I. PENDAHULUAN
A. PENGENALAN
Mengingat dinamika pemanfaatan dan penggunaan lahan yang demikian cepat maka diperlukan data citra/Peta penutupan lahan yang terkini / uptodate dan mampu menggambar objek lebih detail, agar pekerjaan tepat sasaran, efektif dan efisien. Peta Citra Foto Udara akan membantu mengidentifikasi, menganalisis berdasarkan data vegetasi, yang akan mengurangi waktu dan sumber daya untuk melakukan cheking lapangan, selain itu hidrologi, pemukiman, tanah dan infrastruktur, akan mudah dipetakan menggunakan Foto Udara.
Selama lebih dari satu dekade, para praktisi di bidang survei dan pemetaan hanya memiliki sedikit pilihan jika ingin memanfaatkan data satelit. Produk-produk yang lazim dipakai adalah data LANDSAT, SPOT, dan NOAA. Dalam batas-batas tertentu, ketiga jenis data satelit tersebut memang memadai. Data NOAA ideal untuk mengkaji kondisi iklim dan cuaca yang mencakup areal yang luas misalnya satu negara, data LANDSAT sering dipakai untuk mengkaji penutupan lahan dalam satu propinsi atau bahkan satu pulau, sedangkan data SPOT dapat lebih detail lagi yakni satu kabupaten dengan skala 1:25.000.
B. CITRA
Kebutuhan untuk mengelola suatu lahan dengan baik adalah kebutuhan yang sangat mendesak saat ini. Ketersediaan lahan makin terbatas dan persinggungan kepentingan antar masyarakat, investor dan keseimbangan ekologi memunculkan permasalahan pengelolaan lahan yang kompleks. kepentingan masyarakat harus dilindungi, di sisi lainnya kegiatan investasi korporasi yang menggerakkan perekonomian juga harus berjalan dengan baik, sementara keseimbangan ekologi harus dijaga, oleh karena itu. Kompleksitas pengelolaan lahan yang sangat rumit tersebut dapat diurai menjadi unit-unit analisa yang lebih sederhana dan terukur dengan alat bantu berupa Citra atau Peta dengan Resolusi Tinggi.
Citra Satelit adalah hasil pemotretan dari luar angkasa (satelit), bisa berupa foto biasa maupun foto inframerah (berdasarkan panas). Tentu saja ini dilakukan dari satelit.
Citra satelit telah berkembang pesat dalam waktu sepuluh tahun terakhir. Satelit mampu merekam gambar permukaan bumi dengan tingkat kerincian tinggi dan hampir menyamai pencitraan dari pesawat udara sebelumnya. Diawali dengan Satelit Ikonos resolusi 0,82 m kemudian QuickBird resolusi 0,6 m, dan saat ini puluhan satelit komersial beresolusi tinggi telah mengorbit untuk menghimpun data permukaan bumi dalam kualitas yang sangat bagus.
· Kelemahan yang sangat menonjol adalah pada saat pembelian/order citra satelit Terdapat tiga opsi pembelian data Citra Satelit Ikonos yaitu pembelian data arsip, data update, serta data perekaman terbaru (Select Tasking).
· Data arsip merupakan data citra satelit yang mempunyai tanggal perekaman lebih dari 90 hari dari hari ini. Sedangkan data update merupakan data citra satelit yang mempunyai tanggal perekaman kurang dari 90 hari dari hari ini (Select Tasking) yaitu jika pada area order tidak ada data arsip citra satelit atau data citra satelit tutupan awannya terlalu besarsehingga diperlukan pengambilan citra baru.
Citra Foto Udara adalah hasil pemotretan suatu daerah dari ketinggian, namun masih dalam lingkup ruang atmosfer. Misalnya pemotretan dari balon udara, helikopter, pesawat terbang, pesawat tanpa awak dan lain sebagainya. Keuntungannya disini adalah gambar lebih jelas, detail dan uptodate, serta cepatnya proses pengambilan dan pengolahan data
Permasalahan muncul ketika user menginginkan data detail dengan resolusi yang tinggi, murah, cepat, dan bebas penutupan awan, sehingga dapat di identifikasi secara visual dengan jelas, beberapa alternatif penyedia data resolusi tinggi antara lain, Ikonos, Quickbird, satellite Geo Eye, Satelit Worldview-2 dan Potret Udara.
