna sasaran disiplin, efektif, efisien dan administrasi yang up to date.
Wewenang dan kewajiban staf serta karyawan traksi harus jelas agar pekerjaan traksi dan transportasi dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.
Suatu organisasi atau usaha akan berjalan  baik bila dikelola dengan administrasi yang baik dan teratur. Oleh karena itu organisasi transport yang sudah mempunyai anggaran / budget tahunan harus dikelola  dengan administrasi yang baik agar rencana pemakaian anggaran tahunan tersebut dapat diketahui setiap akhir bulan pelaksanaan    penggunaannya .
  1. Administrasi transportasi ini langsung dikelola oleh Afdeling Traksi, meliputi jenis pengelolaan pengeluaran BBM, perawatan loco, mobil gerobak, traktor roda, mobil bus sekolah, excavator dan graeder .
  2. Pembukuan biaya untuk transport ini ialah pada nomor perkiraan 41106 dan 41107 seperti :
  • Spare -  part
  • Bahan -  bahan minyak  /  pelumas
  • Ban
  • Gaji, premi dan lembur tukang
  • Gaji, dan premi supir, kenek dan mekanik
  • Gaji dan premi transport pekerja ( bongkar muat )
  1. Semua biaya yang tersebut diatas akan dicatat dalam satu buku folio yang diberi nama ”Buku Uraian Biaya Perjalanan Kendaraan”, tiap kendaraan masing – masing mempunyai   buku tersebut .
  2. Uraian perjalanan alat pengangkutan atau lebih lazim dinamakan car-log, tercatat dalam buku uraian biaya   perjalanan  kendaraan .
  3. Selanjutnya  Op-tr-01 ( Oil palm transport 01 ) dimasukan dalam   formulir Op-tr-02, Op-tr-04 dan terakhir  dalam Op-tr-05. Dalam Op-tr-05 telah dapat diketahui biaya pengangkutan: Rp/Ton FFB,  Rp/Jam  dan  Rp/Km.
  4. Semua Op-tr ini disimpan dalam map, dimana masing – masing kendaraan mempunyai map sendiri.
  5. Sebagai alat kontrol terhadap biaya dan kapasitas dari masing –masing jenis angkutan, dicatat pada papan tulis / yang tergantung di  kantor  traksi .
  6. Selain dari op-tr diatas, ada beberapa Op-tr lagi yang dianggap   perlu untuk mengkontrol pelaksanaan transpot ini seperti :
  • A- Opr-204   -    Pemakaian BBM  /  Pelumas
  • B-  Op-tr-06     -    Alat – alat pengangkutan  /   pengolahan  tanah
  • C- Op-tr-07       -    Formulir taksasi  buah dari Afdeling
  • D- Op-tr-08       -    Laporan   produksi  kepada   pengurus
  • E-  Op-tr-09       -    Daftar pemasukan buah /  jam
  • F-  Op-tr-10       -    Laporan situasi pengangkutan buah
  1. Untuk mengetahui penggunaan pemakaian BBM setiap kendaraan angkutan TBS dibuat satu daftar harian untuk satu bulan yang mencatat kapasitas dan penggunaan  BBM .
  4. Hubungan Transport Dengan Pengolahan di Pabrik
Transport buah / TBS merupakan mata rantai dari tiga proses kegiatan di perkebunan Kelapa Sawit yaitu perawatan, panen dan pengangkutan. Ada empat hal yang menjadi sasaran kelancaran transport buah, yaitu :
  • menjaga agar ALB ( asam lemak bebas ) produksi harian 2 – 3 %,
  • kapasitas atau kelancaran pengolahan di pabrik,
  • keamanan TBS di lapangan,
  • biaya (Rp/Kg TBS) transport yang minimum
Faktor yang mempengaruhi kelancaran transport buah meliputi :
  1. Organisasi Potong Buah
Pusingan potong buah dijaga antara 6 – 8 hari sehingga persentase brondolan terhadap janjang maksimum 7 – 9%. Hal ini perlu agar tidak terlalu banyak waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat brondolan dari TPH ke kendaraan. Diusahakan agar satu seksi selesai dipotong dalam satu hari, artinya sedapat mungkin dihindari pengulangan panen yang.
  1. Bentuk / Pola Jalan
Jalan – jalan buntu ( tidak tembus ) diminimumkan dan sebaiknya tidak ada. Pada areal yang berbukit maka diusahakan jalan dibangun di kaki bukit, bukan di atas bukit.
  1. Kondisi / Perawatan Jalan
Faktor utama kelancaran transport yaitu kondisi perawatan jalan itu sendiri, bukan kurangnya unit transportasi. Merupakan gejala umum di perkebunan selama ini, waktu yang disediakan perusahaan untuk road grader banyak digunakan untuk menarik kendaraan yang kepater karena kerusakan jalan. Sebaiknya pemanfaatan road grader seperti ini harus dihindari atau ditiadakan, road grader hanya untuk membentuk dan merawat jalan.
  1. Jenis / Tipe Alat Transport
Pemilihan jenis atau tipe alat transport yang akan dipakai disuatu perkebunan didasari oleh faktor jarak afdeling/ blok dengan pabrik. Berikut adalah tabel pemilihan transport.
  1. Kondisi / Perawatan Alat Transport.
Perawatan alat – alat transport seringkali merupakan titik lemah yang disebabkan oleh banyak faktor, terutama akibat kurangnya pengetahuan tehnis. Selain itu, kepedulian para staf, terutama Asisten Afdeling sangat berpengaruh. Aspek – aspek yang kurang mendapatkan perhatian yaitu :
  • lemahnya pengetahuan tehnis karyawan di bengkel,
  • kurang disiplinnya jadwal maintenance,
  • muatan ( tonase ) kendaraan yang berlebihan,
  • pengetahuan tehnis sopir yang minim,
  • kondisi jalan yang tidak memadai,
  • Transport TBS sampai larut malam,
  • sistem premi transport yang kurang menarik, dan beberapa hal lainnya.
   5. Organisasi Pengoperasian Alat
Perlunya dihayati bahwa penyediaan kendaraan ( truk dan wheel traktor )oleh perusahaan di perkebunan kelapa sawit terutama untuk transport TBS dan untuk angkutan lainnya.
Apabila semua pekerjaan dikelola dengan baik dan kebun sudah mapan maka persentase pemakaian kendaraan untuk angkutan buah ( TBS ) 75 – 80 % dan untuk angkutan lain – lain ( pupuk, karyawan, bibit dan lain – lain ) 20 – 25 %. Oleh karena itu, penentuan kebutuhan jumlah kendaraan per afdeling, terutama ditentukan oleh jumlah produksi TBS per hari.
Efisiensi pengoperasian alat – alat transport akan maksimum apabila memperhatikan hal berikut.
  • Setiap hari asisten merencanakan tonase produksi dan angkutan lain – lain untuk besok setiap sore hari. Realisasi produksi tidak boleh terlampau jauh menyimpang dari taksasi, maksimum 2 %. Hal ini perlu diperhatikan dalam rangka penentuan jumlah kendaraan oleh mandor transport atau staf traksi,
  • Angkutan pupuk per trip minimal 5 ton.
  • Angkutan pupuk dan angkutan lain – lain sudah harus selesai paling lambat pukul 08.30 WIB agar saat itu juga buah sudah diangkat.
  • Sopir dan kenek harus membawa ”bontot” dan tidak dibenarkan pulang untuk makan dan minum.
  • Jadwal ”doormeer” harus benar – benar dilaksanakan. Untuk hal ini perlu tetap tersedia 1 – 2 unit kendaraan untuk menggantikan  kendaraan yang sedang doormeer atau direparasi tersebut. Sebelumnya sopir harus mencatat dan melaporkan kerusakan saja yang perlu diperbaiki.
  • Jangan dibiasakan mentolerir adanya buah restan ( tinggal ) di lapangan (TPH)
  • Kapasitas setiap kendaraan harus semaksimal mungkin. Oleh karena itu, apabila TBS suatu afdeling sudah habis dari lapangan lebih cepat dari biasanya maka harus pindah ke afdeling lain yang transportasinya mengalami kendala,
  • Jangan ada gerak kendaraan yang tidak efesien,
  • Pengisian BBM setiap hari sudah harus selesai pukul 06.00 WIB.
6.  Sistem Premi Transport
Tujuan premi transport adalah meningkatkan mobilisasi angkutan kebun agar lebih murah. Disamping itu, premi transport memudahkan pengawasan operasional. Sistem premi transport juga meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab sopir/ operator/ kenek tentang pentingnya fungsi alat transport dalam mendukung operasi pendukung perusahaan serta pentingnya pemeliharaan alat transport. Dengan begitu, usia pakai ( life time ) alat akan meningkat dan losses TBS/ brondolan di jalan kebun/ TPH dapat ditekan atau dihindari.
  1. Ketentuan Premi
Dasar perhitungan premi transport adalah kapasitas harian yang dicapai oleh kendaraan angkutan sebagai berikut ;
Tabel Dasar Perhitungan Premi Transport
*ketentuan ini mutlak harus berdasarkan uji coba di lapangan serta melihat kondisi dan situasi jalan ( topografi, jenis tanah mineral/ gambut, lebar jalan, arah lurus atau berbelok, dan lain – lain ), jenis alat angkut, serta kapasitas trailer.
  • Premi transport berlaku untuk angkutan TBS dan angkutan lain – lain,
  • Seluruh angkutan dikonversi ke dalam sataun ton,
  • Basis borong dinas ditentukan dalam angkutan ton TBS,
  • Untuk hari libur, seluruh angkutan tanpa basis borong dinas,
  • Tonase TBS dibawah basis diperkirakan sebagai angkutan lain – lain,
  • Untuk hari Jum’at, basis borong dinas sebesar 5/7 x borong dinas hari biasa dan premi dibayar seperti hari biasa,
  • Operator/ sopir dibantu oleh 3 orang kenek atau kurang, tergantung kebutuhan pekerjaan yang dilakukan.
b.Sanksi/ Denda
Sanksi/ denda diberlakukan apabila :
  • Brondolan tidak bersih di TPH,
  • Kelebihan muatan,
  • Tidak memuat atau mengambil TBS yang jatuh di jalan,
  • Buah tinggal bukan karena faktor alam,
  • Tidak mengisi carlog tepat pada waktunya dan tidak memelihara kendaraan serta inventaris alat perlengkapan, dan
  • kendaraan rusak/ kepater dalam blok yang disebabkan oleh kesengajaan/ kelalaian sopir/ operator.
   7. ADMINISTRASI TRANSPORT
Sistem transport yang telah diatur dengan baik memerlukan sarana administrasi yang baik pula untuk memonitor efektivitas dan efisiensinya. Agar tujuan yang dimaksud dapat dicapai, diperlukan pengetahuan dan ketelitian personil dalam membaca angka – angka/ data indikator penyimpangan dan kemajuan kerja. Secara garis besar, administrasi transport dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut.

