A. PENDAHULUAN
Dalam pembangunan perkebuna kelapa sawit perlu di
perhatikan kekayaan nutrisi yang terkandung, nutrisi terbagi dalam dua
kategori, yakni elemen makro, dan elemen mikro
Reaksi tanah (pH) merupakan
indikasi yang menggambarkan tingkat kemasaman atau alkalinitas tanah.
Nilai ini berpengaruh pada mudah tidaknya unsur-unsur hara tersedia atau
diserap oleh tanaman, adanya unsur beracun bagi tanaman dan aktivitas
organisme. Reaksi tanah yang masam mengakibatkan terjadinya pengikatan P
oleh Al dan meningkatkan kelarutan Al yang bersifat racun bagi tanaman, serta
tidak tersedianya unsur Boron (B) yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman
Nitrogen merupakan hara makro
yang paling esensial bagi pertumbuhan vegetatif tanaman. Kekurangan unsur
ini akan berakibat tanaman tumbuh kerdil, pertumbuhan akan terhambat,
daun-daun kuning (kurang memiliki arti produksi). Bahan organik merupakan
sumber utama N dalam tanah dan ketersediaannya dipengaruhi oleh ratio antara C
dan N. Sebagian besar N tanah terikat dalam bentuk organik dan sebagian kecil
dalam bentuk anorganik. N organik tidak dapat diserap oleh
tanaman. Tanaman menyerap Nitrogen dalam bentuk Amonium (NH4) dan Nitrat
(NO3). N dalam tanah dapat berkurang atau hilang melalui pencucian,
penguapan dan diserap oleh tanaman. Pengaruh kegiatan
pengusahaan hutan terhadap kadar N-total dapat terjadi melalui
berkurangnya kadar bahan organik, meningkatnya proses pencucian dan erosi serta
perubahan sifat kimia tanah.
Perbedaan kadar bahan organik
pada masing-masing jenis kegiatan dapat disebabkan oleh perbedaan kandungan
bahan organik awal, faktor topografi, intensitas pelapukan dan erosi yang
terjadi.
Bagi tanaman, Fosfor (P)
merupakan unsur hara makro esensial kedua setelah Nitrogen. Unsur ini
sering ditambahkan ke dalam tanah sebagai pupuk, karena pada umumnya
tanah-tanah di Indonesia khususnya pada lahan-lahan marginal memiliki kandungan
P yang sangat rendah. P dalam bentuk P organik dapat dibebaskan menjadi
bentuk anorganik melalui proses dekomposisi sehingga dapat diserap oleh
tanaman. Bentuk P anorganik dalam tanah jumlahnya sedikit dan sukar
larut dalam air. Kadar P-total pada areal calon lokasi Perkebunan
berkisar antara 1,15 mg/100 g - 5,49 mg/100 g, tergolong sangat rendah.
Seperti halnya N dan P, unsur
Kalium (K) juga merupakan unsur makro esensial bagi tanaman. Secara umum
unsur ini bersama unsur N dan P menentukan tingkat produksi tanaman.
Gejala kekurangan K pada tanaman berakibat pinggir daun berwarna coklat,
tanaman kerdil dan daun tua menguning. Sumber K dalam tanah umumnya
ditemukan dalam bentuk mineral yang kompleks. Bentuk tersebut mudah
berubah bila tercuci oleh air yang mengandung CO2 atau
asam-asam lainnya. Sebagian besar kandungan K dalam tanah berasal dari
pelapukan batuan yang mengandung K seperti mika dan feldspar (menghasilkan ion
K bagi tanaman)
Kapasitas tukar kation suatu
jenis tanah adalah kemampuan tanah untuk menyerap kation-kation yang dapat
dipertukarkan pada permukaan koloid-koloid tanah yang bermuatan negatif.
Nilai KTK berkaitan erat dengan kesuburan tanah, dimana tanah dengan
nilai KTK tinggi mampu menyerap dan menyediakan unsur hara lebih baik dari pada
tanah dengan nilai KTK rendah. Besarnya KTK sangat dipengaruhi oleh
jumlah dan jenis liat, serta humus tanah.