1. Quickbird
Kemunculan QUICKBIRD memberi harapan baru bagi praktisi di bidang Perencanaan Wilayah/Perkotaan, Pertambangan, Pertanian, Perkebunan, Transportasi, Advertising, Utilitas, Telekomunikasi, Broadcasting, dan semua pihak yang membutuhkan data akurat dan detail.
Keunggulan QUICKBIRD adalah mampu menyajikan data dengan resolusi hingga 61 cm. Dengan resolusi setinggi ini, sebuah lokasi permukiman dapat diidentifikasi per individu bangunan
Keunggulan QUICKBIRD adalah mampu menyajikan data dengan resolusi hingga 61 cm. Dengan resolusi setinggi ini, sebuah lokasi permukiman dapat diidentifikasi per individu bangunan
Quickbird merupakan satelit penginderaan jauh yang diluncurkan pada tanggal 18 Oktober 2001 di California, U.S.A. Dan mulai memproduksi data pada bulan Mei 2002. Quickbird diluncurkan dengan 98º orbit sun-synchronous dan misi pertama kali satelit ini adalah menampilkan citra digital resolusi tinggi untuk kebutuhan komersil yang berisi informasi geografi seperti sumber daya alam.
Satelit Quickbird mampu untuk men-download citra dari stasiun three mid-latitude yaitu Jepang, Itali dan U.S (Colorado). Quickbird juga memperoleh data tutupan lahan atau kebutuhan lain untuk keperluan GIS berdasarkan kemampuan Quickbird untuk menyimpan data dalam ukuran besar dengan resolusi tertinggi dan medium-inclination, non – polar orbit.
Setelah meng-orbitselama 90 hari, Quickbird akan memperoleh citra dengan nilai resolusi, Panchromatic sebesar 61 cm dan Multispectral sebesar 2.44 meter. Pada resolusi 61 cm bangunan, jembatan, jalan-jalan serta berbagai infrastruktur lain dapat terlihat secara detail. Quickbird dapat digunakan untuk berbagai aplikasi terutama dalam hal perolehan data yang memuat infrastruktur, sumber daya alam bahkan untuk keperluan pengelolaan tanah (manajemen, pajak). Sedangkan untuk keperluan industri, citra Quickbird dapat memperoleh cakupan daerah yang cukup luas sebesar 16.5 km atau 10.3 mil. Satelit Quickbird, memperoleh gambar hitam dan putih dengan resolusi 61 cm dan gambar berwarna (4 band) dengan resolusi 2,44 m dengan luas permukaan sebesar 16,5 km x 16,5 km
Contoh Peta QuickBird
kelemahan nya adalah, sulitnya mendapatkan data
yang uptodate, dengan masa pesanan yang cukup lama, tidak ada garansi bebas
dari penutupan awan.