a. Administrasi Alat Kerja dan Mesin
Administrasi ini harus ada di setiap kendaraan/ alat berat/ mesin dan disimpan rapi di map khusus. Staf traksi, asisten afdeling, dan manajer harus sering melakukan pemeriksaan terhadap fisik kendaraan/ alat berat/ mesin – mesin. Administrasi ini terdiri dari :
  • Buku instruksi kerja,
  • Daftar perjalanan/ carlog,
  • Kartu perkakas kendaraan, dan
  • Jadwal servis.
b. Administrasi Bengkel Kantor Traksi ( papan kerja )
Administrasi ini berbentuk papan kerja yang dipasang di bengkel/ kantor traksi dengan tulisan yang cukup besar dan mudah dibaca, terdiri dari :
  • Rencana kerja harian traksi,
  • Peringatan keselamatan kerja ( pamflet – pamflet tehnis ),
  • Jadwal doormeer dan servsi kendaraan, alat berat serta mesin – mesin,
  • Daftar hasil kegiatan harian ( bangunan, alat panen, titi panen dan sebagainya ),
  • Daftar reparasi/ periksa per jenis alat,
  • Daftar/ peta situasi kondisi infrastruktur prasarana, jalan, jembatan, seksi panen dan buah restan.
c. Administrasi Kantor
Administrasi yang terdapat di kantor traksi mengikuti bagan alir, Administrasi tersebut terdiri dari :
  • Riwayat kendaraan ( tahun kendaraan, tahun pakai, maintenance, overhaul dan sebagainya ),
  • Kartu perkakas,
  • Buku permintaan kendaraan afdeling,
  • Uraian perjalanan angkutan/ carlog ( premi ),
  • Kartu kerja kendaraan ( lembur ),
  • Perincian pengangkutan,
  • Rekapitulasi angkutan setiap kendaraan,
  • Absensi harian operator/ pengemudi dan kenek per jenis alat,
  • Rekapitulasi perkiraan biaya per jenis angkutan ( upah dan bahan per bulan ),
  • Laporan bulanan pemakaian BBM ( bensin, solar, pelumas, hidrolik dan sebagainya ),
  • Running account,
  • Perincian biaya operasi alat berat dan mesin pompa.
Kapasitas   pengolahan buah, sangat tergantung   kepada kapasitas pemasukan  buah ke pabrik.  Tetapi juga ada sebaliknya , kecepatan pemasukan buah yang continue ke pabrik ditentukan oleh lancarnya pengolahan itu sendiri, atau dengan kata lain, in-put buah ke pabrik, harus selaras dengan out-put lori kosong dari pabrik   kelapangan.
Jadi untuk memperoleh kapasitas yang 45 – 50 ton / jam, kebun harus memasukan  20 – 22 lori / jam . Untuk menjaga     kontiunitas pemasukan selanjutnya, pabrik sendiri juga harus  mengeluarkan 20 – 22 lori / jam .
Hal – hal yang harus dijaga / dipelihara untuk tercapainya kapasitas yang dimaksud ialah :
  • Loko yang menarik lori buah harus dijaga  / dirawat dengan  
  • baik
  • seksi / lori panen harus dalam keadaan sempurna .
  • Mengisi buah kedalam lori harus teratur, mulai dari memasukannya dituangan berat ± 2.300 kg / lori .
  • Jangan diisi terlalu penuh ( meninggi / melewati bibir samping lori) agar jangan sangkut masuk dipintu dan mencegah pergesekan ( frietion ) dengan dinding rebusan sendiri.
  • Jalan rail, weselan – weselan menuju rebusan dan rail didalam rebusan sendiri harus dalam kondisi baik .
  • Petugas dibawah Hoist crane harus teratur agar pengangkutan / transport buah ke dalam dan keluar rebusan dapat lancar. Untuk kelancaran ini juga perawatan seksi lori rebusan sangat penting .
  • Buah dari kebun harus masuk ke pabrik sebelum jam 12.00 Wib
  • Loko yang melangsir lori kosong harus tetap siap pakai, agar lori buah yang menuju Hoist crane jangan terhalang masuknya.
Dalam situasi produksi panen diatas 600 ton / hari, buah harus sudah masuk ke pabrik sebelum jam 12.00 Wib agar pengolahan dapat dimulai pada jam 12.00 Wib. Bila hal – hal tersebut diatas dapat dijaga secara konsisten, pengolahan buah dapat diselesaikan pada jam 03 – 04 pagi. Dampak positip bila pengolahan selesai jam 03 subuh ialah :
  • Pekerja tidak sempat mengantuk                                      
  • Mesin – mesin pengolahan berkurang jam kerjanya
  • Penghematan BBM waktu cukup untuk reperasi besok harinya            