Aluminium (Al) dalam tanah
dapat menimbulkan hambatan bagi pertumbuhan tanaman secara langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung tingginya kadar Al dalam tanah
dapat meracuni tanaman, sedangkan secara tidak langsung Al dapat sebagai
pensuplai ion H yang pada akhirnya mempengaruhi pH tanah sehingga pH rendah dan
mengakibatkan tidak tersedianya unsur hara. Al yang tinggi juga dapat
mengikat unsur-unsur lain seperti Pospor (P) dan Boron (B) sehingga tidak tersedia
bagi tanaman. Untuk lebih jelasnya dapat disajikan dalam penjelasan
berikut :
B. ELEMEN BERPENGARUH
I. Elemen
Makro
Elemen atau unsur makro
adalah unsur yang sangat diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang besar untuk
melaksanakan/mempunyai fungsi yang sangat penting dalam tubuh
tanaman, adapun unsur/elemen makro adalah sebagai berikut :
1. Nitrogen (N)
Sebagai unsur kimia dan
komponen utama yang penting dalam tanaman, protoplasma sel mempunyai kandungan
nitrogen yang tinggi, dan juga merupakan unsur pokok protein, asam amino,
almida dan alkolida. Klorophil juga mempunyai unsur nitrogen, jika dalam
keadaan dibawah optimal ada kecendrungan nitrogen akan ditransfer ke jaringan
yang lebih muda, yang secara fisiologis merupakan daerah aktif titik tumbuh.
Nitrogen terdapat dalam pupuk urea atau Za, gejala
kekurangan unsur hara bitrogen dapat di lihat pada daun muda dengan gejala daun
yang pucat dan kalau siang hari seperti transparan.
2. Fosforus (P)
Fosforus adalah komponen asam
nukleat, yang berfungsi untuk mengatur proses perkembangan, defisiensi unsur
ini akan menghambat pertumbuhan, dan juga mempengaruhi pertumbu han akar. Fosfor
juga merupakan komponen berbagai system fisiologis yang berhubungan dengan
nutrisi dan respirasi dan juga mempengaruhi pemasakan buah, dan elemen ini
dibutuhkan dalam jumlah yang cukup untuk efisiensi penggunaan nitrogen.
Fosfor mempunyai peranan
penting dalam pemecahan karbohidrat dan makanan lainnya yang dihasilkan akibat
proses fotosintesis dalam tanaman. Kekurangan fosfor akan menghambat
fotosistesis dan membatasi kemampuan tanaman untuk memproduksi karbohidrat,
peranan fosfor dalam proses pertumbuhan tanaman sebagai berikut :
a. Stimulasi pertumbuhan
awal akar dan perkembangannya
b.
Mempercepat
tanaman untuk menghasilkan
c.
Produksi buah
dan biji.
Unsur P terdapat pada
pupuk TSP dan RP. Gejala kekurangan unsur hara P pada tanaman kelapa sawit di
tunjukkan dengan gejala batang yang meruncing dan pelepah yang berwarna
kemerahan selain itu juga sering di tunjukkan dengan gulma di sekitar sawit memiliki
daun berwarna ungu.
3. Kalium (K) Kalium mempunyai pengaruh dalam proses fisiologi antara
lain
a.
Pembelahan
sel
b.
Formasi
fotosintesis dari karbohidrat
c.
Reduksi
nitrat dan mengubah hasil sistesis menjadi protein
d.
Aktifitas
enzim
Kalium terdapat dalam pupuk MOP dan
KCL. gejala kekurangan unsur hara kalium adalah daun tua yang kelihatan bintik
– bintik merah seperti orang panuan dan kalau gejala sudah berat maka bercak
tersebut akan membesar dan merata pada daun kelapa sawit.
4. Magnesium (Mg)
Sebagai salah satu komponen dri sejumlah system
enzym, magnesium juga mempunyai fungsi vital dalam pembentukan klorophil
Fungsi Magnesium dalam
tanaman adalah sebagai berikut
a.
Bagian
essential dari klorophil
b.
Mengatur pengambilan unsur hara tanaman lainnya
c.
Sebagai
pembawa fosfor dalam tanaman
d.
Membantu
pembentukan minyak dan lemak dll
Magnesium terdapat pada pupuk
Kieserite dan Dolomite, Gejala yang di timbukan kelapa sawit yang kekurangan
unsur hara magnesium adalah daun yang menguning dan akhirnya gosong seperti
terbakar mulai dari tepi anak daun.
5. Sulfur (S)
Sulfur sangat penting dalam pembentukan minyak
pada tanaman, seperti halnya sulfur dan nitrogen, adalah pembentuk asam amino
Sulfur Sangat mirip dengan Nitrogen jika
dibandingkan dengan nutrient essensial tanaman lainnya, dan kekurangan unsur
sulfur pun sangat mirip dengan dengan defensiensi nitrogen
6. Kalsium
(Ca)
Fungsi utama dari kalsium
adalah sebagai komponen dinding sel. Dinding sel ini mempunyai daerah
meristimatik dan ini sangat penting untuk pertumbuhan akar yang baik, dalam
fisiologi sel kalsium cenderung mengatur atau menghambat aktivitas kalium, dan
kalsium dapat juga mempengaruhi penyerapan nitrogen
Fungsi Kalsium dalam tanaman
adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan
pembentukan awal akar dan pertumbuhan
b.
Meningkatkan
kekuatan tanaman secara umum
c.