2. Ikonos
IKONOS diluncurkan
oleh SPACE IMAGING, Sebuah Perusahaan AS, pada tahun 1999. IKONOS
merupakan satelit komersial pertama dengan resolusi tinggi untuk kebutuhan
observasi bumi. Sebagai hasil dari deregulasi oleh Pemerintah AS, teknologi
satelit pengintai dialihkan penggunaannya untuk sipil dalam bentuk satelit IKONOS
ini, yang memiliki resolusi tinggi maksimal 82 cm. IKONOS dapat melakukan pencitraan atau mendapatkan gambar dari
seluruh dunia melalui multi sensor pankromatik dengan tingkat presisi yang
tinggi, berikut spesifikasi Ikonos
Tabel 1. Spesifikasi Ikonos
No
|
Uraian
|
Keterangan
|
1
|
Name of Satelite
|
IKONOS
|
2
|
Operating
Country
|
United States
|
3
|
Operating
Organization
|
DigitalGlobe. Inc
(United States
|
4
|
Satelite
Manufacture
|
Lockhead Martin
Corporation (United States
|
5
|
Launched
|
September 24, 1999
|
6
|
Revisit
Frequency
|
11 days
|
7
|
Revisit Time
|
3 days (in the even
that resolution is 1.0m)
|
8
|
Orbital
inclination
|
98º
|
9
|
Satelite Orbit
|
Polar Sun-syncronous
orbit
|
10
|
Satelite
Altitude
|
681 km
|
11
|
Over pass time
|
From around 10.30 am
to 11.00 am
|
kelemahan nya adalah, sulitnya mendapatkan data
yang uptodate, dengan masa pesanan yang cukup lama, tidak ada garansi bebas
dari penutupan awan.
3. Geoeye
GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang
pembuatannya disponsori oleh Google dan National Geospatial-Intelligence Agency
(NGA) yang diluncurkan pada 6 September 2008 dari Vandenberg Air Force Base,
California, AS. Satelit ini mampu memetakan gambar dengan resolusi gambar yang
sangat tinggi dan merupakan satelit komersial dengan pencitraan gambar
tertinggi yang ada di orbit bumi saat ini.
Satelit GeoEye-1 dilengkapi dengan teknologi yang
paling canggih yang pernah digunakan dalam sistem penginderaan jauh
komersial mampu menghasil citra dengan resolusi spasial 0,41 meter
pankromatik (hitam & putih) dan 1,65 meter citra
multispektral. Satelit GeoEye-1 memiliki kemampuan mengumpulkan data citra
hingga 700.000 kilometer persegi pankromatik (dan sampai 350.000 kilometer
persegi pan-multispektral) citra per hari ideal untuk proyek pemetaan
skala besar. GeoEye-1 mengorbit bumi 15 kali per hari terbang di
ketinggian 681 kilometer dengan kecepatan orbit sekitar 7,5 km / detik.
Contoh Peta Geoeye
kelemahan nya adalah, sulitnya mendapatkan data
yang uptodate, dengan masa pesanan yang cukup lama, tidak ada garansi bebas
dari penutupan awan.
4. World
View-2
WorldView-2 merupakan
satelit penghasil gambaran permukaan bumi dengan resolusi spasial 0.5 m (untuk citra pankromatik) dan 1.8 meter (untuk citra multispektral pada keadaan nadir) atau 2.4 meter (untuk citra
multispektral pada keadaan 200 off-nadir). WorldView-2 yang juga dimiliki oleh
DigitalGlobe, diluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009 dengan misi hidup sekitar
7.25 tahun. WorldView-2 dapat melakukan perekaman di permukaan bumi seluas 975
ribu km2 per hari-nya, serta dapat kembali ke tempat yang sama dalam
waktu 1.1 hari. Dengan kemampuan seperti itu, WorldView-2 merupakan sumber data
yang memberikan keadaan up-to-date
dari suatu wilayah.
Contoh Peta Worldview-2
kelemahan nya adalah, sulitnya mendapatkan data
yang uptodate, dengan masa pesanan yang cukup lama, tidak ada garansi bebas
dari penutupan awan.
5. Potret /Foto
Udara
Potret atau foto udara (data yang
direkam menggunakan wahana pesawat terbang dan bukannya satelit), mudah serta
cepat diperoleh, dan tentu saja murah.
Kebutuhan
akan data visual bukan lagi suatu hal yang sulit dewasa ini dan juga bukan
suatu hal yang mahal, seperti penyedia data visual Ikonos, Quick bird, Geoeye-1
tersebut dan kami menawarkannya dengan penggunaan tehnologi Foto/Potret Udara.
Penggunaan teknologi Foto Udara Small Format dengan UAV (unmanned aerial
vehicle) lazim digunakan dalam berbagai pekerjaan inventarisasi sumberdaya alam
di dunia pemetaan akhir-akhir ini.