   8.  Perawatan Truct dan Tractor Roda
Perawatan / pemeliharaan terhadap semua unit kendaraan yang beroda sangat penting sekali. Mengingat bahwa kendaraan – kendaraan tersebut harus operasi untuk pengangkutan produksi, sebelum mengalami kerusakan harus tetap mendapat perhatian. Dengan memperbaiki kerusakan – kerusakan kecil sedini mungkin maka kerusakan – kerusakan fatal akan dapat dihindarkan. Perawatan / pemeliharaan unit transport ini kami bagi dalam tiga bagian.
  • Doorsmer
  • Reparasi
  • Pemeliharaan oleh pengemudi
a. Doorsmer
Jadwal / waktu untuk doorsmer setiap minggu telah ditentukan pada awal bulan untuk setiap unit kendaraan. Masing – masing kendaraan tersebut telah diberi nama seperti Sn I/ III, Rb II / IV, St II/III yang maksudnya bahwa kendaraan tersebut harus doorsmer pada hari senen minggu I dan senen minggu ke III, yang lainnya pada hari rabu minggu ke II dan rabu minggu ke IV dan demikian selanjutnya. Jarak doorsmer satu I dengan ke II diperhitungkan ± 15 hari setelah menempuh 2.500 – 3.000 Km. Jarak tempuh untuk 15 hari  diperkirakan 15 x 200 = 3.000 Km. Untuk traktor roda diperhitung ka operasi 10 jam / hari, jam yang tempuh untuk jalan doorsmer ± 150 jam bila :
  1. Jalan / Medan yang ditempuh kendaraan tersebut tidak baik (kotor dan berdebu)
  2. Jarak tempuhnya dekat atau sering berhenti. Jam yang ditempuh untuk jadwal doorsmer ± 150 jam. Bila waktu mengijinkan, setiap hari kendaraan – kendaraan tersebut harus dicuci.  Tetapi kemungkinan waktu untuk pekerjaan tersebut tidak ada, karena tersita untuk transport buah. Tetapi sewaktu doorsmer, setiap kendaraan harus dicuci bersih baru dilayani untuk doorsmer (  ganti olie, filter, dan lain – lain ). Petugas untuk doorsmer ini telah ditentukan. Olie mana yang dipercayakan untuk tugas tersebut membuat bon olie dan filter yang diperlukan. Pekerjaan ini diawasi oleh kepala maintenance yang telah benar  - bener dapat dipercayai  untuk pelaksanaannya. 
  3. Pada saat doorsmer yang pertama, hal – hal yang harus dikerjakan adalah :
     Mesin
  • Periksa air pendinginan.
  • Periksa banyaknya elektrolit battery.
  • Periksa kekencangan tali kipas.
  • Ganti olie mesin.
  • Ganti olie pada saringan udara atau bersihkan elemennya.
  • Lumasi diapragma governor.
  • Stel putaran idling dan saat injeksi.
  • Bersihkan elemen saringan bahan bakar.
     Chassis  dan body
  • Periksa gerak bebas pedal kopling, rem dan gerakan rem tangan.
  • Periksa minyak kopling  dan minyak rem.
  • Periksa slang – slang, pipa – pipa  dan sambungan – sambungan yang kemungkinan bocor.
  • Lumasi chassis.
  • Rotasikan  roda – roda.
  • Periksa tekanan angin ban.
      d.Dan pada doorsmer yang selanjutnya hal – hal yang harus dikerjakan   ialah :
     Mesin
  • Ganti air pendingin.
  • Periksa battery.
  • Periksa tali kipas.
  • Ganti olie.
  • Lumasi pompa air.
  • Periksa slang – slang dan pipa – pipa berikut sambungan –  sambungannya.
  • Ganti saringan olie.
  • Periksa pembatas pengambilan udara  ( air intake shutter ).
  • Ganti olie saringan udara atau elemen saringan udara.
  • Ganti elemen saringan bahan bakar.
  • Periksa saringan pompa penyalur ( feed pump ).
  • Periksa tutup tanki bahan bakar, slang – slang, pipa – pipa bahan bakar dan sambungan – sambungan.
  • Kencangkan baut – baut / mur – mur.
  • Periksa sistem pemanas awal ( glow – plug ).
  • Stel celah katup.
  • Periksa saat injeksi.
  • Periksa nozzle dan lumasi.
  • Periksa  putaran idling.
  • Ganti diapragma  governor.
  • Chasis dan Body
  • Periksa sistem  kopling ( pedal, master, pipa –pipa  dan minyak kopling).
  • Periksa sistem  rem  ( pedal, slang, pipa, sepatu dan minyak rem  kerja booster dan saringan udaranya ).
  • Periksa suspensi depan dan belakang.
  • Periksa olie bak gigi kemudi.
  • Lumasi chasis.
  • Periksa oli transmisi,  transfer ( bj ) dan differential.
  • Ganti gemuk bantalan roda.
  • Lumasi poros propeller.
  • Kencangkan baut – baut / mur – mur pada chasis dan body.
  • periksa gerakan roda kemudi dan lengan lengan penghubungnya.   
  • Periksa bekerjanya semua alat – alat kelistrikan.
  • Periksa tekanan angin ban.
  • Rotasikan roda – roda
Dibawah ini  kami gambarkan secara sistematis pekerjaan – pekerjaan doorsmer  servis  awal bulan ( minggu I ) dan tengah bulan  (minggu ke III).
  • Minggu I pada jarak  ± 2.500 KM   atau  ± 150 jam
  • Minggu III pada jarak ± 5.000 km atau ± 300 jam
Operasi perawatan :
  • P = periksa,
  • S = Stel,
  • G = Ganti,
  • K = Kencangkan,
  • L = Lumasi
Khusus untuk truck jenis tipper, ada pelumasan an 2 x 1 minggu terhadap semua nipple pada system hydraulicknya. Truck tipper yang baru operasi 3 bulan, diadakan penggantian minyak hydraulick dari dalam hoist cylinder 1 x setahun. Pekerjaan doorsmer ini akan memakan waktu 4 – 5 jam, diusahakan pada waktu tersebut, segala persoalan – persoalan / kekurangan – kekurangan kecil dapat dikerjakan secara tuntas.
b. Reparasi
Ruang atau bengkel untuk reparasi sudah tersedia dengan baik. dalam rungan tersebut, pekerjaan resparasi sudah dapat dikerjakan pada waktu siang hari, malam dan pada hari hujan. Fasilitas alat – alat atau sarana – sarana untuk pekerjaan reparasi di bengkel motor diusahakan semaximal mungkin seperti kunci – kunci, bais, grenda, bor listrik dan lain – lain. Semenjak Agustus 1983, pekerjaan general overhaul engine dikerjakan ditempat. Beberapa alat seperti Crankshaft, blok mesin, injecktie  pom yang menghendaki reparasi / bubut dan lain – lain, dikirim ke bagian teknik / tenol untuk pelaksanaan perbaikannya  di medan. Sepeda motor yang digunakan asisten lapangan, perawatan / reparasinya dikerjakan dibengkel ini juga.
c, Pemeliharaan Oleh Pengemudi
Untuk menjaga daya tahan atau ”  life  time  ” dari seluruh unit kendaraan ini, faktor pengemudi memegang peranan penting. Setiap pagi sebelum kendaraan dihidupkan, para pengemudi harus memeriksa : air pendingin mesin / radiator, olie mesin, air batery, minyak rem dan tali kipas. Secara insidentil, para asisten harus mengontrol hal – hal tersebut. Tanpa perintah dari kepala perawatan / maintenance, pencucian kendaraan sudah dilaksanakan pada sore hari bila waktu masih tersedia ( antara jam 18 – 19 ). Para pengemudi harus dibina / diarahkan untuk mengoperasikan kendaraannya dengan baik dan tetap memperhatikan rambu – rambu jalan. Kepada mereka diberikan petunjuk – petunjuk mengemudikan kendaraan tersebut dijalan umum, dijalan kebun, dan tetap diingatkan juga situasi / kondisi jalan yang dilaluinya. Untuk membawa muatan / beban, jangan sampai terjadi unsur pemaksaan kapasitas yang diizinkan maksimal 5 ton / kendaraan kepada para pengemudi ditekankan, harus mengisi daftar perjalanan car-log op-Tr 01 setiap hari dan menyerahkannya setiap pagi kepada Asisten untuk kontrol kebenaran dan pengesahannya.