Mempengaruhi
jumlah pegambilan bahan makanan pada tanaman
d. Menetralisasi
produksi racun dalam tanaman.
e.
Meningkatkan
produksi biji dan benih
f.
Meningkatkan
kandungan kalsium makanan.
7. Ketidak Seimbangan Unsur Elememen Makro
ketidakseimbangan kadar nitrogen
dengan kalium, dan diduga akibat terjadinya defisiensi boron. Rasio N/K tidak
boleh melebihi dari 2,5. Pemupukan nitrogen seperti pupuk urea yang berlebihan
dapat menyebabkan ketidakseimbangan N/K ini terjadi. Gejala white stripe berupa
garis-garis putih yang memanjang sepanjang helaian daun terjadi pada kedua sisi
tulang anak daun. Gejala white stripe biasanya selalu diikuti dengan gejala
defisiensi boron
II. Elemen Mikro
Elemen mikro atau mikronutrien adalah elemen yang
penting, dan dibutuhkan dalam jumlah sedikit dan kecil untuk menjalankan
fungsinya yang penting dalam tubuh tanaman. Beberapa fungsi elemen mikro dalam
system enzyme tanaman sebagai elemen pembentuk anion (Boro dan Molibdenum) juga
pembentuk unsure kation (tembaga). Beberapa diantaranya dalam proses oksidasi –
reduksi dalam metabolisme tanaman beberapa diantaranya dibutuhkan dalam
memproduksi klrorophil, Unsur mikro diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Mangaan (Mn)
Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti
hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan
pemupukan Mn sering disemprotkan lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat
bergerak atau beralih tempat dari logam yang satu ke organ lain yang
membutuhkan.
Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa
oksida, karbonat dan silikat dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)),
rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan
primer, terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena
proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder
terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar
antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau mangan
oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan dan pengeringan
yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn.
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.
Fungsi umumnya adalah sebagai katalis untuk
berbagai system enzyme. Mangaan bersifat antagonistic dengan besi, jumlah
berlebihan dari salah satu unsur akan menyebabkan munculnya gejala defisiensi
dari unsur lainnya, tetapi interaksi elemen ini dengan mikronutrien lainnya
mungkin menguntungkan
2. Besi (Fe)
Klorosis kerena defisiensi zat besi pada tanaman
menunjukan fungsi elemen ini dalam pembentukan klorophil, walaupun bukan elemen
pembentuk yang sebenarnya, zat besi juga berfungsi sebagai katalis dalam sistem
enzym pernapasan dan oksidasi, dan terlibat dalam reduksi nitrate menjadi
amonia. Secara umum pergerakan dan kelarutan dalam tanaman adalah terbatas,
terutama jika jumlah Mangaan dan Fosfor tinggi, jumlah kalium rendah dan cahaya
yang sangat terang
Besi (Fe) merupakan unsure mikro yang diserap
dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun fero (Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk
khelat (ikatan logam dengan bahan organik). Mineral Fe antara lain olivin (Mg, Fe)2SiO,
pirit, siderit (FeCO3), gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3) dan
ilmenit (FeTiO3) Besi dapat juga diserap dalam bentuk khelat, sehingga pupuk Fe
dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa digunakan adalah Fe-EDTA,
Fe-DTPA dan khelat yang lain.
Fe dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam
kloroplas atau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daundianggap lebih cepat
dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami
defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun sering diduga lebih
ekonomis dan efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil, protein,
enzim, dan berperanan dalam perkembangan kloroplas. Sitokrom merupakan enzim
yang mengandung Fe porfirin. Kerja katalase dan peroksidase digambarkan
secara ringkas sebagai berikut:
a. Catalase H2O + H2O O2 + 2H2O
b. Peroksidase AH2 + H2O A + H2O
Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan
electron dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2,
reduktase solfat, reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabakan
terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi
tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kaadar asam amino pada daun
dan penurunan jumlah ribosom secara drastic.
Penurunan kadar pigmen dan protein dapat
disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas
semua enzim.
3. Seng (Zn)
Seng dibutuhkan untuk metabolisme protein dan
berperan dalam pembentukan klorophil, Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion
Zn++ dan dalam tanah alkalis mungkin diserap dalam bentuk monovalen Zn(OH)+. Di
samping itu, Zn diserap dalm bentuk kompleks khelat, misalnya Zn-EDTA, seperti
unsur mikro lain, Zn dapat diserap lewat daun.