Gambar Peta Foto Udara
Pemotretan
udara berwarna tanpa awak UAV (resolusi 0,2 meter berwarna) yang telah kita
konsultasikan ke Kemenhut bahwa metode pemotretan dibolehkan karena hasil lebih
tajam dan update. Hal ini disebabkan metoda ini memiliki beberapa keunggulan
antara lain:
·
Biaya operasional yang murah untuk area yang tidak terlalu luas,
·
Peralatan yang cukup
portable, dan
·
Cepat untuk mendapatkan data
B. KEBUTUHAN
DATA PETA RESOLUSI TINGGI
Selama data dan informasi perkebunan yang
disajikan dalam bentuk angka dan teks sedangkan peta dalam bentuk manual atau
skets-skets, maka berbagai informasi yang disajikan dalam alur tersebut sangat
tidak efisien dan membutuhkan SDM dan Dana yang tidak sedikit, tetapi
dalam alur informasi yang mengadopsi sistem GIS, informasi sudah di plot
dalam kerangka perencanaan dan penyajian yang sistematis seperti ilustrasi
berikut :
·
Penutupan
Lahan
·
Perencanaan
Penanaman
·
Sensus
Tanaman
·
Pengelolaan
dan Monitoring Penanaman
·
Perencanaan
Perawatan/Maintenance
·
Pengelolaan
dan Monitoring Perawatan
·
Perencanaan
Panen
·
Pengelolaan
dan Monitoring Panen
·
Monitoring
biaya operasi
·
Monitoring
pendapatan hasil Panen
·
Informasi
penyediaan hasil panen
·
Pengelolaan
Distribusi dan Angkutan/traksi
·
Perencanaan,
Pengelolaan, Monitoring Sarana dan Prasarana
Data adalah suatu informasi yang sangat mendasar
dalam pemanfaatan tehnologi GIS terutama dalam perancangan prototipe sistem GIS
yang akan dibangun, informasi dasar berupa data dibentuk dari keseragaman
informasi yang telah ada di perusahaan perkebunan saat ini, masih banyak dunia
perkebunan memanfaatkan dari data yang bersifat manual disajikan dengan tingkat
akurat yang rendah, sehingga menjadi tidak efektif dan efisien
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud
disusunnya Term Of Reference (TOR) Penggunaan Data Potret/Foto Udara Resolusi
Tinggi ini adalah memberikan gambaran atau penjelasan alternatif dari penyedia
data peta resolusi tinggi lainnya
seperti, satelit Ikonos, Quickbird maupun Geoeye-1, tentang rencana penggunaan atau pemanfaatan
data citra resolusi tinggi (high
resolution) oleh Perusahaan Pengguna.
Tujuannya
yang ingin dicapai adalah dengan biaya yang murah, dan ter-baru-kan/uptodate
tanpa adanya hambatan penutupan awan dan lamanya waktu proses order serta
pelaksanaan pekerjaan dalam pengambilan data citra resolusi tinggi tersebut,
sehingga pekerjaan dapat segera dilakukan seperti teridentifikasinya pola-pola
penggunaan dan pemanfaatan lahan eksisting sebagai dasar penyusunan data
spasial berkelanjutan yang uptodate yang dapat menggambarkan sejauh mana
perubahan kondisi areal.
Sementara
untuk dunia perkebunan, sesuai tujuan yang butuhkan oleh optimalisasi
pemanfaatan sumberdaya perkebunan maka data tersebut memiliki fungsi yang cukup
banyak, antara lain :
1. Fungsi perijinan :
a. Pengajuan
Ijin yang berkaitan dengan data spasial : Peta Areal (Konsesi), Peta Peruntukan
Lahan, Peta kerja (Afdeling, Blok Tanam, dll) dengan data luasan yang sangat
akurat.
b. Pengajuan
Ijin, seperti penentuan lokasi tanaman, Lokasi Pembangunan Pabrik PKS,
emplasemen, Lokasi aliran limbah.
c. Pengajuan
ijin HGU, Land Clearing, dll.