   7. MAINTENANCE UMUM

  • Semua kendaraan yang dioperasikan kelapangan harus dalam kondisi baik / sehat.
  • Kendaraan – kendaraan yang di poolkan di pabrik ataupun yang berpangkalan di Divisi, perawatan / pemeliharaannya adalah tanggung jawab kepala urusan Traksi / Teniker I.
  • Pelaksanaan dari jadwal doorsmer / service yang telah ditetapkan sesuai dengan nama / kode dari masing – masing kendaraan harus dilaksanakan dengan konsisten.
  • Semboyan dari maintenance / perawatan terhadap semua kendaraan yang bergerak : ” Kerusakan yang kecil jangan diabaikan, karena sudah pasti mengakibatkan kerusakan / kerugian yang besar ”.
  • Tukang, pembantu tukang, olie man yang bekerja untuk perawatan / pemeliharaan kendaraan – kendaraan tersebut, haruslah mempunyai pengalaman, ketrampilan dan dedikasi yang baik terhadap perusahaan. Kepada mereka harus diberikan bimbingan, pengarahan yang positif agar ” Life time ” dari apa yang dikerjakan mereka dapat dipertanggung jawabkan.

Panen

 A.   PRAKIRAAN PRODUKSI TAHUNAN
       1. Pengamatan Produksi
Pengamatan dilakukan 1 kali tiap 6 bulan, 20 ha/HK dengan tata laksana
Tgl 1-15 Des       : Untuk prakiraan pruduksi Semester I
Tgl 1-15 Juni       : Untuk prakiraan produksi Semester II
Cara pencatatan dan pengamatan dilakukan blok per blok :
            Blok                     :                      
            Thn tanam         :
            Luas                     :
            Jlh Pohon              :
            Tgl Pengamatan      :
Pohon contoh sebanyak (± 5%). Untuk blok 25 ha sebanyak 162 pohon dan blok 16 ha sebanyak 104 pohon.
Pohon contoh diambil pada setiap selang 10 baris dan pada tiap baris tersebut diambil selang 5 pohon. Bila memungkinkan baris/pohon contoh analisa daun.
Cara pengamatan/menghitungnya :
Tiap pohon contoh dihitung berapa jumlah jumlah tandan yang sudah menjadi buah dan berapa tandan bunga betina, kemudian jumlahkan keduanya.
Tandan inilah yang akan dipanen selama periode 6 bulan.

    2. Panen Puncak
Produksi kelapa sawit terus menerus sepanjang tahun, tetapi secara umum mempunyai 3 pola panen : panen rendah (trek) sedang (bulan biasa) dan panen puncak.
  • Pola Penyebaran Panen Bulanan (PPB) diamati dari catatan panen yang sudah ada dan bila sudah cukup data dibuat pola rata-rata 5 tahun.
  • Pada bulan puncak perlu diantisipasi
  • Pemanen tambahan : hitung sesuai perkiraan produksi harian
  • Angkutan tambahan dengan mempertimbangkan penambahan jumlah trip
 
B.   STANDAR KEMATANGAN
  1. Standar kematangan berikut ini berdasarkan jumlah brodolan yang ada di permukaan tanah.
  2. Sangat penting untuk mempertahankan panen pada interval yang pendek  pada tanaman yang baru menghasilkan atau tanaman muda, karena buah akan membrondol lebih dari 10% dalam waktu 5-7 hari, interval panen yang lama mengakibatkan banyaknya buah busuk dan jumlah brondolan yang banyak.
  3. Pelaksanaan panen yang tepat pada standar kematangan yang tepat dapat mencegah pemanenan buah mentah dan mengurangi pengumpulan brondolan.
  4. Interval panen tidak boleh lebih dari 10 hari pada 3 (tiga) tahun pertama setelah menghasilkan dan tidak boleh melebihi 14 hari pada tanaman yang lebih tua, pada musim buah rendah lakukan pemeriksaan ekstra agar pemanen tidak memanen buah mentah untuk memenuhi standar borongnya.
  • Untuk tanaman diantara panen tahun pertama sampai ke tiga, paling sedikit 5 brondolan per janjang dengan interval kurang dari 10 hari
  • Untuk tanaman yang lebih tua , standar kematangan maksimum adalah 3 – 5 brondolan per janjang sebelum panen dengan interval kurang dari 10 hari.
  • Jika interval panen, tidak dapat dihindari lebih dari 14 hari
      Ciri tandan matang :
  • Warna buah orange kemerahan
  • Sudah ada buah yang lepas (memberondol)
  • Kriteria fraksi (tabel)
  • Kriteria jumlah brodolan :
  • Areal datar        : 2 brondolan/kg berat tandan
  • Areal miring      : 1 brodolan/kg berat tandan
Tingkat kematangan yang baik adalah pada fraksi 2 dan 3 (brondolan 1 dan 2 per kg berat tandan). Brondolan maksimum 12,5 %
Komposisi panen yang dikatagorikan baik adalah :
Fraksi 2+3+4     = 80 %    Fraksi 5     = 5%       Fraksi 1            = 15%
 