Kadr Zn dalam tanah berkisar antara 16-300 ppm,
sedangkan kadar Zn dalam tanaman berkisar antara 20-70 ppm. Mineral Zn yang ada
dalam tanah antara lain sulfida (ZnS), spalerit [(ZnFe)S], smithzonte (ZnCO3),
zinkit (ZnO), wellemit (ZnSiO3 dan ZnSiO4). Fungsi Zn antara lain : pengaktif
enim anolase, aldolase, asam oksalat dekarboksilase, lesitimase,sistein
desulfihidrase, histidin deaminase, super okside demutase (SOD), dehidrogenase,
karbon anhidrase, proteinase dan peptidase. Juga berperan dalam biosintesis
auxin, pemanjangan sel dan ruas batang.
Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terytama pada tanah berkapur.
Adapun gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.
4. Tembaga (Cu)
Tembaga penting sebagai koenzym yang dibutuhkan
untuk mengaktifkan beberapa enzym tanaman, juga terlibat dalam pembentukan
klorophil. Penyerapan tembaga berlawanan dengan penyerapan zat besi. Jumlah
tembaga yang terlalu kecil menyebabkan zat besi terakumulasi dalam tanaman, dan
jumlah tembaga yang terlalu banyak menyebabkan gejala klorosis yang terjadi
hampir disetiap pertumbuhan baru, karena tembaga relatif tidak mobil.
Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu++ dan
mungkin dapat diserap dalam bentuk senyaewa kompleks organik, misalnya Cu-EDTA
(Cu-ethilen diamine tetra acetate acid) dan Cu-DTPA (Cu diethilen triamine
penta acetate acid). Dalam getah tanaman bik dalam xylem maupun floem hampir
semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam amino. Cu dalam akar tanaman
dan dalam xylem > 99% dalam bentuk kompleks.
Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit [Cu4(OH)6SO4].
Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh plastosianin. Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan masing-masing molekul mengandung satu atom Cu. Hara mikro Cu berpengaruh pafda klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin.
Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan lignin.Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain : pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan tangkai daun lemah.
5.
Molibdenum
Molibdenum penting dalam simbiosis fiksasi
nitrogen dalam reduksi nitrogen nitrat menjadi bentuk amino, oleh sebab itu
defisiensi molibdenum dapat menyebabkan defisiensi nitrogen dalam tanaman.
Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi
antara titik kritik dengan toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi,
selain toksis bagi tanaman juga berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini
agak berbeda dengan sifat hara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo
sering sekitar 1500 ppm. Umumnya tanah mineral cukup mengandung Mo.
Mineral lempung yang terdapat di dalam tanah
antara lain molibderit (MoS), powellit (CaMo)3.8H2O. Molibdenum (Mo) dalam
larutan sebagai kation ataupun anion. Pada tanah gambut atau tanah organik
sering terlihat adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun demikian dengan senyawa
organik Mo membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari pencucian air.
Tanah yang disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah. Hal ini
disebabkan karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II)
oksida hidrat.
Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga terlambat.
Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan
daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun
umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit
sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.
6. Boron
Banyak pertumbuhan vegetatif yang abnormal
disebabkan defisiensi boron, dan jika kelebihan elemen ini menunjukan gejala
keracunan, interaksi elemen ini dengan elemen mikro lainnya dimana ada ketidak
seimbangan dapat mengganggu perkembangan bibit.
Boron dalam tanah terutama sebagai
asam borat (H2BO3) dan kadarnya berkisar antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah
umumnya berupa ion borat hidrat B(OH)4-.
Boron yang tersedia untuk tanaman
hanya sekitar 5%dari kadar total boron dalam tanah. Boron ditransportasikan
dari larutan tanah ke akar tanaman melalui proses aliran masa dan difusi.
Selain itu, boron sering terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron juga
banyak terjerap dalam kisi mineral lempung melalui proses substitusi isomorfik
dengan Al3+ dan atau Si4+.
Mineral dalam tanah yang mengandung
boron antara lain turmalin (H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang mengandung 3%-4%
boron. Mineral tersebut terbentuk dari batuan asam dan sedimen yang telah
mengalami metomorfosis. Mineral lain
yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O),
uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat oleh mineral tanah,
terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3).
Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan auksin. Di samping itu boron juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk sari. Gejal defisiensi hara mikro ini antara lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang sngat rentan, mudah terserang penyakit.
7. Klor(Cl)
Klor merupakan unsur yang diserap dalam bentuk ion
Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh
bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000
ppm berat tanaman kering.
Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara
340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Klor dalam tanah
tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat mobil dan mudah tercuci oleh air
draiinase. Sumber Cl sering berasal dari air hujan, oleh karena itu, hara Cl
kebanyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi justru menimbulkan masalah
keracunan tanaman.
Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman,
meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan air yang tidak seimbang,
memperbaiki penyerapan ion lain,untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit dianggap
hara makro yang penting. Juga berperan dalam fotosistem II dari proses
fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen.
Adapun defisiensi klor adalh antara lain : pola percabangan akar abnormal, gejala wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk.
No comments:
Post a Comment