2. Fungsi Perencanaan :
a. Mengetahui
kondisi lahan yang ada sekarang (existing) untuk mengetahui sejauh mana sumber
daya lahan akan dapat direncanakan secara optimal.
b. Pembuatan
rancangan teknis kebun, meliputi rencana tata batas areal, bloking area,
rencana koridor / trase jalan, dan infra struktur lainnya.
c. Merencanakan
fase / tahap pekerjaan lapangan.
3. Fungsi Pelaksanaan Monitoring dan evaluasi :
a. Melaksanakan
pekerjaan yang telah digariskan berdasarkan SOP yang telah di tetapkan dalam
pekerjaan perkebunan.
b. Dalam hal pelaksanaan akan sangat memudahkan
monitoring kegiatan lapangan yang dipadukan dengan rencana atau data base di
kantor.
b. Setelah
diketahui kondisi melalui hasil monitoring, digunakan sebagai bahan evaluasi
kebijakan kebun.
Untuk lebih jelasnya dapat digambaran dalam
ilustrasi berikut :
Skema Adm Perkebunan
D. CAKUPAN WILAYAH KERJA
Tingkat ketelitian suatu pekerjaan Pelaksanaan Pemotretan Udara ditentukan oleh ketersediaan waktu, tenaga,
alat,
sarana, sumber data serta kemampuan
teknologi dan kapabilitas
tenaga
ahli dalam memahami kondisi
lingkungan alam dalam waktu yang sangat
terbatas. Tingkat ketelitian juga berhubungan
erat
dengan rencana kegunaan
dari data hasil survey tersebut.
Berdasarkan batasan-batasan tersebut diatas, maka pada tahap
ini pelaksanaan pekerjaan pemotretan
udara dilakukan dalam cakupan minimal luas wilayah 1.000 Ha, 2,000 Ha dan
seterusnya, kemudian selanjutnya berdasarkan peta dasar yang di serahkan oleh
pihak pengguna jasa untuk di laksanakan pekerjaan pemotretan udara.
E.
Kebutuhan dan Akuisisi Data
Kebutuhan data adalah berasal dari
pengambilan data peta melalui potret udara dengan menggunakan pesawat tanpa
awak UAV (resolusi
0,2 meter), sementara akuisisi data berasal dari data perkebunan yang
akan disesuaikan dengan output dari potret udara untuk kebutuhan pengguna.
II. METHODOLOGI
A. PERALATAN WAHANA PENGAMBILAN
DATA
Jenis Pesawat : Fixed Wing Tanpa Awak (Unmanned Aerial
Vihicle)
MTOW : 7 Kg
Max Payload : 2500 gram
Wingspan : 1500 mm
Fuselage : 110 mm
Engine : Elektrik Brushless motor 1000W
Power : Baterai Li Po 10000 -18000 mAh 22.2V
Max Speed : 120 km/jam.
Operation speed : 60-80 km/jam.
Endurance : 15-30 menit
Max Crosswind : 30 Km/jam.
Take off : Launcher.
Landing : Rumput, jalan tanah dan net landing (jaring).
Sistem kendali : AutoPilot dan RPV yang dilengkapi :
Hold
altitude
Auto
Return To Base for emergency.
Wahana UAV (Unmanned Aerial Vehicle)/Pesawat
Tanpa Awak dan dikendalikan dengan Autopilot/RPV, Digital Kamera resolusi Tinggi
terkalibarsi. Sistem Navigasi PeSistem Penentu Posisi (GPS Geodetik) untuk
Ground Control Point
B. PERALATAN PEMOTRETAN
Kalibrasi Kamera Digital. Metoda Simple Grid
Dot atau Ceilling Kontrol Obyek. Pembuatan Peta Rencana Jalur Terbang. Pemotretan
Udara dengan Kamera Digital dan UAV Dengan Resolusi Mak 0,2M, Ukuran Pixel (Ground Pixel Resolution) 0.15M, Tinggi Terbang 250-350 m tergantung
ketinggain groundGround Control dengan BM dan Pre Mark dengan ketelitian ± 5 mm
Overlap 50% dan Sidelap 30%.