C.   PERSIAPAN PEMANENAN
     1.   Persiapan Pemanenan
  • Pelaksanaan panen buah perlu memperhatikan : Kondisi areal, Penyediaan  tenaga kerja pemotong buah , pembagian seksi potong buah, dan penyediaan alat alat kerja.
  • Seksi potong buah harus di susun  sedemikian rupa  sehingga blok yang akan dipanen setiap hari akan terkonsentrasi (tidak terpencar-pencar), selain itu juga harus dihindari adanya potongan potongan ancak panen, agar satu seksi selesai pada satu hari.
  • Semua tenaga kerja panen harus sudah tiba di ancak panen sedini dan sepagi mungkin, untuk meningkatkan produktifitas dan out put tenaga kerja pemanen
  • Pemanen harus menjaga peralatannya dalam keadaan baik, dan tajam.
    2. Pemanenen

  • Pemanen mencari buah yang masak, dan melihat buah yang brondol di tanah.
  • Jika pengambilan buah tidak dapat dilakukan tanpa memotong pelepah yang dibawahnya, maka pelepah ini harus dipotong terlebih dahulu dan dirumpuk di gawangan.
  • Potong buahnya, potong tangkai buah sependek mungkin.
  • Tunas yang dibuang harus seminimal mungkin dan seperlunya jika mungkin dengan mengikuti aturan  dengan ketentuan meninggalkan 2 (dua) pelepah dibawah buah.
  • Pelepah yang ditunas harus disebar di gawangan, perhatikan untuk tidak menutup pasar pikul, priringan dan parit
  • Tidak ada buah masak yang tertinggal karena ini akan terlalu masak pada rotasi berikutnya.
  • Ketika memotong pelepah pemanen harus memotong rapat pada batang.
  • Jangan memanen buah mentah karena akan mengakibatkan kehilangan minyak dan kernel
  • Semua brondolan harus dikutip, termasuk yang masuk ke ketiak pelepah kelapa.
  • Usahakan jangan terlalu banyak memindahkan buah hasil pemanenan karena akan mengakibatkan kenaikan FFA
  • Gagang tangkai buah harus pendek, karena gagang panjang akan mengganggu pengangkutan dan menyerap banyak minyak pada fase proses awal pengolahan.
  • Keluarkan brondolan dari buah buah busuk, atau terlalu masak dan janjang kosongnya jangan di bawa ke pabrik.
  • Buah tidak tercampur pasir dan sampah terutama sewaktu mengutip brondolan, karena ini menyebabkan kerusakan pada mesin-mesin pabrik.
  • Usahakan mencegah keterlambatan pengiriman buah ke pabrik.
  • Buah diletakkan dengan bagian gagang dibawah, disusun 5 atau 10 baris, untuk memudahkan penghitungan dan pemeriksaan kematangan buah.
  • Jika rotasi panen dapat dipertahankan akan mengurangi pengutipan brondolan.
  3,   Kebutuhan Pemanen dan Pembrondol
Pada dasarnya jumlah pemanen dan pembrondol diperhitungkan 1 : 1, pada periode produksi rendah (low crop) jumlah pembrondol bisa lebih sedikit dari jumlah pemanen. Pemanen dan pembrondol agar diupayakan sebagai karyawan (SKU). Kebutuhan pemanen dihitung :
                         Total produksi setahun – brondolan
            Rata-rata outout pemanen x hari efektif setahun
Untuk perencanaan jumlah pemanen pada areal baru yang belum diketahui produktivitas pemanen secara rata-rata, maka dasar perkiraan kebutuhan pemanen dihitung :
  • Areal datar yang di panen dengan dodos – 0,04 hk/ha
  • Areal gambut/ bukit yang dipanen dengan dodos – 0,06 hk/ha 

D.    TATA LAKSANA PANEN/PRODUKSI
      1. Angka Kerapatan Panen
  • Manfaatnya : untuk mengatur kebutuhan tenaga pemanen yang menyediakan sarana transport.
  • Pohon contoh: sebanyak 100 pohon per blok (16-25 ha). Diambil dari baris no .5,15,35,45 masing-masing sebanyak 20 pohon.
  • Hitung tandan yang sudah bisa dipanen keesokan harinya, misalnya 24 tandan. Kerapatan panen (KP)= 24/100 = 0,24 atau 1 : 4 artinya dari setiap 4 pohon akan dipanen 1 tandan matang. Bila berat rata-rata 1 tandan = 12 kg. Maka prakiraan panen : 0,24 x  2.240 x 12 kg = 6.451 kg
  • Bila kapasitas (PN = Prestasi Normal) 1 orang tenaga panen = 800 kg diperlukan 8 orang pemanen.
  • Truk/kendaraan sesuaikan dengan produksi tersebut. 
   2.  Rotasi Panen          
Rotasi panen di afdelling/kebun diatur dan disesuaikan dengan hari kerja pabrik yakni sebagai berikut :
  • 6/7  : 6 hari memanen dengan rotasi 7 hari (Senin – Sabtu) (biasanya hanya pada waktu musim panen puncak)
  • 5/7  : 5 hari memanen dengan rotasi 7 hari (Senin – Jumat)
    3. Kapveld
Kapveld yaitu luas areal panen harian, sebagai Contoh :
(Untuk Senin-Kamis  @ 170 ha atau 11 blok/hari sedangkan pada hari jumat panen hari pendek hanya 6 blok)
    4.  Ancak Panen
Ancak panen adalah luasan yang menjadi tanggung jawab pemanen.  Terdiri atas :
  • Ancak tetap :  pada sistem ini pemanen dan areal panen tetap. Areal panen biasanya berbukit sampai berlereng curam atau letaknya terpencil. Sebagai contoh Blok A = 16 ha, ada 50 baris dipanen oleh 5 orang. Orang ke I memanen baris 1-10, orang ke II baris ke 11-20 dan seterusnya.
  • Ancak Giring : Pada sistem ini pemanen secara bersama-sama memanen di I blok. Setelah selesai pindah ke blok lain. Satu orang pemanen memanen tiap 2 baris (1 gawangan ). Kemudian berpindah kebaris yang belum dipanen, dan seterusnya sampai selesai 1 blok dan pindah ke blok lain.
Cara berpindahnya :
  • Ancak giring orang tetap : pemanen pertama mengambil gawangan pertama pada perpindahan berikutnya.
  • Ancak giring orang tidak tetap : gawangan pertama pada perpindahan berikutnya dikerjakan oleh siapa saja/pemanen yang terlebih dahulu selesai.
  • Keuntungan sistem ancak giring : buah dapat segera diangkut ke pabrik dan kontrol oleh mandor lebih mudah.
  • Secara skematis, sistem panen ancak giring dapat terlihat.
    5. Organisasi Panen
Persiapan kebutuhan tenaga
Dasar Luasan = Luas areal yang dipanen/kemampuan pemanen.
  • PelaksanKetentuan panen : pemanen diawasi oleh seorang mandor. Tiap mandor panen mengawasi 15-50 pemanen (luasan 50-60).
    6. Alat-alat Panen
Alat yang digunakan adalah :
 
    7. Cara Panen
  • Pelepah yang menyangga (songgo) buah matang dipotong
  • Tandan matang dipotong tangkainya
  • Brondolan yang ada diketiak pelepah diambil/dikorek
  • Tandan dibawa ke jalan pikul, brondolan di piringan dikumpulkan
  • Pelepah disusun digawangan mati dan dipotong menjadi 3 bagian.
  • Setelah selesai pindah ke pohon berikutnya.
    8. Pengumpulan ke TPH (Tempat Pengumpulan Hasil)
  • Buah diangkut dengan goni/pikulan atau kereta sorong ke TPH setelah selesai memanen 2 jam
  • TPH 1:6, 1 TPH  tiap 6 gawangan
  • Tangkai tandan dipotong mepet atau berbentuk huruf V (cangkem/mulut kodok)
  • Tandan disusun tiap 10 tandan (tandan kecil) atau 5 (bila tandan besar)
  • Nomor pemanen ditulis pada tangkai tandan
    9. Prestasi Panen
  • Kapasitas Panen/Basis Tugas/Prestasi Normal : Jumlah kg tandan yang harus diselesaikan dalam 1 hari kerja oleh tiap-tiap pemanen
  • Basis Borong/Basis Premi : Jumlah kg TBS dalam basis tugas yang tidak dapat preminya/hanya upah standar
  • Besarnya kapasitas panen dan basis borong ditentukan oleh umur tanaman, keadaan buah (kerapatan panen), topografi areal, semakin sulit pelaksanaan panen basis borongnya diturunkan
  • Contoh basis borong (BB) 
 
Keterangan : pada umur 3-4 tahun dengan produksi 8 ton TBS/ha/thn dan berat rata-rata tandan 4 kg per pemanen harus memanen 250/4 = 62 tandan tiap hari untuk mencapai nilai minimum/basis borong.
Untuk hasil panen yang lebih dari 62 tandan maka terhadap kelebihannya diberikan premi
D.  SISTEM PENGUPAHAN PANEN
     1. Batasan Premi
  • Diberikan untuk pemanen dengan hasil melebihi Basis Borong
  • Perhitungan Premi Pemanen (PP) : Kelebihan (kg atau tandan) x tarif (nilai premi) Rp/kg atau Rp……/tandan. Nilai premi ini sangat bervariasi, sesuai ketentuan masing-masing perusahaan
  • Pada beberapa perusahaan perkebunan nilai premi beberapa penjumlahan NPK + NPM 
  • Denda/penalti : disamping premi maka dapat juga diberlakukan sitem denda atas kesalahan yang dibuat oleh setiap pemanen. Denda dapat berupa pengurangan nilai mutu panen.
  
     2.  Premi Panen
Penerapan sistem premi potong buah harus didasarkan pada biaya potong buah per kg TBS sesuai dengan anggaran tahun berjalan dan melihat sistem premi tahun sebelumnya, besarnya premi potong buah di usahakan tetap sesuai dengan anggaran, tetapi tetap menarik bagi tenaga kerja.
Premi potong buah dapat dikategorikan 2 bagian, yaitu :
  • Premi potong buah berdasarkan “jumlah janjang buah TBS” yang didapat
  • Premi potong buah berdasarkan “jumlah berat (kg) buah/TBS yang didapat setelah di timbang di pabrik/PKS.
 
Pembayaran premi dilaksanakan pada saat karyawan menerima gaji, pemberian pinjaman setiap minggu harus ditiadakan, sebab akan mengurangi manfaat premi pada saat di terima , karena akan terjadi pemotongan pinjaman, sehingga premi yang diterima relatif kecil, dan akan mengakibatkan berkurangnya motivasi kerja.
 
     3. Denda dan Sanksi
Tindakan yang tidak memenuhi aturan yang ditetapkan atau melanggar aturan sistem yang ada, maka pihak pihak yang bertanggung jawab terhadap proses panen akan dikenakan denda dan sanksi sesuai tingkat kesalahan dan pelanggaran yang dilakukan. Pihak yang paling bertanggung jawab terhadap hasil panen adalah, pemanen, kerani buah, dan mandor panen, tingkat pelanggaran pada masing masing personal dapat di gambarkan sebagai berikut
   a.   Pemanen
  • Tidak siap borong (tidak menjalankan tugas sesuai dengan 7 (tujuh) jam kerja.
  • Memanen buah mentah.
  • Buah masak siap panen tetapi tidak di panen
  • Brondolan tidak dikutip bersih
  • Brondolan di buang ke gawangan
  • TBS tidak disusun rapi di TPH
  • Pelepah sengkleh, atau pelepah berserakan tidak di tata rapi
b.   Kerani Panen
  • Buah mentah diterima senagai buah masak
  • BJR timbangan PKS dengan BJR timbangan di lapangan selisih    >10%
  • BJR timbangan PKS dengan BJR Timbangan di lapangan selisih   5-10 %
  • BJR Timbangan PKS dengan BJR timbangan di lapangan selisih antara 2,5 – 5 %
c.   Mandor Panen
  • Buah mentah >5% dari total panen per hari
  • Buah mentah 4 – 5 %
  • Buah mentah 3 – 4 %
  • Buah masak tidak dipanen, buah tinggal di piringan sehingga tidak terangkut, pelepah berserakan tidak di tata rapi.
Besarnya denda atau sanksi di sesuaikan dengan tingkat kesalahan dan peraturan yang telah di tetapkan oleh masing masing perusahaan.
      4. Status Karyawan 
Karyawan pemanen dapat dibagi menjadi tiga yaitu Kontrak, Standard Ketetapan Umum  (SKU) harian dan Bulanan, masing-masing mendapat fasilitas sebagai berikut :
a. Pemanen
Pemanen Kontrak :
  • Pemanen baru yang diterima sebaiknya menggunakan system kontrak dua tahun.
  • Bila pemanen tersebut sudah bekerja dengan baik setelah masa kontraknya habis dilanjutkan dengan mengangkatnya menjadi SKU harian.
  • Semua fasilitas SKU harian dapat diberikan sesuai kebutuhan.
Pemanen SKU Harian mendapat fasilitas :
  • Upah harian sesuai peraturan Badan Kerja Sama Pengusaha Perkebunan Sumatera (BKS-PPS)
  • Upah tidak dibayar bila mangkir/absen yang tidak diperkenankan.
  • Mendapat fasilitas jamsostek.
  • Keluarga sakit mendapat pengobatan di klinik perusahaan
  • Mendapat THR keagamaan dan bonus tahunan sesuai peraturan BKS-PPS.
  • Mendapat hak cuti.
  • Mendapat catu beras sesuai peraturan BKS-PPS.
  • Mendapat fasilitas perumahan.
Pemanen SKU Bulanan mendapat fasilitas :
  • Upah Bulanan sesuai peraturan BKS-PPS dan perusahaan
  • Upah tidak dibayar bila mangkir yang tidak diperkenankan
  • Mendapatkan fasilitas jamsostek
  • Keluarga sakit mendapatkan pengobatan klinik perusahaan
  • Mendapat THR keagamaan dan bonus tahunan sesuai peraturan BKS-PPS.
  • Mendapat hak cuti.
  • Mendapat tunjangan dan catu beras sesuai peraturan BKS-PPS.
  • Mendapat fasilitas perumahan.
Penentuan kontrak, SKU Harian atau Bulanan disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan    dilapangan atau dibuatkan peraturan tambahan dibagian personalia yang disesuaikan dengan kondisi lapangan.
b. Krani Panen, Mandor Panen dan Mandor Satu
Krani Panen, Mandor Panen dan Mandor Satu terdiri dari kontrak, SKU Harian dan Bulanan yang masing-masing mendapat fasilitas sebagai berikut
Karyawan Kontrak :
  • Karyawan baru dapat menggunakan system kontrak dua tahun.
  • Bila karyawan kontrak tersebut telah bekerja dengan baik dan masa kontraknya telah selesai dapat dilanjutkan dengan mengangkatnya menjadi SKU Harian.
  • Semua fasilitas SKU Harian dapat diberikan kepada karyawan kontrak sesuai kebutuhan.
  SKU Harian :
  • Upah harian sesuai peraturan BKS-PPS
  • Upah tidak dibayar apabila mangkir/absen yang tidak diperkenankan.
  • Mendapat fasilitas jamsostek.
  • Keluarga sakit mendapat pengobatan di klinik perusahaan.
  • Mendapat THR keagamaan dan bonus tahunan sesuai peraturan BKS-PPS.
  • Mendapat hak cuti.
  • Mendapat tunjangan dan catu beras sesuai peraturan BKS-PPS
  • Mendapat fasilitas perumahan.
  SKU Bulanan
  • Upah Bulanan sesuai peraturan BKS-PPS dan perusahaan
  • Upah tidak dibayar bila mangkir yang tidak diperkenankan.
  • Mendapat fasilitas jamsostek
  • Keluarga sakit mendapat pengobatan klinik perusahaan
  • Mendapat THR keagamaan dan bonus tahunan sesuai peraturan BKS-PPS
  • Mendapat hak cuti
  • Mendapat tunjangan dan catu beras sesuai peraturan BKS-PPS
  • Mendapat fasilitas perumahan
Penentuan Kontrak, sesuai Harian atau Bulanan disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan di lapangan atau dibuatkan peraturan tambahan di bagian personalia yang sesuai dengan kondisi lapangan.
Khusus untuk SKU Bulanan, nilai upah atau golongan ditentukan oleh prestasi kerja yang bersangkutan sesuai penilaian atasan atau pimpinan atau tim penilai berdasarkan peraturan perusahaan mengenai kepersonaliaan.
Waktu pengupahan mengikuti peraturan personalia yang berlaku.
Pengupahan panen dapat dirubah berdasarkan kebutuhan dan kebijakan managemen Perusahaan dan Pemerintah