C, PERALATAN PENGOLAH DATA
Dalam rangka pengolahan
data potret
udara dengan menggunakan pesawat tanpa awak UAV
(resolusi 0,2 meter) menggunakan
peralatan/software adalah sebagai
berikut :
·
Komputer dengan spesifikasi :
CPU : Core i7, HDD 1 T, Ram 4 Gb dst.
·
Software Photogrametry :
Agishoft, Enzo Mosaic UAV, Calcam, Seamline Editor
·
Software Pemetaan : Arcgis
9.3 dan Arcview 3.3
·
Peralatan Pencetak Data :
Plotter A0 with HDD, Printer A3 dst.
D. SUMBER DAYA MANUSIA
Untuk melakukan pekerjaan pengambilan potret udara menggunakan
pesawat tanpa awak UAV (resolusi 0,2 meter), jumlah tenaga / SDM yang dimiliki
sebanyak 3 (empat) orang dengan lama pekerjaan sebagai berikut :
- Untuk 1.000 ha, Pemotretan 1 sd 3 hari,
proses data 5 hari
- Untuk 3.000 ha, Pemotretan 2 sd 5 hari,
prose data 10 hari.
- Untuk 10.000 ha, Pemotretan 7 sd 14 hari,
proses data 20 hari. Dst
III. PENGAMBILAN DAN
PENGOLAHAN DATA
A. PENGAMBILAN DATA POTRET UDARA
1. Persiapan
Lapangan
Pekerjaan yang
dilakukan pada tahap ini terdiri dari pembentukan dan konsolidasi Team
Pelaksana. Team Pelaksana dipimpin oleh
seorang Ketua Team dari pelaksana pekerjaan (konsultan) yang membawahi Asisten/mandor lapangan
yang mengetahui secara detail lokasi kebun yang akan di lakukan pemotretan. Pada tahap ini dilakukan pembagian tugas
kepada masing maing tenaga yang telah dibentuk,
Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung sesuai dengan keahlian masing-masing
untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang optimal dan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditentukan.
Selain itu, koordinasi diantara pihak pihak yang telah ditunjuk harus
berjalan dengan baik
2. Pelaksanaan Pekerjaan Pemotretan
Pengambilan data potret udara dengan menerjunkan team yang telah
dibentuk sebelumnya ke lokasi calon
pemotretan yang telah ditentukan sebelumnya, baik itu jadwal dan lokasnya
dengan menggunakan pesawat tanpa awak FlyWing UAV yang dilengkapi Small Camera
12 MP, dengan system kendali dan monitor Long Rabfe Remote Controle, dan
Autopilot & GCS, lama waktu pengambilan data tergantung pada kondisi alam,
misalnya cuaca hujan, Angin kencang dan
lain sebagainya yang menghambat penerbangan, di luar kondisi tersebut dapat
dilakukan tanpa halangan berarti.
B. PENGOLAHAN DATA CITRA
Pada tahap ini,
pekerjaan yang dilakukan terdiri dari pengumpulan dan pengolahan data,
melakukan koordinasi dan konsultasi dengan seluruh team yang membantu pelaksana
an pekerjaan. Setelah data dan informasi
terkumpul, pekerjaan selanjutnya dilakukan pembuatan disain database dan peta.
Pekerjaan berikutnya
adalah melakukan analisis terhadap peta dan database serta melakukan revisi
sesuai dengan kebutuhan. Pembuatan peta
dan database perkebunan dilakukan sesuai dengan disain yang telah dibuat. Software
yang digunakan dalam bagian Photogrametry
yaitu Agishoft, Enzo Mosaic UAV, Calcam,
Seamline Editor
Sementara untuk
pembuatan peta dan untuk menampung dan mengelola data spasial dan tabular
adalah ArcGIS versi 9.3 dan ArcView versi 3.3.
serta software pendukung
lainnya.