 E. INSPEKSI PANEN
    1. Komposisi TBS
Untuk mengetahui kualitas buah yang dipanen oleh pemanen sebaiknya dilakukan inspeksi panen terhadap komposisi dan kematangan tebs yang ideal untuk diolah di pabrik
    2. Pemeriksaan Panen/Kap Inspeksi
  • Pada lini pertama dilakukan oleh Mandor panen
  • Pemeriksaan di lapangan dan TPH. Kesalahan yang terjadi diberi sangsi berupa pengurangan nilai maupun denda sesuai ketentuan yang berlaku

  • Tandan matang tidak dipanen
  • Tandan di panen tidak dikumpul
  • Brondolan tertinggal di piringan/gawangan pasar pikul
  • Pelepah tidak disusun
  • Di TPH pemeriksaan meliputi :
  • Tandan afkir
  • Tandan mentah
  • Tangkai tandan
  • Susunan dan kebersihan tandan
  • Kebersihan brondolan
  • Buah busuk
  • Frekuensi pemeriksaan
  • Mandor panen : 1x/hari
  • Mandor I memeriksa 1 pemanen 1x/2 minggu
  • Asisten memeriksa 1 pemanen 1x/bulan untuk menentukan mutu kelas tanam
  • Askep memeriksa secara acak 1 mandor/afdeling
  • Administratur melaksanakan pemeriksaan secara acak minimum 1x/3 bulan
  • Pemanen yang sering berbuat kesalahan harus dibina secara intensif

F.  PENGAWASAN
Staf atau asisten kebun, Mandor I, Mandor panen, mantri buah, melaksanakan secara rutin pengawasan setiap hari, tugas masing masing dapat di jabarkan sebagai berikut :
  1. Asisten Kebun
  1. Setiap hari kerja wajib memeriksa hasil kerja tukang potong buah, yang meliputi pemeriksaan mutu buah di TPH dan kualitas ancak panennya
  2. Pemeriksaaan mutu buah  dan ancak yang dilakukan mencakup hal sebagai berikut :
  • Kematangan buah menurut kriteria yang berlaku.
  • Tumpukan brondolan di TPH
  • Kebersihan brondolan
  • Rumpukan pelepah
  • Pelepah “ sengkleh”
  • Buah masak tidak dipanen
  • Brondolan tidak dikutip
  • Buah mentah yang diperam
  • Mengurangi losses produksi dengan kesadaran akan kerugian yang terjadi pada perusahaan, bukan karena perintah atasan atau paksaan
  • Hasil pemeriksaan assisten dicatat dalam buku penerimaan mutu buah.
  2. Pengawasan oleh kerani buah.
  • Setiap jenjang di TPH harus dihitung dan diperiksa kualitasnya.
  • Semua TBS yang telah diperiksa dan diterima di cap/tanda pada gagangnya dengan gancu, buah yang dipanen harus diberi kriteria dan catatan setiap buah Mentah di beri tanda “ A”  dan nomor panen pada gagangnya, brondolan kadaluarsa harus di keluarkan dari tumpukan brondolan, dan janjangan kosong harus dibuang di gawangan, pemanen yang memanen buah mentah harus di denda dan diberi sanksi
  • Kerani buah hanya bisa menerima buah di TPH yang telah di tetapkan
  • Kerani buah mencatat seluruh aktivitas pemanenan pada buku penerimaan panen, dan bila terjadi kesalahan pencatatan tidak boleh di robek tetapi cukup di paraf dan di beri keterangan, serta melanjutkan pada halaman berikutnya.
  • Hasil pemeriksaan dan pencatatan kerani buah setiap harinya di cocokkan dengan catatan Asisten kebun, untuk mencegah terjadinya penyelewengan administrasi
   3. Pemeriksaan oleh mandor panen
  • Menentukan ancak setiap pemanen pada pagi hari, dan melaksanakan kontrol terhadap kehadiran pemanen yang terlambat.
  • Aktif melaksanakan pekerjaan potong buah sehingga seluruh buah masak telah dipanen, dan tidak ada buah masak yang tertinggal di pohon.
  • Memastikan semua buah yang dipanen dibawa ke TPH dan tidak ada yang tertinggal di piringan atau pasar rintis.
  • Sewaktu memotong gagang buah harus mepet tetapi tidak terkena tandan    
  • Memastikan tidak ada buah mentah yang dipanen, dan apabila terlanjur dipanen, tidak dibenarkan di peram atau disembunyikan.
  • Memastikan semua brondolan di kutip
  • Memeriksa buku kerani buah  untuk melihat hasil panen pemanen yang rendah, terutama yang tidak siap borong.
  • Menghitung kerapatan buah  di seksi yang akan di panen pada ke esokan harinya.
   4. Pengawasan oleh Mantri buah.
  • Mantri buah langsungf bertanggung jawab kepada asisten atau estate manager.
  • Memeriksa kualitas buah, presentase brondolan, serta kebersihan dan kerapihan ancak panen, minimal 2 – 3 mandor per hari
  • Secara bergiliran harus melaksanakan pemeriksaan kualitas buah per mandor  dengan di dampingi oleh mandornya.
  • Melaporkan hasil pemeriksaannya kepada estate manager setiap sore harinya
  • Setiap akhir bulan rekapitulasi pemeriksaan mantri buah terhadap kualitas dan putaran panen.

 G.   Denda dan Sanksi
Tindakan yang tidak memenuhi aturan yang ditetapkan atau melanggar aturan sistem yang ada, maka pihak pihak yang bertanggung jawab terhadap proses panen akan dikenakan denda dan sanksi sesuai tingkat kesalahan dan pelanggaran yang dilakukan. Pihak yang paling bertanggung jawab terhadap hasil panen adalah, pemanen, kerani buah, dan mandor panen, tingkat pelanggaran pada masing masing personal dapat di gambarkan sebagai berikut
   1. Pemanen
  • Tidak siap borong (tidak menjalankan tugas sesuai dengan 7 (tujuh) jam kerja.
  • Memanen buah mentah.
  • Buah masak siap panen tetapi tidak di panen
  • Brondolan tidak dikutip bersih
  • Brondolan di buang ke gawangan
  • TBS tidak disusun rapi di TPH
  • Pelepah sengkleh, atau pelepah berserakan tidak di tata rapi

   2. Kerani Panen
  • Buah mentah diterima senagai buah masak
  • BJR timbangan PKS dengan BJR timbangan di lapangan selisih  > 10%
  • BJR timbangan PKS dgn BJR Timbangan di lapangan selisih  5-10 %
  • BJR timbangan PKS dgn BJR timbangan di lapangan selisih  2,5 – 5 %

  3. Mandor Panen
  • Buah mentah >5% dari total panen per hari
  • Buah mentah 4 – 5 %
  • Buah mentah 3 – 4 %
  • Buah masak tidak dipanen, buah tinggal di piringan sehingga tidak terangkut, pelepah berserakan tidak di tata rapi.

Besarnya denda atau sanksi di sesuaikan dengan tingkat kesalahan dan peraturan yang telah di tetapkan oleh masing masing perusahaan.

H.  LOSSES DAN AKIBATNYA
    1. Buah Mentah
Buah mentah adalah sumber losses yang utama karena jenis losses ini mengakibatkan kerugian ganda. Buah yang dipotong tidak menghasilkan minyak, sementara personil yang memotongnya kita bayar. Buah mentah sekali lagi tidak menghasilkan minyak, bahkan pada saat pengolahan di PKS, bersinggungan dengan buah yang telah masak, kemungkinan justru akan dapat menyerap minyak yang dihasilkan oleh buah yang lain. Selain itu buah mentah dapat menyebabkan kerusakan alat PKS (threser) dan menyebabkan berkurangnya efisiensi pengolahan yang dikarenakan harus direbus 2 kali. Pemotongan buah mentah menyebabkan menurunnya disiplin karyawan dan juga secara tidak langsung tanaman yang dipotong buahnya akan stres.
Untuk menghindari turunnya buah mentah, maka harus dapat mengendalikan pusingan tetap normal 7 hari. Pusingan yang terlalu cepat memungkinkan turunnya buah mentah, dikarenakan karyawan ingin memenuhi basis dan lebih borongnya. Pusingan yang terlalu tinggi juga menyebabkan turunnya buah mentah, hal ini dikarenakan malasnya mengutib brondolan (waktu yang lama), sehingga karyawan justru memotong buah mentah. Dengan kerugian-kerugian tersebut maka memotong buah mentah ibarat ”dosa berlipat dosa” di perkebunan kelapa sawit.

    2. Brondolan Tidak Dikutip
Brondolan merupakan bagian buah kelapa sawit yang menghasilkan minyak, yaitu pada bagian yang disebut mesocarp. Jika ekstraksi pada TBS berkisar antara 20 – 25% maka ekstraksi brondolan bisa sampai 40 – 45%. Dengan demikian, tidak mengutip brondolan merupakan dosa kedua yang menyebabkan losses. Tidak mengutip brondolan berarti secara langsung mengurangi jumlah minyak yang bisa dihasilkan dan secara tidak langsung hanya mengantar janjangan kosong ke PKS, yang akhirnya bisa memungkinkan adanya perbandingan penyerapan minyak oleh janjangan kosong yang lebih besar. Brondolan tinggal juga merupakan ”bom waktu” yang sewaktu-waktu bisa meledak, yaitu pada saat akan tumbuh menjadi gulma yang dinamakan kentosan. Kentosan ini merupakan salah satu jenis gulma yang sukar dikendalikan dan menyebabkan kerugian kembali karena pengendaliannya membutuhkan tenaga, alat dan bahan (yang memerlukan uang untuk pengadaannya).
Beberapa lokasi brondolan yang memungkinkan tinggal/tidak dikutip : ketiak daun, piringan, TPH, Batang, Gawangan mati/rumpukan, pasar rintis, parit, jalan dan rumah. Untuk menjaga agar brondolan yang jatuh tidak terlalu banyak, maka usaha yang pertama-tama perlu dilakukan adalah pengendalian pusingan.

     3. Buah Masak Tinggal di Pokok (Buah S)
Losses yang diakibatkan oleh buah masak tinggal di pokok jelas merugikan karena kita tidak mendapatkan minyak dari buah tersebut. Buah masak yang ditinggal, pada pusingan yang akan datang akan menjadi buah yang overripe, apalagi telah menjadi buah busuk, maka akan berakibat terjadi peningkatan ALB (Asam Lemak Bebas) jika TBS nanti diolah di PKS. Asam lemak bebas nantinya akan menyebabkan menurunnya harga CPO yang kita hasilkan. Bahkan buah busuk ini akan berakibat langsung terhadap pemanen itu sendiri, yaitu menurunnya output yang dikarenakan brondolan yang dikutip terlalu banyak.
Terjadinya buah masak yang ditinggal di pokok, biasanya disebabkan oleh kejelian pemanen yang kurang yang disebabkan oleh kedisiplinan karyawan, karyawan yang telah berumur tua atau karyawan yang terjadi gangguan kesehatan mata.
Oleh karena itu, selain melihat brondolan yang jatuh di piringan, pemanen harus melihat kematangan buah di pokok.

     4. Brondolan/Buah Dicuri
Salah satu tujuan pembuatan seksi panen adalah agar panen terkonsentrasi di satu tempat. Dengan kondisi ini, maka diharapkan lebih mudah untuk melaksanakan pengawasan panen termasuk pengawasan terhadap keamanan buah/brondolan yang diantrikan di TPH. Sistem penghancakan juga mempengaruhi kecepatan dan terkonsentrasinya buah. Sistem hancak giring baik murni maupun tetap mandoran, biasanya akan lebih cepat buah keluar dibandingkan dengan sistem hancak tetap. Pencurian buah juga terjadi langsung di lapangan dengan menurunkan buah dari pokok atau juga mengutip brondolan langsung di piringan. Buah/brondolan yang dicuri jelas-jelas menyebabkan tonase yang didapat akan berkurang, sedangkan biaya panen tetap. Selain mengambil buah dan brondolan, dapat juga merusak hancak dengan membuat pelepah sengkleh atau sekalipun menunas tetapi tidak dirumpuk di gawangan mati.