Adapun tahapan
tahapan pengolahan data secara umum sebagai berikut :
1. Composite
Komposit
citra adalah proses penggabungan 3 atau lebih saluran menjadi citra baru yang
mampu menampilkan keunggulan dari saluran-saluran penyusunnya. Digunakan
komposit citra ini dikarenakan oleh keterbatasan mata yang kurang mampu dalam
membedakan gradasi warna dan lebih mudah memahami dengan pemberian warna.
Pada citra
multispektral yang terdiri dari banyak saluran, apabila hanya menampilkan satu
saluran saja maka citra yang dihasilkan merupakan gradasi rona. Dan mata
manusia hanya bisa membedakan objek yang menonjol pada suatu saluran, objek yang
lain maka kita sulit untuk mengidentifikasinya. Oleh sebab itu pada citra
komposit ini, hasilnya kita akan lebih mudah mengidentifikasi suatu objek pada
citra.
2. Mosaic
Mosaicking merupakan proses penggabungan dari beberapa citra sehingga
terlihat utuh. Potongan citra dapat gabung menjadi satu scene atau penggabungan
dari beberapa scene. Sehingga, citra yang terdiri dari beberapa file setelah
kita mosaicking menjadi satu file. Pada proses mosaicking juga bisa dilakukan
cutline (pemotongan) sesuai batas area yang kita inginkan.
3. Interpretasi Citra
Citra Potret Udara memiliki beberapa kelebihan dalam analisis spasial
secara detail karena resolusi spasialnya yang tergolong tinggi yaitu sebesar
0,2 meter, sehingga mampu menampilkan tampilan penutup lahan yang sangat baik
dan detail.
Disamping itu Potret Udara
memberikan keseimbangan yang ideal antara resolusi tinggi dan luas area
cakupan. Daerah cakupan tersebut merupakan asset kunci untuk aplikasi seperti
dalam pemetaan, perencanaan wilayah kota dan pedesaan, eksplorasi pertambangan,
batubara, minyak dan gas serta manajemen
atau mitigasi bencana juga bagi tata kelola perkebunan.
4. Unsur Ukuran Pada
Interpretasi Citra
Ukuran
adalah atribut obyek yang meliputi jarak, luas, volume, ketinggian tempat dan
kemiringan lereng. Ukuran merupakan faktor pengenal yang dapat digunakan untuk
membedakan obyek-obyek sejenis yang terdapat pada foto udara sehingga dapat
dikatakan bahwa ukuran sangat mencirikan suatu obyek. Obyek pada foto udara
dapat diketahui ukurannya dengan membandingkan dengan skala yang terdapat pada
foto udara.
Beberapa
obyek yang dapat dikenali dari ukuran-ukuran yang berbeda misalnya:
a. Ukuran bangunan
Ukuran dan bentuk bangunan untuk pemukiman memiliki ukuran yang berbeda
seperti ukuran bangunan sekolah, perkantoran dan pabrik. Pos jaga dn lain
sebagainya. Permukiman pendudukan memiliki ukuran yang lebih kecil dari
bangunan sekolah dan perkantoran, dan seterusnya
b. Pola
tanam pada tanaman di lahan perkebunan.
Kebun
kelapa, kebun karet, kebun kopi, kebun kelapa sawit dapat dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan
polanya yang teratur, yaitu dari pola dan jarak tanamannya.
C. PROSES KELUARAN
Proses pekerjaan
pengambilan data potret udara dengan output hasil pengambilan yang telah
melalui proses Geografi Information Sistem berupa peta skala 1 : 1.000 dan Peta
Skala 1 : 5.000.
Ukuran dan
bentuk atribut obyek yang meliputi jarak,
luas, volume, ketinggian tempat dan kemiringan lereng dapat digambarkan secara
detail dengan potret udara dan dengan menggunakan penghitungan dan analisa
software GIS. Ukuran merupakan faktor pengenal yang dapat digunakan untuk
membedakan obyek-obyek sejenis yang terdapat pada foto udara sehingga dapat
dikatakan bahwa ukuran sangat mencirikan suatu obyek. Obyek pada foto udara
dapat diketahui ukurannya dengan membandingkan dengan skala yang terdapat pada
foto udara.
D. PEMANFATAAN DATA POTRET UDARA
Peta Potret udara
yang dihasilkan berupa informasi yang harus diolah dan dikembangkan lagi agar
menjadi data data yang diperlukan bagi perkebunan. Data dan informasi yang disajikan pada peta
dan database secara garis besar adalah :
·
Data/Peta Topografi (Kontur tajuk)
·
Data/Peta Luasan Areal Tanam dan Non Tanam dalam blok blok,
·
Data/Peta Penutupan lahan lingkungan;
·
Data/Peta Sarana dan prasarana seperti kantor kebun, afdeling
·
Data/Peta Infrastruktur, baik jalan, maupun parit,
dari data peta
tersebut dibuatlah rancangan perkebunan dengan Kebutuhan data dalam perancangan prototipe GIS diperkebunan
dapat diilustrasikan antara lain meliputi :
1. Divisi Planning and Survey Department
·
Peta
Kesesuaian Lahan
·
Peta
Tata Ruang (Blok, Afdeling)
·
Peta
Topografi
·
Peta
Infrastruktur Transportasi
·
Peta
Sarana dan Prasarana Umum dan Sosial
·
Peta
Pengairan/Drainage
2. Divisi Agronomi
Department
·
Data/Peta
Sebaran Tanaman
·
Data/Peta
Areal Non Tanam
·
Data/Peta
Perencanaan dan Monitoring Pemupukan
·
Data/Peta
Perlakuan Pemupukan terhadap tanaman
·
Data/Peta
Perawatan Tanaman
·
Data/Peta
Panen (Rotasi Panen)
·
Data/Peta
Riwayat Serangan Hama dan Penyakit
·
Data/Peta
Pola Penanggulangan serangan Hama dan
Penyakit
·
Data/Peta
Tingkat Produksi
3. Devisi Tehnik
(Traction)
·
Data/Peta
Pengangkutan Hasil Panen
·
Data/Peta
Penggunaan Alat Berat dan Alat Transportasi
·
Data/Peta
Jalur Sarana dan Prasarana Angkutan
Untuk kebutuhan data lainnya dapat disesuaikan
dengan kebutuhan antar departement dan atau melakukan perubahan terhadap
kebutuhan data yang akan ditampilkan dan dibutuhkan oleh manajemen dalam
menganalisa kemajuan kebun. Kebutuhan
Data yang akan di tampilkan harus segera di simpulkan sedetail mungkin arah dan
tujuan data dan dapat di kordinasikan dengan perancang system, agar
system yang dihasilkan dapat dipergunakan untuk jangka panjang, sehingga dapat
mempercepat alur informasi nantinya.
E. BIMBINGAN
DAN PELATIHAN
Bimbingan
dan pelatihan akan diberikan kepada pelaksana tugas/operator perkebunan agar
dapat memanfaatkan data potret udara tersebut secara maksimal dan optimal
IV PENUTUP
Dengan disusunnya Term Of Reference (TOR) Potret Udara dengan harapan agar dapat memberikan gambaran
/ penjelasan tentang penggunaan dan pengolahan data citra Potret Udara dengan
menggunakan Fixed Wing Tanpa Awak
(Unmanned Aerial Vihicle), lebih murah, dan cepat dan lebih akurat dan
terbaru/up to date, dibandingkan dengan pemanfatan citra resolusi tinggi
satelit, yang mebutuhkan waktu lebih lama, dan ketergantungan terhadap cuaca
dan penutupan awan sangat tinggi, yang sangat berguna bagi dunia
perkebunan.